Sabtu, April 20, 2024

Ekspor Kerajinan Bali Sepi Akibat Krisis Ekonomi Global

Kerajinan bambu Bali--ANTARA/Nyoman Budhiana
Kerajinan bambu Bali–ANTARA/Nyoman Budhiana

Pengusaha ekspor aneka kerajinan Bali Made Tama mengatakan, aneka kerajinan berbahan baku bambu buatan masyarakat Bali sejak awal tahun 2015 sepi pembelinya. Akibatnya terjadi penurunan ekspor kerajinan tersebut.

“Perdagangan aneka kerajinan berbahan baku bambu lesu terakhir ini, terutama ke Amerika Serikat, Jepang maupun Australia, sehingga hasil penjualannya relatif rendah,” kata Made di Gianyar, Senin (20/7).

Pengrajin agak berkurang aktivitasnya untuk membuat aneka kerajinan berbahan baku bambu, apalagi sekarang ini dalam suasana hari raya Galungan dan Kuningan di Bali, disamping itu pesanan yang diterima dari mitra bisnis luar negeri juga sedikit.

“Memang masih ada pesanan berupa tempat tidur, kursi malas maupun lemari yang sepenuhnya berbahan baku bambu, tetapi jumlahnya sangat sedikit dan dapat dipastikan perolehan devisanya juga berkurang drastis,” katanya.

Dampak krisis ekonomi global, kata Made, masih dirasakan masyarakat dunia, terutama negara Adidaya yang merupakan pengimpor utama kerajinan Bali. Hal itu mempengaruhi perdagangan luar negeri barang kerajinan ke pasar ekspor.

“Banyak pengrajin bambu istirahat karena tidak ada pesanan dari luar. Walaupun ada, jumlahnya sedikit sehingga dapat dikerjakan dalam waktu singkat,” kata Made seperti dikutip Antara

Namun, dia menegaskan bahwa soal rendahnya ekpor bukan karena desain atau rancangan aneka kerajinan bambu yang tidak berkenan di hati konsumen, akan tetapi karena kondisi ekonomi yang belum pulih total.

Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Disperindag Bali, Made Suastika membenarkan kondisi pasar maancanegara terhadap hasil kerajinan berbahan baku bambu cenderung lesu sehingga perolehan devisanya juga melorot hingga 61% awal 2015.

Pengusaha Pulau Dewata hanya mampu memperdagangkan sebanyak 3,7 juta pcs aneka kerajinan bambu selama Januari-Juni 2015 bernilai hanya US$ 4.7 juta, menurun hingga 61% jika dibandingkan periode sama 2014 mencapai 12,4 juta dolar.

“Mudah-mudahan kondisi itu hanya bersifat sementara sehingga menjelang akhir tahun saat masyarakat merayakan pergantian tahun, yang didahului dengan perayaan Natal 2015 keperluan rumah tangga ini akan bertambah banyak memasuki pasar ekspor,” kata Made.[*]

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.