Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memperkirakan defisit neraca transaksi berjalan di kuartal II 2015 akan mengecil menjadi di bawah 2,3 persen dari Produk Domestik Bruto. Jumlah tersebut setara dengan US$ 5 miliar.
Ia mengatakan kondisi tersebut menunjukkan berjalannya reformasi struktural perekonomian Indonesia. “Mengingat jika dibandingkan kuartal II 2014 dan 2013, defisit transaksi berjalan saat itu masing-masing mencapai 4,2 persen dan 4,4 persen dari PDB,” katanya di Jakarta, Jumat.
Agus mengatakan turunnya defisit transaksi berjalan ini dipengaruhi perolehan surplus neraca perdagangan berturut-turut dalam beberapa bulan terakhir.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Juni 2015 meraih surplus US$ 477 juta. Angka tersebut sebenarnya turun dibandingkan surplus neraca perdagangan pada Mei sebesar US$ 950 juta. Sedangkan pada April 2015, surplus perdagangan sebesar US$ 454 juta.
Hingga akhir 2015, BI menargetkan defisit neraca transkasi berjalan dapat ditekan hingga di bawah 2,5 persen terhadap PDB.(ANTARA)