Sabtu, Juli 27, 2024

Dampak Pertambahan Penduduk Pada Lingkungan

Sejumlah siswa SD Aswaja melihat pemilahan sampah di Bank Sampah, Sukun, Malang, Jawa Timur, Rabu (15/4)/ANTARA
Sejumlah siswa SD Aswaja melihat pemilahan sampah di Bank Sampah, Sukun, Malang, Jawa Timur, Rabu (15/4)/ANTARA

Memperingati Hari Kependudukan Dunia (World Population Day) pada 11 Juli lalu, kita disadarkan kenyataan bahwa saat ini laju pertumbuhan populasi manusia di bumi  sulit untuk dibendung. Pada 2011 saja Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat populasi dunia mencapai 7 milyar manusia dan diperkirakan akan meningkat tajam melebihi 9 milyar pada 2050.

Salah satu dampak dari laju pertumbuhan populasi manusia adalah maraknya aktivitas pembangunan permukiman yang sering kali tak mengindahkan aspek keseimbangan alam. Ruang Terbuka Hijau (RTH) sudah makin berkurang, digantikan dengan perumahan, perkantoran, serta bangunan lainnya. Sebagai contoh, dalam master plan RTH Kota Bandung 2012 hingga 2032 disebutkan bahwa total luas RTH Kota Bandung pada 2011 adalah 1.910,49 hektare atau 11,43% dari luas kota (bplh.bandung.go.id). Sedangkan RTH DKI Jakarta pada 2014 adalah seluas 149,18 hektare dari total luas DKI Jakarta, yaitu 66.233 hektare (bplhd.jakarta.go.id). Padahal, berdasarkan UU No 26/2007 tentang Penataan Ruang, setiap kota/kabupaten harus memiliki RTH seluas 30% di wilayahnya.

RTH memiliki fungsi ekologis yang penting, yakni untuk meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir, mengurangi polusi udara, dan menurunkan suhu. Karena daerah resapan air makin berkurang, berbagai permasalahan seperti krisis air bersih dan banjir pun menjadi hal yang lazim terjadi di daerah-daearah perkotaan.

Bertambahnya jumlah penduduk juga meningkatkan produksi sampah. Data World Bank pada 2010 mencatat manusia memproduksi sampah sebanyak 2,5 juta ton/hari. Angka itu setara dengan berat 193 ribu Gajah Afrika. Sampah-sampah ini selain menjadi sumber penyakit dan merusak keindahan, juga menjadi ancaman baru bagi spesies langka dan terancam punah yang sering mengiranya sebagai makanan.

Demikian kompleknya permasalahan yang timbul akibat ledakan populasi manusia, sudah seharusnya berbagai pihak peduli dan mencarikan solusi terbaik agar kelangsungan hidup manusia di bumi dapat berlanjut terus. Kita sebagai individu ikut bertanggung jawab atas tekanan yang dialami oleh lingkungan karena aktivitas kita sehari-hari sangat berpengaruh kepada kondisi lingkungan.

Maka tak dapat ditunda lagi, setiap individu harus mulai menerapkan gaya hidup hijau sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kondisi lingkungan hidup yang makin memprihatinkan. Kebiasaan seperti menghemat air, memilah sampah, menanam pohon atau menghijaukan kembali kawasan kritis, serta mengurangi penggunaan kantong plastik, merupakan aksi nyata untuk mengurangi tekanan yang dialami oleh bumi akibat populasi manusia yang makin bertambah. Gaya hidup hijau ini berdampak lebih luas lagi jika ditularkan ke orang lain.[*]

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.