Gelombang panas menerjang Pakistan. Suhu panas di Pakistan mencapai 43 hingga 45 derajat Celcius. Menurut siaran pers pemerintah Pakistan, korban jiwa di Karachi mencapai 1.250 orang. Korban jiwa diperkirakan akibat dehidrasi.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di Pakistan. Kira-kira satu bulan sebelumnya, India, tetangga Pakistan dilanda gelombang panas yang juga menimbulkan ribuan korban jiwa.
Menurut laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang dikutip WWF, perubahan iklim menjadi penyebab terjadinya gelombang panas. Hal tersebut juga meningkatkan kemungkinan terjadinya gelombang panas di beberapa tempat di dunia. Beberapa kawasan yang berpotensi dilanda gelombang panas adalah Eropa, Asia, serta Australia.
Menurut Menteri Ilmu Pengetahuan Kebumian India Harsh Vardhan, gelombang panas di India diakibatkan perubahan iklim.”Ini bukan gelombang di musim panas biasa,” tutur Harsh Vadan.
Ahli Perubahan Iklim Universitas Pennsylvania, Michael Mann yakin kejadian gelombang panas di lokasi-lokasi tertentu kemungkinan terkait dengan perubahan iklim yang disebabkan manusia.
Gejala alam ekstrem bisa terjadi dalam bentuk lain di Indonesia. Salah satu studi bersama Institut Teknologi Bandung bersama American Red Cross dan Palang Merah Indonesia, menunjukkan kemungkinan gejala alam ekstrem yang diprediksi dialami Indonesia pada 2035. Beberapa di antaranya, pengurangan air tanah, suhu yang naik dua derajat celcius dibandingkan suhu di 2012, curah hujan meningkat, dan naiknya permukaan laut.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Thomas Djamaluddin mengatakan bahwa gelombang panas seperti yang terjadi di India tidak akan terjadi di Indonesia. Menurut Thomas Djamaluddin, dinamika atmosfer Indonesia dan India berbeda.
Menurut Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik, Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika, Fachri Radjab, aliran udara panas di India minim kemungkinan terjadi di Indonesia. Selain itu, Eddy Hermawan peneliti senior Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional Indonesia memiliki keuntungan, yakni dengan memiliki wilayah perairan yang luas.
Karakter wilayah peraian ini yang dapat membuang panas. Anomali hembusan angin monsun di wilayah utara India terjadi karena ada pembalikan arah angin dan pengurangan kelembapan. Hal ini yang berpengaruh pada kekeringan. [*]