Jumat, Desember 26, 2025

Healing ke Mana-Mana: Saat Pulih Diri Berubah Jadi Konsumerisme

Chelsea Nur
Chelsea Nur
Mahasiswa semester 1 UIN Jakarta. Jurusan Psikologi
- Advertisement -

Menjelang musim liburan, satu kata kembali mendominasi ruang percakapan publik: healing. Pergi ke pantai, staycation di pegunungan, hingga membeli produk self-care kerap dipahami sebagai cara “memulihkan diri” dari lelah mental akibat rutinitas kerja, studi, dan tekanan sosial. Media sosial pun dipenuhi narasi liburan yang dibingkai sebagai bukti keberhasilan mengelola kesehatan mental.

Namun, di balik popularitasnya, muncul pertanyaan yang patut diajukan: apakah praktik healing ini benar-benar mencerminkan proses pemulihan psikologis, atau justru menjadi bentuk pelarian emosional yang dikemas dalam budaya konsumsi?

Healing sebagai Budaya Populer

Dalam beberapa tahun terakhir, healing mengalami pergeseran makna yang signifikan. Penelitian Makna “Healing” dalam Budaya Pop Milenial dan Gen Z menunjukkan bahwa generasi muda cenderung memaknai healing sebagai aktivitas rekreatif, seperti traveling, nongkrong, dan self-care yang lebih identik dengan konsumsi.

Healing dalam konteks ini tidak lagi sekadar pengalaman individu, melainkan juga performatif. Ia perlu “terlihat”, dibagikan, dan mendapatkan pengakuan sosial. Media sosial memperkuat kecenderungan tersebut dengan menjadikan pengalaman liburan sebagai simbol kesuksesan, kebahagiaan, dan bahkan stabilitas mental. Akibatnya, healing bergeser dari proses internal menjadi gaya hidup visual.

Konsumerisme Emosional dan Ilusi Pemulihan

Fenomena ini berkaitan erat dengan apa yang disebut sebagai konsumerisme emosional. Studi Fenomena Healing dan Self-Love Generasi Z dalam Tinjauan Psikoterapi mencatat bahwa praktik healing sering digunakan sebagai mekanisme coping yang bersifat instan. Aktivitas konsumtif membeli pengalaman, perjalanan, atau barang dipilih karena mampu memberikan rasa senang dan lega dalam jangka pendek.

Masalahnya, kepuasan semacam ini sering kali tidak menyentuh akar persoalan psikologis. Ketika stres, cemas, atau kelelahan emosional hanya direspons dengan konsumsi, healing berisiko berubah menjadi pola hedonistik yang berulang: merasa lelah, lalu “healing”, merasa lega sesaat, kemudian kembali ke tekanan yang sama.

Dalam konteks ini, healing bukan lagi pemulihan, melainkan penundaan menghadapi masalah.

Antara Adaptasi Sehat dan Pelarian Emosional

Meski demikian, penting untuk tidak melihat budaya healing secara hitam-putih. Penelitian Budaya “Healing” sebagai Respons Lingkungan Sosial Mahasiswa terhadap Stres Akademik menunjukkan bahwa aktivitas healing juga dapat berfungsi sebagai strategi adaptif, terutama ketika dilakukan secara sadar dan kolektif. Liburan, berkumpul, atau istirahat sejenak dari rutinitas dapat membantu individu mengurangi stres jika didukung oleh relasi sosial yang sehat dan kesadaran emosional.

Namun, penelitian yang sama menegaskan bahwa healing kehilangan maknanya ketika hanya dijadikan pelarian. Tanpa refleksi, pengelolaan emosi, dan upaya memahami sumber stres, healing berisiko menjadi rutinitas konsumsi yang kosong secara psikologis.

Berbagai temuan menunjukkan bahwa budaya healing hari ini berada di antara kebutuhan pemulihan mental dan jebakan konsumerisme emosional. Liburan dan self-care memang membantu meredakan stres, tetapi tidak bisa menggantikan proses pemulihan psikologis yang mendalam.

- Advertisement -

Healing yang sehat bukan soal pergi jauh atau mengonsumsi banyak hal, melainkan tentang berhenti sejenak, merefleksikan diri, dan jujur menghadapi emosi. Tanpa itu, healing hanya menjadi pelarian, bukan pemulihan.

Chelsea Nur
Chelsea Nur
Mahasiswa semester 1 UIN Jakarta. Jurusan Psikologi
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.