Selasa, April 30, 2024

Mempertahankan Sifat Shiddiq dalam Berbisnis

Dela
Dela
Mahasiswa IAIN jember

Sebagai manusia yang ingin bertahan hidup tentunya kita harus mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan hidup kita juga untuk menafkahi keluarga kita, dan bekerja adalah hal yang wajib dilakukan untuk mencukupi kebutuhan tersebut, berbisnis merupakan salah satu cara dalam melakukukan kegiatan memenuhi kebutuhan tersebut, bisnis merupakan cara yang cepat dalam mendapatkan rupiah, akan tetapi di era globalisasi dan persaiangan yang serba ketat mecakup semua lini kehidupan yang disertai dengan naiknya segala bentuk kebutuhan manusia mulai dari sandang pangan dan papan, tentunya akan mempengaruhi akhlak manusia untuk mencari nafkah, sehingga  banyak hal – hal yang tidak patut dilakukan pebisnis untuk dapat cepat mendapatkan keuntungan tanpa memperhatikan orang lain atau apa itu akan berakibat buruk kepada orang lain atau tidak,   rasa tamak ,monopoli dan duniawi melunturkan akhlak dan kejujuran luntur seperti tertelan bumi.

Sebagai muslim tentunya kita tau bahwa sifat shiddiq harus di junjung tinggi karena Siddiq merupakan hakikat kebaikan yang memiliki dimensi yang luas, karena mencakup segenap aspek keislaman. Hal ini tergambar dalam firman Allah SWT: “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.Mereka itulah orang-orang yang benar imannya (yakni bersifat siddiq); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. ” (QS Al-Baqarah: 177). Ayat ini digambarkan dimensi yang mencangkupi oleh siddiq yaitu meliputi keimanan, menginfakkan harta yang dicintai, mendirikan shalat, menunaikan zakat, menepati janji, bersabar dalam kesulitan, juga merupakan perintah rasulallah SAW untuk bersifat shiddiq Hal ini dikatakan oleh Abu Sufyan ketika bertemu dengan raja Hiraklius: “Apa yang dia perintahkan pada kalian?” Abu Sufyan menjawab: “ Untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, meninggalkan semua ajaran nenek moyang, mendirikan shalat, bersikap siddiq ( jujur / benar), bersopan santun dan menyambung tali persaudaraan.

Bisnis dalam islam tidaklah dilarang bahkan sangat dianjurkan seperti yang dicontohkan  nabi Muhammad dan para sahabat  bahkan dari bisnis-bisnis tersebut dapat memberikan banyak manfaat bagi banyak orang bukan hanya dirinya sendiri, berbisnis dalam islam memang sangat dianjurkan akan tertapi harus dilakukan dengan cara yang halal dan bukan  menghalalkan segala cara, serta tidak melanggar batasan – batasan dan koridor yang berlaku serta harus mematuhi etika – etika bisnis dalam islam sebab orientasi bisnis dalam islam bukan hanya untuk menguntungkan satu pihak saja melainkan harus dapat menguntungkan untuk orang lain yang terlibat dalam bisnis tersebut secara langsung maupun tidak langsung dan bisnis islam harus mengetahui tentang macam – macam riba, hak dan kewajiban dalam islam , fiqih muamalah jual beli serta hukum ekonomi syariah dalam islam.

Seperti yang sudah disebutkan bahwa berbisnis dalam islam haruslah tidak menguntungkan satu pihak saja akan tetapi juga harus melihat efek yang ditimbulkan kepada orang lain atau pihak yang bersangkutan dalam bisnis yang dijalani, disinalah sifat shiddiq ( kejujura ) dan transparansi sangat diperlukan agar tindakan dalam berbisnis yang dilakukan jangan sampai menimbulkan efek negatif  kepada orang lain apalagi sampai membahayakan kesehatan orangl lain, bahkan allah swt sangad memuji orang – orang yang bersifat shiddiq baik dari kaum mukminin maupun mukminat bahkan allah menjanjikan ampunan dan pahala yang besar kepada mereka melalui firmannya  “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar , laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. “(QS Al-Ahzab: 35). Dan dari sebuah hadis rasulullah bersabda  “ penjual dan pembeli keduanya bebas belum terikat selagi mereka belum berpisah, diberkahi jual beli itu, tetapi jika menyembunyikan dan berdusta maka terhapuslah berkah jual beli tersebut”. Dari hadis tersebut kita bisa mengambil kesimpulan bahwa sifat shiddiq dalam jual beli akan memberikan keberkahan bagi kedua belah pihak.

Oleh karena itu sebagai muslim yang berakaidah patutlah kita terus menjunjung tinggi sifat shiddiq dalam berbagai macam aspek kehidupan sebab dengan menjunjung tinggi sifat kejujuran kita dapat terus mendekatkan diri kepada allah swt, karena sebagai manusia kita tau bahwa dunia ini hanya sementara ada akhirat yang menanti kita dan niscaya apa yang kita perbuat pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal dari allah swt, oleh karena itu janganlah kita di perbudak oleh dunia jangan sampai apa yang kita lakukan demi rupiah dapat merugikan orang lain, junjung lah terus akhlak  dan kejujuran kita agar kita bisa hidup damai di dunia dan di akhirat

Dela
Dela
Mahasiswa IAIN jember
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.