Sabtu, Mei 4, 2024

Queens Of Tears: Memaknai Pentingnya Komunikasi dalam Pernikahan

Awwalin Rosita Aisyahtunnisa
Awwalin Rosita Aisyahtunnisa
Ilmu Lingkungan Universitas Sebelas Maret

Fenomena Drama Korea telah merambah jauh ke seluruh penjuru dunia, dan Indonesia tidak terkecuali dari gelombang kepopuleran ini. Sejak awal tahun 2000-an, pesona drama-drama Korea telah mengakar kuat di hati masyarakat Indonesia, menjelma menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya hiburan lokal.

Keindahan dan daya tarik drama Korea tidak hanya terletak pada alur cerita yang menarik, tetapi juga pada pengembangan karakter yang mendalam. Setiap tokoh dalam drama Korea dibangun dengan lapisan-lapisan kompleks yang membuat penonton terhubung secara emosional dan mengikuti perjalanan mereka dengan antusiasme tinggi.

Saah satu drama yang sangat kompleks yaitu “Queen Of Tears” dimana drama tersebut menunjukkan kompleksitas dalam kehidupan pernikahan, dengan fokus pada kurangnya komunikasi antara kedua tokoh utamanya. Drama ini menyoroti bagaimana kurangnya komunikasi dapat menghasilkan konflik dan kesalah pahaman dalam hubungan.

Drama tersebut, menyajikan berbagai gambaran yang realistis tentang pernikahan yang dilanda masalah komunikasi. Kedua tokoh utama menghadapi kesulitan dalam berbicara satu sama lain, menyebabkan ketidakpahaman, rasa frustrasi, dan perasaan terluka yang dalam.

Dalam drama “Queen of Tears”, peran utama dimainkan oleh Baek Hyun Woo yang diperankan oleh Kim Soo Hyun dan Hong Hae In yang diperankan oleh Kim Ji Won. Mereka memulai kisah cinta ketika Hae In bergabung sebagai karyawan magang di perusahaan keluarganya.

Hae In dan Hyun Woo adalah pasangan yang memulai pernikahan mereka dengan dasar cinta yang kuat, diawali dengan impian dan harapan yang tinggi. Mereka saling berjanji untuk saling mendukung satu sama lain dalam suka maupun duka, dan berkomitmen untuk membangun masa depan yang bahagia bersama-sama.

Namun, ketika masalah-masalah timbul dalam pernikahan mereka, Hae In dan Hyun Woo seringkali gagal untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran mereka secara terbuka dan jujur. Mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing atau terlalu takut untuk menyakiti satu sama lain, akibatnya, jarak antara mereka semakin membesar, menyebabkan ketidakpahaman, kesalahpahaman, dan akhirnya, pertentangan yang mendalam.

Meskipun mereka berdua masih saling mencintai satu sama lain, kurangnya komunikasi yang efektif mulai merusak ikatan emosional antara Hae In dan Hyun Woo. Perasaan kesepian, frustrasi, dan kekecewaan mulai muncul, merusak fondasi yang mereka bangun bersama-sama.

Namun, ada harapan dalam kisah Hae In dan Hyun Woo ketika hubungan mereka mulai membaik setelah keduanya berani untuk saling jujur dengan perasaan masing-masing. Ketika mereka akhirnya membuka diri dan mengungkapkan kekhawatiran, ketakutan, dan keinginan mereka dengan tulus. Melalui komunikasi yang lebih terbuka dan jujur, Hae In dan Hyun Woo mulai menemukan pemahaman yang lebih dalam tentang satu sama lain.

Selain itu, penyakit yang diderita oleh Hae In juga menjadi pemicu penting dalam perubahan ini. Kesadaran akan singkatnya waktu yang tersisa dan pentingnya menghargai setiap momen bersama memperkuat ikatan emosional antara mereka. Hyun Woo menyadari bahwa ia tidak ingin meninggalkan Hae In dalam masa sulit, dan sebaliknya, keinginannya untuk berada di sampingnya semakin kuat.

“Queen of Tears” adalah sebuah pengingat yang menggetarkan hati tentang pentingnya komunikasi dalam hubungan pernikahan. Drama ini menegaskan bahwa komunikasi adalah pondasi yang tak tergoyahkan, yang jika terabaikan atau diabaikan, dapat mengancam keutuhan sebuah hubungan.

Dengan memberikan penekanan pada pentingnya komunikasi, “Queen of Tears” membawa pesan yang mendalam bahwa dalam setiap hubungan, terutama pernikahan, komunikasi yang efektif adalah kunci untuk memahami, mendukung, dan mengatasi tantangan bersama. Tanpa komunikasi yang baik, munculnya ketidakpahaman, kesalahpahaman, dan ketegangan dapat memicu konflik yang merusak dan bahkan mengancam hubungan yang seharusnya harmonis.

Dari kisah yang disajikan dalam “Queen of Tears”, kita diingatkan bahwa komunikasi dalam sebuah hubungan tidak hanya sekadar tentang berbicara, tetapi juga tentang kemampuan untuk mendengarkan dengan penuh perhatian, memahami perasaan dan kebutuhan pasangan kita, serta bersedia untuk berbicara secara jujur dan terbuka.

Melalui drama ini, kita memahami bahwa komunikasi yang baik membutuhkan kedua belah pihak untuk aktif terlibat dalam prosesnya. Ini bukan hanya tentang menyampaikan pesan kita sendiri, tetapi juga tentang memberikan ruang bagi pasangan untuk berekspresi dan merespons dengan sepenuh hati. Dengan mendengarkan dengan penuh perhatian, kita dapat memahami sudut pandang dan perasaan mereka, sehingga memperkuat ikatan emosional kita.

Awwalin Rosita Aisyahtunnisa
Awwalin Rosita Aisyahtunnisa
Ilmu Lingkungan Universitas Sebelas Maret
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.