Di tengah hiruk pikuk perayaan Hari Kartini, kita seringkali disuguhkan oleh postingan yang ada di sosial media mengenai upaya R.A. Kartini untuk memperjuangkan hak-hak para wanita pada zaman itu. Perilaku patriotisme yang ditampilkan merupakan contoh bagi generasi masa kini bahwasannya seorang perempuan bukanlah orang yang lemah. Pengorbanan tiada tara telah ia lakukan untuk wanita dan juga Indonesia.
Jika dikaitkan dengan karakter seorang kartini maka sosok Ibu-lah merupakan kartini masa kini, terutama bagi keluarga. Dedikasi, pengorbanan, dan kasih sayang yang tak ternilai dari seorang ibu merupakan cerminan karakter seorang kartini. Bagi seorang anak, ibu adalah pusat dari segalanya. Sejak lahir hingga dewasa, kehadiran ibu selalu terasa, memberikan dukungan, dan bimbingan dalam melewati setiap tahapan kehidupan. Ibu bukan hanya sekadar pengasuh, tetapi juga pendidik, motivator, dan teladan pertama bagi anak-anaknya.
Bagi seorang suami sosok istri merupakan penyokong saat Ia sedang lemah. Berbagi beban dan kegembiraan bersama, dan saling memberikan dukungan emosional dan moral dalam setiap langkah perjalanan hidup. Dalam momen kesulitan dan keberhasilan, seorang istri hadir sebagai pendengar yang setia dan motivator yang tangguh bagi suaminya.
Seperti Kartini terhalang belenggu adat dalam memperjuangkan hak perempuan, seorang ibu tertatih-tatih hanya untuk membahagiakan keluarganya. Kasih sayang seorang ibu tak terbatas. Dia siap berkorban waktu, tenaga, dan bahkan menggadaikan kebahagiaannya sendiri demi masa depan anak-anaknya. Tingkah laku yang Ia tunjukkan menjadi contoh yang membentuk karakter dan mental buah hatinya. Ibu membawa nilai-nilai moral, mengajarkan tanggung jawab, dan menanamkan rasa percaya diri.
Hubungan antara anak seorang ibu dan anak bukan lah sekedar hubungan darah biasa. Namun, Kekuatan dan ketegaran ibu juga menjadi sumber inspirasi bagi anak-anaknya. Dia menjadi tameng dan sumber kekuatan bagi seorang suami saat sedang dihadang masalah. Ibu mengajarkan untuk tidak menyerah dalam menjalani pahitnya kehidupan memberikan dorongan untuk selalu bangkit setiap kali menghadapi kegagalan.
Ibu seringkali menjadi pilar kuat di balik segala ketidakpastian dan tantangan yang dihadapi oleh keluarga. Dalam banyak kasus, ibu tidak hanya bertanggung jawab atas kesejahteraan anak-anaknya, tetapi juga memainkan peran yang signifikan dalam mendukung sosok ayah dan memelihara keseimbangan dalam rumah tangga. Dalam hal ini, kekuatan, ketahanan, dan kemampuan multitasking ibu bukanlah hal yang diragukan lagi. Mereka mampu menghadapi tekanan dari berbagai arah dengan tetap mempertahankan kedamaian dan stabilitas di dalam rumah tangga.
Peran seorang ibu merupakan tanggung jawab yang berat. Dalam masyarakat yang terkadang masih menganut pola pikir patriarki, ibu sering kali harus mengatasi berbagai hambatan dan diskriminasi untuk memastikan bahwa keluarganya mendapatkan kesempatan dan perlakuan yang adil.
Tuntutan ganda antara pekerjaan di rumah dan karier profesional sering kali menempatkan ibu dalam situasi yang menantang, tetapi dengan kekuatan dan ketekunannya, ibu terus menjalankan peran mereka dengan penuh dedikasi dan kasih sayang.
Apresiasi dan penghargaan tidak akan pernah cukup untuk membalas segala pengorbanan dan kasih sayang seorang ibu. Ingatlah, ibu adalah Kartini masa kini bagi keluarga. Kasih sayang dan dedikasinya tak ternilai harganya, dan perannya tak tergantikan dalam membentuk generasi penerus bangsa yang berkarakter dan bermoral.
Mari kita manfaatkan momen Hari Kartini ini sebagai kesempatan untuk merenungkan kembali bahwa hadirnya Ibu dalam keluarga merupakan pondasi bagi kokohnya suatu keluarga. hargai dan nikmati setiap momen bersama ibu, karena di dalamnya terkandung nilai-nilai yang akan membimbing kita sepanjang hidup.
