Rabu, April 24, 2024

Goenawan: Korupsi Hancurkan Kepercayaan Satu Sama Lain

Reja Hidayat
Reja Hidayat
Reporter GeoTIMES.
Seorang warga melintasi mural anti korupsi berjudul 'Seni Lawan Korupsi' di kawasan Kebon Nanas, Jakarta, Senin (09/11). Karya seni tersebut mewakili suara masyarakat yang mencerminkan dukungan terhadap pemberantasan korupsi. ANTARA FOTO
Seorang warga melintasi mural anti korupsi berjudul ‘Seni Lawan Korupsi’ di kawasan Kebon Nanas, Jakarta, Senin (09/11). ANTARA FOTO

Budayawan Goenawan Mohamad mengatakan, persoalan bangsa Indonesia begitu banyak dan kompleks saat ini. Mulai dari kebakaran hutan, tidak ada kepercayaan diri, menebar kebencian, kekerasan, dan korupsi. Namun, yang paling mendasar adalah korupsi, sebab tindakan ini akan menyebabkan bukan hanya uang rakyat yang hilang tapi juga kepercayaan yang hancur satu sama lain.

“Korupsi menghancurkan kemampuan kita mengatasi lingkungan. Hutan terbakar bukan karena kita tidak bisa mengantisipasi, tapi penanganannya menjadi rusak karena banyak konsesi diberikan dengan mudah. Arti kemudahan tidak semestinya diberikan sehingga alam kita hancur,” kata Goenawan dalam pidatonya menyambut satu tahun Partai Solidaritas Indonesia di Jakarta, Senin malam (16/11).

Dia menyatakan masa depan Anda semua akan menghadapi perubahan iklim yang saat ini mulai terjadi. Bencananya luar biasa dan itu hanya bisa diatasi kalau kita mempunyai kepercayaan satu sama lain. Tak hanya itu, jika aparat kita berjalan dengan baik, maka masa depan bangsa tidak hancur. Namun sebaliknya bisa menjadi tempat permusuhan atau saling membunuh seperti di Timur Tengah.

Karena iu, Goenawan menegaskan perlunya semua pihak menghadapi serius masalah korupsi dari sekecil-kecilnya dengan semangat dan tekad bulat seperti yang diungkapkan Ketua PSI Grace Natalie.  “Kalau tidak bisa mengatasinya, kita akan menjadi bangsa yang hancur. Kita tak bisa menjadi bangsa yang bangga pada diri sendiri. Dan kita tak bisa menjadi bangsa yang saling percaya,” ujar Goenawan.

Goenawan melihat, korupsi itu dimulai dengan langkah-langkah kecil. Ada pepatah mengatakan, setan itu datangnya dengan langkah-langkah kecil, mula-mula tidak kita rasakan sebagai korupsi tetapi sebagai suap kecil. “Suap kecil, ambisi kecil lalu mengalami akumulasi karena tidak pernah mendapatkannya. Karena itu, ini tugas Anda semua.”

“Bertahun-tahun kita menjadi tidak percaya bangsa sendiri karena hari ini juga kita melupakan bahwa sebelum kita merdeka hingga 1948, negeri ini adalah negeri bebas dan bersih. Negeri dari orang-orang yang mengabdikan diri untuk kepentingan bersama,” ungkap Goenawan.

Ketika birokrasi menjadi kuat dan demokrasi terpimpin diperkenalkan rezim Orde Baru dan diperkukuh, Goenawan menambahkan, maka tidak ada lagi kebebasan, tidak ada kontrol serta kekuasaan menjalar ke mana-mana. Kita semua mewarisi keadaan itu. Tapi kita percaya dan harus percaya itu bisa diputuskan. Kalau kita memutuskan itu, kita harus berkumpul dengan orang-orang baik dan saling mengingatkan.

“Tidak ada orang baik yang berdiri sendiri. Saudara Yoyok (Bupati Batang), saya percaya bahwa ada orang yang mengingatkannya, baik ibunya, saudara, masyarakat. Tidak pernah ada orang suci dengan sendirinya. Karena itu saling mengingatkan dan berkumpul suatu hal yang mutlak dan adanya PSI menjadi berkumpulnya orang baik, menjamin untuk saling mengingatkan, saling asah, saling asih, saling asuh. Dan insyaallah PSI membangun solidaritas bersama. Tak mudah karena kita manusia dengan kelemahannya. Mungkin saudara berjuang hari ini tanpa pamrih. Besok berbeda.”

Sementara itu, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mengatakan, generasi muda dari berbagai latar belakang  ras, suku maupun agama harus melawan setiap hal yang merugikan bangsa seperti tindakan korupsi.

Di mata Grace, kasus korupsi di negeri ini telah meluas dan sistematis. Anggaran publik seakan hanya dijadikan tabungan segelintir orang yang berkuasa. Kejahatan yang terorganisir ini tentu harus diperangi bersama oleh seluruh rakyat Indonesia. Masyarakat Indonesia perlu memiliki rasa solidaritas untuk melawan tindak pidana korupsi.

“Kasus pelemahan KPK yang dilakukan pihak-pihak tertentu untuk melanggengkan praktik korupsi, ke depan tidak boleh lagi terulang. Sebagai anak dari lahirnya semangat reformasi, seharusnya peran KPK justru diperkuat, bukan diperlemah,” tegas Grace.

Reja Hidayat
Reja Hidayat
Reporter GeoTIMES.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.