Gubernur DKI Jakarta Basuki Thajaja Purnama alias Ahok mengusulkan hak menyatakan pendapat atau demonstrasi dipusatkan di Monumen Nasional (Monas). Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan di Jakarta. Namun, beberapa kalangan menilai usulan itu sudah ada sejak Gubernur Fauzi Bowo alias Foke.
“Usulan itu sudah ada di era Fauzi Bowo. Dahulu Foke mengusulkan Taman Demokrasi untuk para pengunjuk rasa yang ingin menyatakan pendapat di muka umum tapi tidak terealisasi. Kalau Ahok ingin buat tempat itu, konsepnya sudah ada, tinggal dimatangkan saja,” kata pengamat perkotaan Yayat Supriyatna di Jakarta, Jumat (4/9).
Dia menambahkan, dengan adanya pusat demontrasi, maka pihak kepolisian lebih mudah menjaga dan mengatur kegiatan tersebut sehingga pelaksanaannya lebih tertib. Dalam kegiatan itu juga nanti diatur waktu demonya dan tidak boleh menghina seseorang.
Pelaksanaan demontrasi nantinya seperti di London, Inggris, yang memanfaatkan taman sebagai tempat penyampaian aspirasi. Monas akan sama dengan alun-alun demokrasi seperti termaktub dalam salah satu rencana proyek gedung parlemen di Senayan.
Namun, tambah Yayat, persoalan yang selama ini tidak selesai adalah tidak ada tindak lanjut oleh pemerintah setelah mengusulkan kebijakan tersebut. Jadi, usulan dari Ahok menjadi hal biasa saja.
Seperti diketahui, Ahok menyiapkan pusat demontrasi di Monas. Selain itu, pemerintah Jakarta menyiapkan fasilitas umum seperti toilet, ambulans, tempat wudhu dan salat. Bahkan, pemerintah menyiapkan booth ber-Ac bagi awak media yang tengah bertugas di lokasi demo.
Persiapan pemerintah Jakarta menjadi bagian dari program lima tertib yang dicanangkan. Salah satu programnya adalah tertib melakukan demontrasi. Hal itu dilakukan agar tidak mengganggu masyarakat lainnya. “Anda mau demo, ya demo aja. Jangan muter-muter di Bundaran Hotel Indonesia dan bikin macet. Kalau macet rugi ekonomi berapa triliun. Belum lagi pot bunga dan fasilitas umum lainnya rusak,” kata Ahok.
Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengimbau agar para demonstran bisa menjaga ketertiban dan tidak merusak fasilitas umum yang telah disediakan, terutama taman-taman di kawasan Monas.
“Kita sambut tamu-tamu yang datang ke Jakarta untuk demo dengan baik. Tapi tamu harus berdemo dengan tertib. Jangan buang sampah sembarang. Jika terjadi perusakan, kami akan tuntut,” ungkap Djarot.[*]