Rabu, Mei 1, 2024

Bus Gratis Tanggung Jawab Pemerintah Jakarta

Reja Hidayat
Reja Hidayat
Reporter GeoTIMES.

Dua anak berlari di jalur bus Transjakarta saat sebuah bus melintas di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (16/8). Aksi tersebut dapat membahayakan keselamatan jiwa dari para pengguna jalan dan menghambat operasional bus Transjakarta. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menggratiskan masyarakat menggunakan transportasi massal dinilai bagus. Pasalnya, pemerintah mempunyai tanggung jawab atas penyelenggaraan transportasi yang aman, nyaman, dan murah.

“Kalau menggratiskan layanan bagi masyarakat, tidak masalah. Tapi pastikan pelayanan itu ada diberikan pemerintah Jakarta, walaupun ada atau tidaknya penumpang,” kata Lilik Wachid Budi Susilo, pengamat transportasi dari Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, di Jakarta.

Menurut Lilik, selama ini PT Transjakarta membebankan biaya Rp 3.500 kepada penumpang. Pembebanan biaya itu bisa saja dihapus asalkan mengoptimalkan iklan di bodi bus Transjakarta dan halte Transjakarta. Kemudian ditambah dana public service obligation (PSO) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Jakarta. Namun, risiko dari kerusakan bus harus ditanggung pemerintah.

“Sulit menerapkan bus gratis kepada masyarakat kalau pemerintah Jakarta tidak mau menanggung semua kerusakan dan servis berkala bus Transjakarta,” katanya.

Lilik menambahkan, konsep yang bagus dalam transportasi massal bukan diukur dari pendapatan finansial, akan tetapi terbentuknya sebuah jaringan kota. Dengan adanya jaringan kota, maka akan membentuk citra kota dalam melayani masyarakat.

Selain itu, dia menilai transportasi massal lebih unggul dan istimewa dibandingkan kendaraan pribadi. Keunggulan itu di antaranya naik bus gratis, jalan khusus bus, waktu tempuh yang cepat, dan pembatasan kendaraan pribadi, baik mobil maupun sepeda motor.

Menurut Lilik, untuk melaksanakan dan mewujudkannya tentu bukan hal yang mudah karena banyak tantangannya. Pertama, kondisi fasilitas publik di Jakarta buruk, terutama jalur pejalan kaki. Kedua, pembatasan kendaraan pribadi; mobil dan sepeda motor terus bertambah tanpa kendali.

Berdasarkan data Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, setiap tahun terjadi penambahan mobil dan sepeda motor sebesar 12%. Kendaraan bermotor bertambah sebanyak 5.500 hingga 6.000 unit kendaraan per hari. Jumlah itu didominasi oleh pertambahan sepeda motor sekitar 4.500 per hari. Sedangkan kendaraan mobil mengalami pertumbuhan sekitar 1.500 unit per hari.

Seperti diketahui, Ahok berencana menggratiskan seluruh transportasi massal dan saling terhubung satu sama lain sehingga bisa memudahkan mobilisasi warga  Jakarta. “Nanti transportasi massal kita itu gratis. Di dalam kota akan ada bus tingkat gratis dengan sistem tiket harian. Sekarang TNI-Polri, karyawan Bank DKI, dan pelajar semuanya gratis,” kata Ahok.[*]

Reja Hidayat
Reja Hidayat
Reporter GeoTIMES.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.