Kamis, Oktober 10, 2024

Yuk, Jaga Ketahanan Keluarga Selama Adaptasi New Normal

Agil Randio A
Agil Randio A
Agil Randio Alzuhkri Bandar Lampung. Sociology, University of Muhammadiyah Malang

Ketahanan keluarga merupakan elemen terkuat dan kunci penting dalam menghadapi adanya kerentanan terhadap guncangan masalah dari luar, baik guncangan kecil, ataupun besar. Sudah hampir 2 tahun semenjak 2019 lalu, kita menghadapi kasus Pandemi Covid-19 yang semakin hari semakin kuat melanda dunia sejak 2019 lalu. Lockdown pun merupakan cara efektiv untuk diterapkan.

Namun, dibalik sisi positifnya, ada juga dampak negatif yang dirasakan oleh semua masyarakat terutama pasangan suami istri yang semakin hari semakin memperparah kerusakan ekonomi dan social mereka. Ditambah lagi penerapan New Normal dari WHO di mana kondisi ini merupakan sebuah kehidupan yang dijalankan seperti biasa, namun dengan cara yang berbeda. Berhasil atau tidaknya penerapan New Normal ini juga bergantung pada seberapa kuat keluarga beradaptasi untuk menghadapi guncangan besar dan mempertahankan rumah tangganya.

Risiko yang banyak dihadapi keluarga selama pandemi Covid-19 ini yaitu hilangnya pekerjaan mereka dan juga ketidakamanan keuangan dalam keluarga. Adanya pembatasan-pembatasan aktifitas sosial dan ekonomi membuat kepanikan dalam keluarga-keluarga di Indonesia. Adanya pemutusan hubungan kerja membuat para pekerja kehilangan pekerjaan dan penghasilan. Dampak yang akan terjadi adalah maraknya timbul kasus kekerasan dalam rumah tangga dan bahkan perceraian.

Untuk mengatasi masalah diatas, sebaiknya para pasangan rumah tangga tidak mudah mengambil keputusan yang tergesa-gesa atau bahkan bersifat keluar batas. Para pasangan bisa melakukan berbagai hal bersama-sama demi terciptanya keharmonisan dan ketahanan keluarga dimasa New Normal ini. Berikut hal dan cara sederhana namun bermakna yang bisa diterapkan oleh para anggota keluarga :

1.       Perlunya Komunikasi terbuka

Tidak mudah dalam keluarga untuk selalu bersikap terbuka tentang segala hal. Namun, ketika rumah tangga sudah didasari oleh sebuah ketidakpercayaan, pasti akan selalu timbul rasa tidak nyaman, resah, bahkan curiga. Sebelum memutuskan berbohong, anda perlu berfikir matang-matang bagaimana sebuah kebohongan itu akan melahirkan sebuah dusta di masa depan. Anda sebagai pasangan seharusnya bisa saling menyempurnakan satu sama lain. Segala sesuatu hal yang terjadi didalam kehidupan rumah tangga, harus selalu disyukuri karena masalah anda adalah sebuah jawaban dari do’a Anda sebelum-sebelumnya.

2.       Mengasuh Anak adalah Tugas Bersama

Ingat selalu bahwa tugas merawat, membesarkan, dan mendidik anak itu adalah tugas dari Ayah dan Ibu, tidak bisa hanya dibebankan kepada salah satu pihak saja. Apabila ada tuntutan peran dalam membesarkan dan mengasuh anak, bisa saja tuntutan yang tak terpenuhi di masa depan itu akan dapat menjadi sumber permasalahan dalam rumah tangga. Jadi, mengasuh anak adalah tugas orangtua bersama, mungkin saja porsi dan tanggung jawabnya yang berbeda.

3.       Manfaatkan waktu dengan berkebun

Semenjak penerapan work from home dalam kehidupan New Normal, banyak sekali perubahan positif dalam lingkungan sekitar, seperti berkurangnya polusi udara, dan muncul ide-ide kreatif. Salah satunya adalah berkebun. Para pasangan dapat memanfaatkan waktu luang mereka disela-sela bekerja dari rumah dengan cara menciptakan sebuah hasil panen sendiri guna membatasi kontak langsung untuk berbelanja diluar rumah. Orangtua beserta anak-anaknya bisa mulai menyiapkan lahan dan bibit sayuran, obat-obatan dan buah-buahan untuk persediaan konsumsi selama masa pandemi ini.

4.       Coba suasana dan resep baru

Biasanya seorang istri selalu mencoba hal-hal baru guna menciptakan sesuatu yang menyenangkan bagi suami dan buah hatinya dirumah. Para istri dapat mencoba melakukan sebuah eksperimen berupa resep baru dan membuat kue untuk disajikan bersama keluarga disaat waktu luang, dengan begitu sebuah keluarga akan merasa bahagia dan senang dengan adanya suatu hal yang baru. Ditambah lagi pandemi yang belum mereda, kita dianjurkan untuk mengonsumsi makanan-makanan yang sehat dan bergizi guna memperkuat stamina tubuh.

5.       Quality time

Dimasa pandemi seperti saat ini, pembatasan sosial berskala besar sudah diterapkan ditoka-kota besar dan bahkan mulai diterapkan diseluruh wilayah juga guna memutus persebaran virus. Banyak perusahaan yang menerapkan sistem Work From Home yang mengharuskan pekerjanya bekerja dari rumah.

Ketika weekend tiba dan biasanya para keluarga menghabiskan waktu untuk berlibur diluar rumah, saat ini sudah tidak boleh untuk berkumpul dikerumunan. Sebaiknya para keluarga berdiam diri dirumah dan menciptakan suasana baru seperti berkumpul bersama, menonton film, bercerita dan karaoke. Hal ini dilakukan untuk menciptakan suasana baru dan keharmonisan dalam keluarga untuk saling hidup rukun.

Keluarga adalah sebuah unit terkecil didalam sebuah masyarakat sebagai wahana utama dalam menanamkan dan memperkenalkan nilai-nilai dalam diri seorang manusia. Sebagai elemen penting yang berperan pentin dalam masyarakat, keluarga berperan sebagai obyek dan subyek dimana merekalah yang menentukan arah sendiri. Keharmonisan keluarga akan terwujud apabila sebuah pasangan mampu memahami hak dan tugasnya masing-masing dalam menjalankan peran dan fungsi secara seimbang.

Keluarga diharapkan bisa saling dekat dan akrab antara seluruh anggota keluarga sehingga timbul rasa tenteram dan suasana yang aman, dan damai. Dapat dikatakan bahwasannya ketahanan keluarga sedang diuji ditengah masa Pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Agil Randio A
Agil Randio A
Agil Randio Alzuhkri Bandar Lampung. Sociology, University of Muhammadiyah Malang
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.