- Rumuskan Ide Utama Cerita
Setelah tahu genre cerita yang ingin digeluti, maka buatlah alternatif ide yang ada di benakmu, lalu tulis dan seleksi ide-ide yang ada. Kemudian dari satu ide tersebut, rumuskan dalam satu kalimat berstruktur lengkap untuk memudahkan penyortiran. Tidak semua ide harus diubah menjadi cerita.
2. Tentukan Tokoh Utama
Agar cerita tak melebar ke mana-mana, pastikan sudah menentukan siapa tokoh utama dan karakter tokoh yang akan ditonjolkan, sebagai awal dari karakterisasi yang kuat. Karena tokoh utama sebagai penggerak dalam sebuah cerita.
3. Buat Plot Besar
Simpelnya, membuat kerangka plot itu bagaimana kejadian utama di awal, tengah, dan akhir. Jangan berpikir untuk membuat cerita yang mengalir begitu saja, karena membuat plot sangat bermanfaat untuk kelancaran proses kreatif.
4. Mulai Menulis
Mulailah menulis novel terlebih dahulu. Masalah penyuntingan bisa dilakukan setelahnya. Utamakan dahulu menyusun kisah, dengan bebas dan mengeksplorasi gaya berceritamu dari waktu ke waktu.
Kamu bisa memulai dari mana saja, tidak harus bab pertama. Menulis dengan cara mengalir tanpa kekangan, namun tetap mengaplikasikan prinsip dan pijakan yang jelas, yakni plot besar yang sudah dibuat. Disarankan mulai menulis dari bab dan struktur plot yang ingin kamu buat lebih dulu.
5. Setting Cerita
Tetapkan setting waktu dan tempat. Gambarkan setting yang pentingnya untuk mendukung pengembangan cerita novel yang kamu buat. Gambarkan setting tersebut agar menarik pembaca seolah mengalami apa yang tokoh alami dalam cerita tersebut.
6. Buat Dialog yang Penuh Arti
Tulis dialog yang penting dan punya tujuan, langsung pada masalah, langsung menjelaskan, tidak berputar-putar, tidak bertele-tela, dan tidak hambar.
Baca juga: Penulis Novel Telah ‘Membunuh’ Kim Kardashian dengan Brutal!
7. Klimaks pada Novel
Mengarahkan klimaks pada novel yang kamu buat juga termasuk hal penting. Klimaks menjadi titik balik pada cerita dan bagian yang paling dramatis dari cerita.
Klimaks dibuat ketika protagonis memahami apa yang sebaiknya dilakukan, atau menyadari tindakan terbaik yang seharusnya diambil. Ketegangan yang mengganggu protagonis mengharuskannya mengambil tindakan terbaik, yang berujung pada konflik akhir atau klimaks.