Rabu, April 24, 2024

Tiga Trik Ampuh untuk Calon Penulis

Moh Makinun amien
Moh Makinun amien
Pegiat Literasi Pesantren

“Pandemi virus 19 yang sudah berlangsung satu tahun ini secara utuh dipandang sebagai bencana global, namun tidak bagi sebagian orang yang kreatif, masih bisa beraktivitas tanpa melakukan suatu hal yang harus melanggar protokol kesehatan, seperti kerumunan yang dikhawatirkan sebagai klaster baru penyebaran virus tersebut, sehingga aktivitas kita lebih dominasi dalam jaringan internet, yang seharusnya berhubungan dari orang ke orang, atau institusi ke institusi menjadi dari akun ke akun lain”.

Bagi seseorang yang baru belajar menulis, untuk mencapai satu paragraf naratif seperti di atas sangat amatlah sulit, menghabiskan waktu yang banyak. Melewati putaran detik hingga jam pun terkadang masih belum bisa, lalu apa yang dilakukan dengan waktu selama itu, biasanya memandangi laptop atau PC yang sudah dinyalakan, menatap dengan tatapan dalam, mengeja dari setiap ide yang melintas dalam pikiran. Lalu menuliskan, tidak cocok dihapus. Menulis lagi, dihapus lagi. Hingga tidak satu pun abjad tersisa, putih kosong seperti semula.

Diakui atau tidak, semua penulis yang saat ini dikenal oleh pembaca, atau pembaca sendiri, bahkan penulis artikel ini dulu merasakan hal yang sama. Apa penyebabnya? Analisa terbatas kenapa seseorang yang ingin belajar menulis tidak berani mencoba adalah sebagai berikut;

Pertama, Tidak tahu cara memulainya. Semua orang yang datang ke seminar, pelatihan, atau yang sejenisnya tentang kepenulisan ketika ditanya tujuan ikut kegiatan tersebut, pasti menjawab ingin menjadi penulis atau mudahnya ingin bisa menulis, heran saja! Kenapa seorang remaja bahkan sudah menginjak dewasa masih belum bisa menulis. Menulis itu bukan bakat, semua orang bisa melakukannya?.

Buktinya apa?. Banyak sekali, mustahil jika seseorang tidak bisa menulis, bagaimana mungkin bisa dikatakan tidak bisa menulis, tapi ketika update status di akun sosial media berbaris-baris tentang kisah pilu curhat pribadinya yang setidaknya sudah mampu menyita perhatian teman sosial medianya dengan memenuhi kolom komentar statusnya. Kenapa itu bisa terjadi?, karena penulis mengusai bahan yang akan ditulis, dalam hati dan otaknya meluap-luap sehingga semakin ditulis semakin nikmat rasanya.

Namun, jika dihadapkan dengan objek pembahasan yang lain tidak mampu menghasilkan satu baris tulisan pun, karena calon penulis tidak menguasai banyak bahan pengetahuan dan referensi terkait bahasan tulisannya, meskipun hanya sebatas pengalaman, sehingga terjadilah hal yang sedemikian.

Maka perbanyaklah mencari informasi terkait objek pembahasan yang akan ditulis baik dengan cara membaca, mendengarkan (wawancara), atau terlibat sebagai pelaku langsung dari bahasan yang akan ditulis, seperti tulisan ini. Sehingga kaya informasi, kaya pengetahuan, dan kaya wawasan menjadikan tulisan kita dinikmati dan diminati banyak orang.

Kedua, Tidak percaya diri dengan tulisannya. Faktor lain yang sering menjadikan seseorang yang mengurungkan niat menulisnya adalah tidak dibangun dengan percaya diri yang tinggi (Pesimis), sederhananya adalah: Bagaimana mungkin kita mampu meyakinkan orang lain dengan informasi yang kita bawa, sedangkan penulisnya saja meragukannya, dengan cara bagaimana untuk mengurangi rasa tidak percaya dirian penulis pemula?.

Selain dengan kredibilitas data yang ditawarkan harus kuat dan akurat dari referensi terpercaya, pula dengan mencari orang yang dipercayai, kompeten dan objektif untuk mengoreksi hasil tulisannya, sehingga sebelum dikoreksi publik dan  dikhawatirkan menjadikan kita trauma menulis, lebih baik dikoreksi terlebih dahulu. Maka dengan ini penulis pemula butuh teman, senior yang mempunyai pengalaman lebih dalam dunia tulis menulis.

Terakhir adalah: Tidak mempunyai teman diskusi menulis. Merupakan salah satu bagian penghambat dari penulis pemula, tidak mempunyai teman untuk mengomentari, memberi masukan dengan apa pun yang sudah kita tulis, meski hanya sekadar menceritakan pengalamannya dulu saat awal pertama kali menulis, istilah lain yang lebih tinggi dari teman diskusi menulis adalah mentor menulis, penulis pemula bisa memilih mentor menulis sesuai dengan kompetensinya masing-masing, dari sekian banyak macam-macam tulisan, dan corak tulisan yang digandrungi penulis pemula sendiri seperti apa dan bagaimana, sehingga tidak salah pilih mentor dalam menapaki dunia tulis menulis.

Moh Makinun amien
Moh Makinun amien
Pegiat Literasi Pesantren
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.