Jumat, Oktober 4, 2024

HUTRI72 Segelintir Peranan Mahasiswa Untuk Merawat Kemerdekaan Indonesia

Laila Marni
Laila Marni
Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Negeri Padang, memiliki hobi menulis puisi. Laila merupakan anak ke delapan dari sembilan bersaudara. Sekarang disibukkan kegiatan jurnalistik di pers mahasiswa SKK Ganto UNP.

Merdeka atau bersinonim dengan kebebasan telah dirasakan Indonesia selama 72 tahun. Merdeka dari tangan penjajah yang sangat kejam memperlakukan bangsa indonesia sebagai bangsa jajahan. Bangsa yang dihina, diperlakukan tidak adil, dan tanpa  diperdulikan sama sekali mengenai keberlangsungan hidup masyarakat. Namun, masa suram Indonesia itu telah berlalu  17 Agustus 1945 Indonesia telah lepas dari tangan penjajah. Tak lain karna perjuangan para pahlawan yang tak segan mengorbankan harta, kekuasaan, bahkan nyawanya untuk berdikarinya Indonesia.

Sekarang kemerdekaan ini menjadi tanggung jawab kita, penerus bangsa. Baik masih pelajar, mahasiswa atau pejabat yang telah dipercaya oleh rakyat untuk memutuskan kepentingan bangsa di bangku DPR. Apa yang mampu kita berikan untuk Indonesia? Dimana-mana kita saksikan prestasi anak bangsa bahkan sampai di mata dunia, namun tak sedikit pula yang mencoreng wajah Indonesia. Korupsi, narkoba, nepotisme, kekerasan antar pelajar dan sebagainya.

Sebagai seorag mahasiswa, lebih baik menggunakan waktu semaksimal mungkin untuk kegitan positif. Mulailah dari aktif dalam perkuliahan maksimalkan waktu dengan berorganisasi. Dengan berorganisasi kita akan sibuk dengan hal-hal positif, meningkatkan potensi diri serta dapat saling bahu membahu membagun generasi indonesia cerdas memiliki keterampilan sehingga tidak mengangur sehabis kuliah.

Jumlah sarjana yang banyak tak hanya bangga memiliki gelar namun ia mampu membentuk masa depan indonesia lebih cerah. Tak hanya merdeka dari penjajahan daerah dan kekuasaan tapi juga merdeka dari penjajahan pemikiran. Kita tahu sebenarnya potensi yang dimiliki Indonesia sangat melimpah akan tetapi pengarahannya yang kurang tepat sehingga sarjana hanya sekedar sarjana. Ini dapat kita minimalisir dengan mengasah dan menggali potensi tersebut denganberorganisasi dan mengaplikasikannya dalam hidup sehari-hari.

Menjadi wartawan kampus misalnya. Mungkin banyak orang memandang enteng hal itu, tapi sesungguhnya jika mahasiswa yang ikut terlibat dalam dunia jurnalis yang memegang teguh kejujuran dan  menjunjung tinggi kode etik mereka akan mampu menghasilkan berita sesuai dengan fakta. Bisa membantu indonesia mengetahui seberapa besar kemauan masyarakatnya untuk kemjuan indonesia ke depannya.

Selain itu, mahasiswa yang aktif dalam organisai eksekutif mahasiswa, mereka pun mendapat pelajaran bagaimana menghadapi masyarakat kampus. Mereka terjun langsung menyelesaikan permasalahan demi permasalahan di dalam kampus. Ilmu yang mereka dapatkan di organisasi itu dapat diaplikasikannya pada dunia yang lebih nyata. Tak sekedar mengurus permasalahan puluhan ribu mahasiswa tapi juga puluhan bahkan ratusan juta masyarakat Indonesia.

Mereka juga dapat merangkul anak-anak yang kurang beruntung yang tidak mengecap pendidikan di bangku sekolah dengan mendirikan komunitas–komunitas dan menyediakan waktu untuk berbagi pengalaman. Ini bukti kecil bahwa mereka peduli dengan bangsa ini. Karna tak menutup kemungkinan anak-anak yang tak beruntung itu malah yang akan melanjutkan perjuangan para pahlawan.

Sebagai penerus bangsa, sangat tidak terpuji rasanya kita mengorbankan kepentingan masyarakat hanya untuk kepentingan sendiri. Kita telah dimudahkan oleh pahlawan yang bersusah payah meraih kemerdekaan. Tak hanya dirinya juga keluarga ikut mereka korbakan, mereka tinggalkan bayi menangis yang butuh kasih sayang seorang ayah, mereka tinggalkan istri yang sakit hanya untuk bangsa ini merdeka dan tak sedikit anak-anak menjadi yatim, istri-istri menjadi janda dan kita? Apa yang mampu kita berikan? Perjuangan seperti pahlawan itu? Tidak, kita hanya harus mampu merawat kemerdekaan yang telah diraih oleh mereka.

Bukan untuk balas jasa, melainkan tanggung jawab sebagai generasi bangsa. Merawat kemerdekaan merupakan hal yang dipandang perlu. Sebuah wujud cinta pada negara yang umurnya sudah menginjak 72 tahun.

Untukmu, wahai pemuda Indonsia! Sudahi kelakuan-kelakuan yang membuat kemerdekaan serasa kebodohan. Merdeka merupakan kebebasan tapi tidak untuk bebas bertindak semau hati. Negara kita punya hukum, alangkah baiknya kita mentaatinya. Jangan sampai kita menghianati para pejuang terdahulu.

Hal yang bisa kita lakukan adalah dengan bersungguh-sungguh menunaikan kewajiban yang diberikan. Menjaga diri dari apa yang membuat kemerdekaan kita tak dihargai. Misalnya sebagai wanita jagalah kehormatanmu. Sebab darinyalah penerus bangsa akan lahir. Bagaimana sebuah bangsa akan baik bila perempuannya tidak baik.

Masih banyak cara yang dapat kita lakukan untuk merawat kemerdekaan ini.  Menyibukkan diri dengan hal-hal positif, peduli dengan anak-anak yang kurang beruntung di tepi indonesia serta mengahargai pencerdas bangsa.

 

 

Biodata Penulis

Nama   : Laila Marni

Alamat : Salingka Bungo Permai, Tabing, Padang, Sumatera Barat.

Email   : lailamarni94@gmail.com

No HP : 08971012520

Pekerjaan : Mahasiswa

Laila Marni
Laila Marni
Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Negeri Padang, memiliki hobi menulis puisi. Laila merupakan anak ke delapan dari sembilan bersaudara. Sekarang disibukkan kegiatan jurnalistik di pers mahasiswa SKK Ganto UNP.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.