Selasa, Desember 3, 2024

Si Anak Pulau Promosikan Indonesia di Kancah Dunia

Gilang Helindro
Gilang Helindro
Reporter The Geo Times magazine
- Advertisement -

 

Vivien Anjadi Suwito/Dokumentasi pribadi

Siapa sangka, ajang pemilihan Duta Wisata Bujang Dara Indragiri Hilir 2014, mengantarkan Vivien Anjadi Suwito ke Dubai, Uni Emirates Arab sebagai ikon promosi pariwisata Indonesia. Pameran bertajuk Arabian Travel Market 2015 yang diikuti 93 negara itu bertujuan mempromosikan pariwisata, menjalin kerjasama antar negara, dan membuka peluang pemasaran pariwisata internasional.

Namun, gadis cantik kelahiran Sungai Guntung, 2 Mei 1992 itu bukan tampil sebagai Dara Inhil, melainkan sebagai juara ketiga Putri Pariwisata Indonesia dan juga Miss Culinary Tourism Indonesia 2014.

Dara yang akrab disapa Vivien ini mengaku sangat bersyukur diberikan kesempatan berangkat ke kota yang terkenal dengan fasilitas mewahnya.

“Alhamdulillah, bisa dipercaya dari El John Pageants dan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia menjadi ikon menarik pengunjung selama pameran. Dan yang pasti, ini kado ulang tahun dari Tuhan,” ungkap gadis yang baru saja menginjak usia 23 tahun itu.

Sebagai ikon Indonesia, Vivien pun mempersiapkan banyak hal, “Aku di sana pakai baju daerah yang sudah dimodifikasi, dengan menggunakan bahan songket dan batik Indonesia hasil rancangan Olanye by Eko Tjandra. Terus aku juga bawa satu baju khas melayu lengkap dengan suntingnya yang didukung Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Riau.”

Ditanya tentang pengalaman selama bertugas di Dubai, ia mengatakan banyak pengalaman tak terlupakan. Salah satunya adalah saat ia menari seorang diri, tarian khas daerah dengan musik medley nusantara di hadapan tamu-tamu asing dari berbagai negara pada saat acara makan malam di salah satu hotel berbintang.

Rangkaian acara tersebut berlangsung selama 4 hingga 7 Mei 2015 di Dubai International Exhibition and Conference Centre. Dan Indonesia mengangkat tema Wonderful Indonesia dengan ciri stan Kapal Phinisi.

Dengan bekal kemampuan bahasa Inggris dan keaktifannya, Vivien berhasil menarik banyak pengunjung untuk masuk ke stan Indonesia. “Semua terpukau! Waktu itu saya berinisiatif menari saat makan malam, diiringi musik sasando,” ungkapnya.

“Karena Indonesia kaya budaya dan unik, jadi aku tampilkan dalam bentuk kostum dan tarian. Mereka di sana sangat antusias untuk berfoto bersama dan merekam tarianku,” ungkap alumni SMAN 1 Kateman yang juga meraih gelar Dara II Provinsi Riau 2014.

- Advertisement -

Dalam pameran itu, turut pula hadir Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Arief Yahya yang optimis akan mencapai target 20 juta wisatawan datang ke Indonesia pada 2019.

Usut punya usut, selama karantina, Vivien merasa minder setelah melihat 37 peserta dari beberapa provinsi seluruh Indonesia. Semua punya pengalaman sebagai model, dengan paras menawan, postur ideal, dan lihai berlenggak lenggok di atas catwalk.

Namun Vivien termotivasi mendengar komentar seorang panitia. “Kamu sebenarnya punya aura puteri tapi aura itu belum kamu keluarkan.” Karantina selama 2 minggu, dilalui Vivien dengan selalu mengingat pesan yang disampaikan kepala Dinas Periwisata Provinsi Riau Said Syarifuddin. “Saya tak meragukan dengan mental dan kharisma  dikau sebagai puteri,” kata Vivien menirukan kepala Dinas Periwisata Provinsi Riau.

Vivien Anjadi Suwito/Dokumentasi pribadi

 

Ditanya perihal Bujang Dara Indragiri Hilir 2015 yang baru saja terpilih, ia berharap bisa membawa nama Inhil lebih baik lagi. “Ya, aku sedih tidak bisa hadir pada saat penobatan Bujang dan Dara Inhil 2015. Semoga yang terpilih, bisa mengemban tugas lebih baik lagi dengan membawa nama baik Inhil di tingkat provinsi maupun nasional,” tuturnya.

Vivien bertutur awal mula kecanduannya berbicara di depan umum. “Kalau sudah melihat banyak orang dan ditemani sebuah mikrofon, langsung saya ingin cuap cuap, say hello dan ngomong cap cis cus gitu,” katanya.

Hobi Vivien semakin tersalurkan saat terpilih menjadi salah satu Duta Bahasa 2012, di Balai Bahasa Provinsi Riau. Vivien aktif di komunitas dan organisasi sosial lainnya, seperti ikatan pemuda mahasiswa Kateman-Pekanbaru, Perhimpunan Hubungan Masyarakat Riau, Komunitaskturun tangan, berbagi nasi bungkus dan lainnya.

Pertengahan 2012, Vivien memulai pertemuan dengan beberapa protokoler yang sudah berpengalaman di bidangnya. Saat itu Vivien ikut dalam panitia Pekan Olah Raga Nasional di Provinsi Riau. Beberapa hari sebelumnya pada acara pelepasan panitian PON 2012, Vivien dipercaya sebagai MC pada acara pembukaan dan penutupan Pekan Olah Raga akbar tingkat provinsi itu.

“Kesempatan cuma sekali, tanpa pikir panjang tawaran itu langsung saya terima,” katanya. Itulah yang diungkapkan Vivien yang memiliki nama lengkap Vivien Anjadi Suwito, lahir dan menghabiskan masa kecil di Pulau Kateman tepatnya Sungai Guntung, Indragiri Hilir, Provinsi Riau.

Gadis yang lahir 23 tahun lalu, tepatnya 2 Mei 1992 itu menempuh pendidikan tingkat SD hingga SMA di kota Kateman. Setelah menyelesaikan SMA, Vivien malanjutkan pendidikan di Universitas Riau. Vivien memilih Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Kimia.

Melihat pendidikan Indonesia saat ini, khususnya di kampung halamannya, menurut Vivien masih perlu dibenahi. Kebijakan pemerintah terhadap pendidikan sering kali memihak kepentingan golongan tertentu.

Padahal, pendidikan merupakan kunci utama majunya sebuah bangsa agar bisa bersaing di dunia global. “Apalagi akhir tahun ini kita dihadapkan dengan era Masyarakat Ekonomi Asean.”

Vivien mengatakan, kita juga tidak bisa menutup mata bahwa masih banyak anak-anak harapan bangsa yang belum mendapatkan pendidikan secara maksimal.

Masih banyak sekolah yang belum mendapat sarana dan prasarana bahkan kekurangan kualitas tenaga pendidik. “Ini menggambarkan belum meratanya mutu dan kualitas pendidikan Indonesia saat ini. Apalagi di daerah-daerah terpencil seperti daerah perbatasan yang kurang perhatian pemerintah,” tuturnya.

Ia berharap sebagai generasi muda harus bisa mempersiapkan diri dari sekarang untuk menjadi pemimpin, khususnya untuk diri sendiri. Karena nasib bangsa ada di genggaman pemuda. “Hal ini selalu saya sampaikan kepada teman-teman, adik-adik, dan orang terdekat.”

Untuk mengabdi mungkin sudah ada di benak Vivien, dengan konsep dan ilmu yang dipelajari untuk berbagi di kampung halaman atau dimana pun ia berada.

“Sudah terlalu banyak kebengkokan perilaku dan hal-hal menyimpang yang dialami bangsa. Kita sebagai generasi muda harus meluruskan kembali apa yang sudah terlanjur bengkok. Bukan meneruskan hal-hal yang sudah terjadi,” tambahnya.

Vivien selalu berusaha membawakan sebuah acara baik formal maupun informal semaksimal mungkin. Tidak heran begitu banyak tawaran untuk Vivien sebagai MC. Ia juga berkeinginan menjadi Pegawai Negeri Sipil, namun itu bukan segalanya.[*]

Gilang Helindro
Gilang Helindro
Reporter The Geo Times magazine
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.