Kamis, April 25, 2024

Allahu Akbar! Inilah Hasil Pertemuan Amien Rais dan Mahathir Mohamad

Akhirnya Ketua Dewan Penasehat Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menyatakan diri siap menjadi calon presiden pada 2019. Salah satu yang membuat dirinya mantap adalah kemenangan kembali Mahathir Mohammad (92) menjadi Perdana Menteri Malaysia. Karena itu, Amien Rais merasa perlu menemui Dr. M di Putera Jaya, Malaysia. Dengan harapan belajar langsung dari politisi sepuh itu. Amien Rais mendadak menjadi merasa muda jika dibandingkan dengan Dr. M.

Pemerintahan baru Malaysia yang menginspirasi Amien Rais lahir dari koalisi partai oposisi yang memenangi pemilihan raya 9 Mei 2018. Dr. M, melalui partai barunya, membentuk Koalisi Pekatan Harapan dengan mengajak Partai Keadilan Rakyat (PKR) pimpinan Anwar Ibrahim—mantan Wakil PM yang pernah menjadi musuhnya. Mereka bersatu untuk mengalahkan Najib Razak dengan Barisan Nasional-nya. Bagi Dr. M, Najib harus dikalahkan karena dirinya melakukan korupsi dari sebuah proyek yang dulu diinisiasinya: 1MDB. Sementara bagi PKR dan partai koalisi lainnya dalam Pekatan Harapan, kekuasaan Barisan Nasional harus diakhiri agar reformasi yang dicanangkan sejak 1998 lalu harus segera terwujud.

Dari Jakarta Amien Rais menuju Kuala Lumpur dengan pesawat komersil berslogan “Now Everyone Can Fly”. Dalam benak politisi senior ini, ia akan mendapatkan wejangan dan strategi bernas dari Dr. M. Karena itu, Begitu mendarat di negeri jiran mantan Ketua MPR itu secara iseng melakukan survei kecil-kecilan. Ia bertanya kepada dua warga Malaysia di Bandara KL.

Orang pertama bernama Abdul. Bagaimana Indonesia saat ini, tanya Amien. “Saya iri dengan kemajuan Indonesia yang sangat pesat ketika dipimpin Jokowi. Dia juga merupakan sosok yang humble (rendah hati) dan sangat dipuji warga negara lain,” ujar Abdul.

Amien Rais sebenarnya cukup kaget dengan jawaban Abdul. Lalu ia bertanya kepada orang kedua. Mazlan namanya. Apa jawaban Mazlan? Mazlan mengaku selalu menonton vlog yang dibuat Jokowi dan diunggah ke akun Youtube-nya. “Menarik sekali ada presiden yang seperti itu. Merangkul rakyat dan tidak melupakan rakyat, juga mau berbagi kegiatannya dengan rakyat,” bebernya.

Demi mendengar dua warga Malaysia itu, Amien Rais menjadi sangat kesal dan ingin mengurungkan niatnya bertemu Dr. M di kantornya di Putera Jaya, sekitar 30 menit dari KL. Tetapi karena kadung berada di Malaysia, dan Dr. M sudah bersedia menerima, rencana bertemu diteruskan.

“Saya sebagai politisi yang lebih muda dari Mr. Mahathir ingin berguru bagaimana bisa come back dan menang. Saya ingin seperti Tun M,” kata Amien Rais setelah ramah-tamah singkat.

Dr. M tidak langsung menjawab. Dengan santai dan penuh kejujuran ia justru menilai dan bercerita tentang situasi Indonesia saat ini.

“Saat saya bertemu Megawati pada 14 April 2014, saya juga bertemu Joko Widodo—saat itu Gubernur DKI Jakarta. Sejak saat itu, saya sudah mendoakan Bapak Jokowi menjadi presiden RI selanjutnya. Saya doakan Bapak Jokowi menjadi presiden berikutnya,” kata Mahathir mengawali ceritanya. Amien Rais mulai agak gerah, tapi berusaha tampak antusias dengan manggut-manggut.

Kepala pemerintahan tertua di dunia itu kemudian melanjutkan cerita dan analisisnya tentang politik Indonesia. Sementara Amien Rais tak sabar mendapat jawaban strategi kemenangan Dr. M dalam pemilu lalu.

“Saya ketahui, sekarang ini di bawah pemerintah Presiden Joko Widodo, Indonesia untuk pertama kalinya lebih maju daripada Malaysia dari segi pertumbuhan ekonomi dan keuangan. Indonesia bukan negara yang mudah diurus, karena Indonesia mempunyai kira-kira 17.000 pulau dan komunikasi antarpulau susah.”

Mahathir juga mengungkapkan kinerja Jokowi yang menurutnya suatu keberhasilan yang besar. Mahathir membandingkan pemerintahan Jokowi dengan Soeharto. “Presiden Joko Widodo sudah berhasil dan itu merupakan keberhasilan yang besar. Presiden Joko Widodo berbeda dari presiden-presiden sebelumnya. Di masa Presiden Soeharto dulu Indonesia maju, tetapi pemerintahan Presiden Soeharto mengalami krisis ekonomi sehingga banyak masalah daei krisis tersebut.”

Tentu saja Mahathir Mohamad tidak naif. Sebelum bertemu politisi senior Indonesia itu, ia sudah mengumpulkan informasi lengkap tentang Pak Cik Amien Rais ini. Dari sepak terjang pada 1998 saat reformasi, kegagalan nyapres pada 2004, hingga kiprah mutakhirnya. Dr. M juga tahu hubungan Pak Cik Amien dengan buronan yang kini menetap di Arab Saudi, Rizieq Shihab.

Dr. M tak setuju Amien Rais menyamakan keadaan Malaysia era Najib Razak dengan Indonesia era Jokowi. Baginya, itu jelas beda. Najib melakukan korupsi besar, sementara Jokowi tidak atau minimal tidak terlihat indikasinya. Selain itu, Dr. M juga agak tersinggung ketika Amien Rais memirip-miripkan diri dengan Dr. M. “Maaf, ya, biar saya tua begini, saya punya pengalaman 22 tahun menjadi PM Malaysia. Amien Rais apa prestasinya?”

Amien Rais sangat kecewa atas jawaban Dr. M yang tak sesuai harapannya. Ia kembali ke Jakarta dengan tangan hampa, tetapi tetap tak tergoyahkan untuk nyapres lagi pada 2019. Pak Cik Amien Rais merasa lebih muda dari Tun Mahathir Mohamad, karena itu peluang menangnya jauh lebih besar. Pak Cik Amien tak peduli apa yang disampaikan Dr. M.

Tekad Amien Rais tetap bulat untuk nyapres dengan Koalisi Keumatan (PAN, Gerindra, PKS dan PBB) yang didukung doa 7 juta umat Islam Indonesia. Tuhan pasti akan malu jika tak mengabulkan doa umat yang menginginkan #2019GantiPresiden.

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.