Sabtu, April 27, 2024

Wanita Sebagai Samsak?

Erikca Adhelia
Erikca Adhelia
Penulis mahasiswa aktif di kampus swasta Jakarta.

Akhir-akhir ini kita sering mendengar fenomena kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dikalangan artis Indonesia, selain kalangan artis saja ternyata sebagian wanita di Indonesia merasakan kekersan dalam rumah tangga. kita bisa melihat data dari catatan tahunan Komnas Perempuan pada tahun 2020, mencatat bahwa KDRT masih menduduki tingkatan pertama dengan jumlah 75,4% dibandingkan dengan kasus lainnya.

Fenomena ini mengacu pada situasi dimana seseorang mengalami kekerasan dari seseorang yang diketahui dalam lingkungan rumah tangga, seperti pasangan, anggota keluarga, atau orang lain yang tinggal bersama. Kekerasan dalam rumah tangga dapat berupa fisik, seksual, psikologis, ekonomi, atau negatif lainnya.

Lalu timbul pertanyaan mengapa wanita sering menjadi sasaran kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)? perlu diingat bahwa KDRT dapat terjadi pada siapa aja, tidak hanya terbatas pada wanita, tetapi wanita memang lebih sering menjadi sasaran dibandingkan laki-laki.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan wanita menjadi sasaran KDRT di antaranya adalah ingin memiliki kekuasaan dan control, dalam banyak kasus pelaku KDRT merupakan seseorang yang menginginkan kontrok dan kekuasaan atas pasangannya, mereka mungkin menganggap wanita sebagai benda yang dapat dimiliki dan diatur.

Faktor lainnya adalah streotio gender, budaya yang memperkuat persepsi bahwa laki-laki harus menjadi “pemimpin” dan “pencari nafkah” serta wanita harus menjadi “pengikut” dan “pengurus rumah tangga”, membuat laki-laki merasa memiliki hak yang lebih besar atas keluarga dibandingkan dengan wanita, sehingga ketika wanita menolak atau memberikan pendapat berbeda, laki-laki merasa tidak dihargai dan marah, sehingga kekerasan menjadi salah satu bentuk ekspresi marah tersebut.

Ketika seseorang mengalami banyak permasalahan timbul penyakit salah satunya masalah mental, mental yang rusak ini  salah satu faktor terjadinya KDRT. pelaku KDRT sering sekali menderita masalah mental atau masalah kepribadian. ini dapat menyebabkan mereka menjadi marah dan agresif.

Point keempat ini yang saat miris pelaku KDRT bisa jadi memiliki latar belakang kekerasan yang terjadi pada masa lalu nya. mereka mungkin telah belajar bahwa kekerasan adalah cara mengatasi masalah atau menunjukkan kekuasaan.

Faktor terakhir yang marak terjadi akhir-akhir ini yaitu segi ekonomi. pada tahun kebelakang ini kita mengalami pandemic  hal hasil efek nya menimbulkan krisis ekonomi, situasi krisis ekonomi ini lah dapat menyebabkan stress dan tekanan yang berlebihan pada pelaku, yang memicu kekerasan. pada faktor ini juga bagi pelaku menjadi lebih agresif.

Setelah mengetahui faktor mengapa wanita selalu menjadi sasaran KDRT. kita akan melihat dari segi pelaku, alasan ia sampai hati melakukan tindakan tersebut. beberapa alasan yang dapat menjelaskan tindakan KDRT di antaranya adalah masalah mental atau masalah kepribadian, pelaku KDRT sering kali menderita masalah mental seperti skizofrenia, depresi, atau masalah kepribadian seperti narcissisme atau antisosial. Kondisi ini dapat membuat seseorang menjadi agresif, impulsif, dan tidak mampu mengontrol emosinya.

Faktor lainnya si pelaku dulunya adalah korban, latar belakang pelaku mungkin juga mengalami kekerasan dalam keluarga atau masa lalu. dengan peristiwa yang suda ia alami mereka telah belajar bahwa kekerasan adalah cara untuk mengatasi masalah atau menunjukkan kekuasaan.

Faktor stres dan tekanan merupakan faktor yang semua orang pernah alami, namun yang membedakan bagaimana cara kita untuk meluapkannya dengan baik. beda halnya pelaku KDRT yang mengalami tingkat stress dan tekanan tinggi dalam hidupnya mereka sulit meluapkannya dengan kegiatan positif mungkin mereka menggunakan kekerasan sebagai cara untuk mengeluarkan emosi negative mereka.

Masalah dengan alkohol atau narkoba, pelaku KDRT juga dapat mengalami masalah dengan alkohol atau narkoba. Konsumsi yang berlebihan dapat membuat seseorang menjadi agresif dan mudah marah. Perlu diingat bahwa tidak semua pelaku KDRT memiliki masalah yang sama dan tidak semua pelaku KDRT memiliki alasan yang sama untuk melakukan tindakan kekerasan. Beberapa pelaku mungkin melakukan kekerasan karena kombinasi dari beberapa faktor yang berbeda.

Apabila kita atau seseorang yang terdekat kita mengalami tindakan tersebut, lalu tindakan pihak ketiga apa saja yang bisa membantu korban mengumpulkan keberanian untuk melaporkan KDRT? untuk membantu korban KDRT adalah pertolongan yang sulit apalagi bagi korban, karena ada beberapa halangan yang mungkin dihadapi. namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantuk korban mengumpulkan keberanian untuk melapor di antaranya.

Memberikan dukungan emosional, dengan cara mendengarkan korban dengan dempati dan memberikan dukungan emosional dapat membantu korban merasa lebih aman dan nyaman untuk berbicara tentang pengalaman mereka.

Selanjutnya kita bisa memberikan informasi tentang hak-hak korban. dengan cara kita mengedukasi mengenai undang-undang yang melindungi korban KDRTdan cara untuk melaporkan kekerasan dapat membantu korban merasa lebih percaya diri dan tahu bagaimana untuk mendapatkan bantuan yang diperlukan.

Setelah kita menbantu dua hal tersebut biarkan korban memutuskan pilihannya dulu. dengan memberikan korban pilihan dalam tindakan yang diambil dapat membatu mereka merasa lebih dalam control situasi dan lebih mampu untuk mengambil tindakan.

Tindakan selanjutnya membuat jaringan dukungan dengan organisasi yang menangani KDRT, konselor, atau kelompok dukungan dapat membantu korban merasa lebih aman dan tidak sendiri dalam mengatasi situasi yang dihadapinya. Korban mungkin merasa lebih siap untuk melaporkan KDRT setelah situasi yang membahayakan telah berakhir atau setelah telah mengumpulkan cukup dukungan dari orang terdekat.

Pertimbangan kondisi keamanan sangat penting, korban harus merasa aman untuk melaporkan dan harus diberikan perlindungan yang diperlukan jika melaporkan pada saat situasi keamanan tidak stabil. proses untuk mengumpulkan keberanian dan melaporkan KDRT akan berbeda untuk setiap individu, korban harus merasa aman dan nyaman dengan tindakan yang diambil. Ada juga penting untuk diketahui bahwa melaporkan KDRT juga tidak menjamin keselamatan korban, tetapi ini adalah tindakan yang baik untuk menghentikan kekerasan dan memberikan korban akses untuk bantuan yang diperlukan.

Untuk mengatasi masalah kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) baik untuk pelaku maupun korban, beberapa solusi yang dapat diterapkan adalah:

Bantuan profesional: Pelaku KDRT harus diberikan bantuan profesional seperti terapi atau perawatan kepribadian untuk mengatasi masalah yang mendasar yang mungkin memicu kekerasannya. Korban juga harus diberikan bantuan konseling atau terapi untuk mengatasi trauma yang dialami.

Pendidikan dan sensibilisasi: Pendidikan dan sensibilisasi tentang KDRT harus ditingkatkan untuk mengurangi stigma dan untuk memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat tentang masalah ini.

Hukuman bagi pelaku: Hukuman yang sesuai harus diterapkan bagi pelaku KDRT untuk memberikan pelajaran dan menjaga keselamatan korban.

Proses pemulihan dari KDRT mungkin memakan waktu lama oleh sebab itu harus mendapatkan dukungan yang diperlukan.

Erikca Adhelia
Erikca Adhelia
Penulis mahasiswa aktif di kampus swasta Jakarta.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.