Jumat, April 26, 2024

Virus Corona, Tantangan, dan Kecemasan

Jose Fernando
Jose Fernando
Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Airlangga

Dua orang WNI berdomisili Depok telah dinyatakan positif terinveksi virus Covid-19 atau virus corona oleh pemerintah pada senin lalu. Dua orang ini merupakan ibu dan anak yang masing-masing berusia 64 tahun dan 31 tahun.

Presiden Jokowi menjelaskan bahwa mereka menjalin kontak dengan warga negara Jepang yang positif corona. Saat ini mereka tengah dalam pengawasan di RS Sulianti Saroso, Jalan Sunter Permai Raya, Jakarta Utara.

Hal ini tentu saja membuat masyarakat Indonesia khawatir, khususnya warga Jakarta. Saat pemerintah mengumumkan bahwa Indonesia mendapatkan kasus virus Corona pertama, masyarakat langsung melakukan pembelian besar-besaran kepada barang-barang pokok di beberapa puast perbelanjaan.

Masyarakat jelas cemas akan persebaran virus yang berasal dari Wuhan, China ini. Beredar foto dan video di media sosial saat masyarakat tengah memborong barang-barang untuk menjadi persediaan bertahan dari serangan virus ini.

Bagaimana tidak? Virus ini dapat menular kurang dari 5 menit jika seseorang berdekatan dengan korban. Apalagi setelah Indonesia baru mengumumkan kasus pertama lama setelah virus ini dikabarkan menyebar.

Tantangan Bagi Pemerintah

Indonesia merupakan negara ke-22 di Asia yang terpapar Virus Corona setelah sebelumnya pemerintah mengklaim Indonesia tidak terpapar saat negara-negara lain seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina sudah mengonfirmasi keberadaan Virus Corona di negaranya.

Banyak asumsi yang mengatakan bahwa Indonesia tidak memiliki teknologi yang cukup untuk mendeteksi virus tersebut, adanya prosedur yang tidak sesuai dengan standar internasional dilakukan oleh tenaga medis Indonesia, dan sebagainya.

Tetapi Dr. Terawan Agus Putranto, Menteri Kesehatan RI telah mengklarifikasi persoalan tentang kelalaian Indonesia dalam mendeteksi virus tersebut adalah asumsi belaka, sebab alat yang digunakan oleh Indonesia dalam mendeteksi Virus Corona, seperti pan-corona, Polymerase Chain Reaction (PCR), hingga Next Generation Sequencing (NGS) berasal dari Amerika Serikat.

Upaya pemerintah untuk mencegah virus itu masuk ke Indonesia sudah dilakukan, tetapi yang terpenting sekarang adalah sikap responsif pemerintah dalam menangani penyebaran di dalam negeri.

Tugas pemerintah bukan hanya mencegah korban bertambah banyak tetapi juga untuk tetap menjaga kondisi masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh berita hoax yang bertebaran. Ini menjadi tantangan pemerintahan Jokowi yang baru berjalan beberapa bulan. Bukan hanya pemerintah pusat, tetapi juga pemerintah-pemerintah tingkat daerah.

Kementerian Kesehatan telah melakukan surveillance tracking kepada pengunjung sebuah cafe dan bar di Kemang yang diduga menjadi awal penyebaran Virus Corona. Pemerintah melakukan penelusuran dan pemisahan pada orang yang melakukan close contact dengan WNI yang diduga terpapar Virus Corona.

Pemerintah DKI Jakarta dibawah koordinasi Gubernur Anies Baswedan telah membentuk Tim Tanggap Covid-19 untuk mengambil langkah-langkah cepat menghadapi persebaran virus ini. Sementara di lain kesempatan, Wali Kota Depok Muhammad Idris mengaku telah merumahkan 70 dokter dan pegawa RS Mitra Keluarga yang telah berinteraksi langsung dengan pasien Corona setelah dinyatakan positif.

Kecemasan Masyarakat 

Penyebaran virus Corona ini bukan hanya tantangan bagi pemerintah tetapi juga tantangan bagi masyarakat. Pada situasi seperti ini masyarakat dituntut untuk bersikap tenang. Cemas boleh saja, tetapi kecemasan berlebih tentu tidak baik.

Per tanggal 3 Maret 2020, jumlah orang yang sembuh dari Virus Corona mencapai 45.581 orang, sedangkan korban yang meninggal mencapai 3.085 orang. Persentase kematian akibat virus ini sangat rendah jika dibandingkan dengan jumlah orang yang terinfeksi mencapai lebih dari 80 ribu jiwa.

Jika melihat persentase kematian yang kurang dari 5%, Virus Corona ternyata tidak seberbahaya apa yang masyarakat bayangkan, tetapi tentu masyarakat juga tidak ingin virus itu menyebar di Indonesia.

Persediaan masker di pusat-pusat perbelanjaan telah ludes habis, padahal yang seharusnya memakai masker adalah korban terinveksi dan perawat yang menangani mereka. Jika kita sehat, gunakan masker hanya pada saat kita sedang merawat orang yang terinveksi Coronavirus.

Virus Corona tidak dapat menyebar lewat udara, tetapi lewat mata dan mulut. Jangan terlalu sering memegang bagian wajah dan mulut. Cucilah tangan sebelum dan sesudah makan. Lakukan cuci tangan sesuai prosedur agar tidak terinveksi Virus Corona.

Kita berdoa agar virus ini tidak menyebar secara luas di Indonesia, doakan agar pemerintah dapat mengambil keputusan yang tepat di situasi seperti ini. Seperti kata saya, cemas terhadap penyebarannya boleh saja, tetapi kecemasan yang berlebihan tentu tidak baik.

Jose Fernando
Jose Fernando
Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Airlangga
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.