Selasa, April 23, 2024

Valentine, Keberagaman, dan Toleransi

Arsi Kurniawan
Arsi Kurniawan
Minat pada isu Agraria, Pembangunan, Gerakan Masyarakat Sipil, dan Politik Lokal

Hari Valentine yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari merupakan momentum untuk berbagi kasih sayang kepada orang terdekat. Pada hari ini (valentine) setiap orang pasti merayakan dengan penuh suka cita dan penuh kedamaian. Sehingga momentum valentine harua dimakanai sebagai hari berbagi kasih sayang.

Lantas bagaimana hari valentine menempatkan keberagaman dan toleransi? Bukankah hari valentine tidak hanya sekedar bahwa kita berbagi kasih hanya kepada orang terdekat melainkan kepada saudara yang berbeda keyakinan dan budaya dengan kita? Di sinilah bagi saya kita harus melihat kembali momen valentine ditengah keberagaman Indonesia.

Bagi saya, hari valentine tidak hanya dimakanai sebagai hari yang berbagi kasih sayang hanya sebatas pada kerabat terdekat. Valentine harus menyasar pada semua lapisan masyarakat tanpa melihat sekat dan identitas. Apalagi ditengah bentuk intoleransi atas keberagaman Indonesia yang semakin menjemukkan, tentu mengakibatkan kita sulit menerima perbedaan sebagai modal sosial (capital social). 

Untuk untuk memahami valentine hanya sebagai hari kasih sayang bagi kerabat terdekat barangkali terlalu menafikkan bahwa hari valentine hanya sebatas euforia. Valentine lebih dari itu, dia (valentine) harus menyasar lebih jauh dan mendalam bahwa soal keberagaman dan toleransi harus tumbuh melalui perayaan valentine.

Di satu sisi kita melihat kondisi keberagaman mulai mengalami polarisasi karena kurangnya sikap saling berbagi kasih sayang diantara sesama kita. Di sisi lain, valentine harus berupaya hadir untuk membentuk kembali kondisi sosial tersebut menjadi lebih baik bagi keberagaman. Di sana kita akan lebih mudah bersikap toleransi terhadap identitas lain.

Selama ini kita selalu salah kaprah memahami keberagaman. Logika di ruang publik selalu melihat keberagaman sebagai musuh yang perlu dimusnahkan. Sehingga kita selalu mendaku diri paling benar, suci dan tanpa dosa, sementara kelompok lain kita kambing hitamkan demi melanggeng kebenaran yang kita dengungkan. Kondisi semacam ini bukan malah menciptakan keutuhan tetapi mengakibatkan beragam kekerasan atas nama identitas.

Di sana logika identitas mulai menyebar dengan klaim bahwa identitas kita paling benar dan menjadi sumber dan rujukan bagi identitas lain. Merujuk pada buku Kekerasan dan Identitas (Amartya Sen; 2006), kekerasan bisa terjadi akibat tumbuhnya rasa identitas yang diandaikan bersifat kodrati sekaligus tunggal-bahkan bersifat agresif-yang dianggap melekat pada diri kita dengan tuntutan yang berat (kadangkala menuntut kita bertindak kejam).

Logika semacam ini akan tumbuh subur dalam setiap pribadi kita manakala kita selalu memandang identitas yang kita miliki bersifat kodrati dan bahkan menjadi sumber kebenaran tunggal.

Hal ini tidak pelak lagi, kekerasan akan dengan mudah muncul dan identitas lain dianggap sebagai musuh dan karena itu pantas dikucilkan. Di sinilah bagi saya sebetulnya kita terjebak dalam logika yang sempit dengan nalar yang rapuh dalam memahami identitas.

Karena itu hari valentine tidak sekedar bahwa kita merayakan sebagai bentuk memberikan kasih sayang bagi kerabat. Malainkan harus mampu membaca dengan utuh bahwa identitas dan keberagaman memerlukan kasih sayang sebagai jalan damai menunu pada sikap toleransi. Melalui hari valentine kita bisa merayakan dengan masyarakat lain tanpa disekat dengan logika identitas yang tidak sehat.

Berbagai bentuk kekerasan yang akhir-akhir ini terjadi ditengah masyarakat atas dasar pembelaan identitas harus kita tepis melalui sikap kita membawa diri lewat hari valentine. Begitupun dengan aksi-aksi sepihak yang menolak didirikannya gereja semestinya sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama untuk kembali merangkul melaui hari valentine.

Capital Social

Keberagaman yang tumbuh di Indonesia merupakan modal sosial penting bagi masa depan dan peradaban Indonesia di kemudian hari. Namun hal itu tidak akan berarti apa-apa jika hari ini kita tidak memulai dan membangun sikap toleransi dalam menjaga perbedaan.

Sengkarut politik yang selalu dipolitisir dengan isu identitas menunjukan bahwa kita masih lemah dalam memandang keberagaman sebagai modal sosial. Pelajaran politik (political lesson) tahun 2019 merupakan momen yang dapat menjadi pelajaran bahwa politik atas dasar identitas merupakan bentuk politik cacat. Ini harus kita pegang bersama, bahwa identitas dan keberagaman harus tetap tumbuh agar kita terus menghadirkan nuansa politik kedamaian dan sikap menunjung nilai-nilai perbedaan.

Kita harus yakin bahwa hari valentine merupakan momentum penting yang akan menghadirkan lebih banyak manafaat manakala kita menghadirkan itu sebagai jalan untuk bertemu dan bercengkrama dengan masyarakat lain. Kita perlu merayakan ini ditengah keberagaman agar nuansa toleransi dapat terus kita garap bagi kemajuan dan meningkatkan rasa solidaritas dan soliditas sebagai warga negara. Tanpa memaknai hari valentine seperti ini, bagi saya kita kehilangan poin paling penting dari hari kasih sayang tersebut.

Pada aras ini saya ingin menunjukan bahwa kita perlu merayakan hari valentine sebagai bentuk kesadaran kita untuk saling berbagi kasih sayang bagi orang lain. Tidak ada lagi sekat dan garis demarkasi yang menghambat kita untuk melakukan upaya toleransi ditengah keberagaman. Dengan jni saya yakin kedepan kita akan lebih mudah menerima perbedaan dan terus mengupayakan nilai toleransi.

Di situlah menurut hemat saya hari valentine harus disasar lebih mendalam. Bukan sekedar hari berbagi kasih sayang hanya kepada kerabat tetapi bagi semua saudara kita. Selamat hari valentine bagi semua saudara sebangsa dan setanah air. Semoga kita terus menerima perbedaan sebagai modal sosial dan bekal demi membangun Indonesia menuju bangsa yang beradab secara etika dan moral.

Arsi Kurniawan
Arsi Kurniawan
Minat pada isu Agraria, Pembangunan, Gerakan Masyarakat Sipil, dan Politik Lokal
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.