Hari Kartini diperingati setiap tanggal 21 April. Raden Ajeng Kartini lahir 21 April 1879. Pada masa itu banyak anak-anak seumuran RA. Kartini yang tidak bersekolah. Tetapi RA. Kartini dapat menyelesaikan sekolah Europese Lagere School.
RA. Kartini meninggal di usia 24 tahun. J.H Abendanon mulai mengumpulkan surat-surat yang pernah ditulis RA. Kartini. Maka disusunlah buku “Door Duisternis tot Licht” yang diterjemahkan menjadi “Dari Kegelapan Menuju Cahaya” yang terbit tahun 1911. Buku ini membuat perubahan pemikiran di masyarakat tentang perempuan pribumi.
Perempuan dipandang masyarakat menjadi lebih baik. Tidak lagi semena-mena terhadap perempuan. Perempuan menjadi memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran. Berhak pula berorganisasi, berhak mengeluarkan pendapat dan saran.
Organisasi Perempuan Persyarikatan Muhammadiyah
Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Majelis Pendidikan Tinggi, dalam hal ini lembaga otonomnya yaitu Pimpinan Pusat Aisyiyah telah berperan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
Aisyiyah telah memiliki 33 Pimpinan Wilayah Aisyiyah (Propinsi), 370 Pimpinan Daerah Aisyiyah (kabupaten), 2.332 Pimpinan Cabang Aisyiyah (kecamatan) dan 6.924 Pimpinan Ranting Aisyiyah (kelurahan). Aisyiyah juga memiliki amal usaha yang bergerak di bidang pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.
Amal usaha Aisyiyah bidang pendidikan terdiri dari kelompok bermain, taman pengasuhan anak, taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan pendidikan tinggi. Amal usaha di bidang kesehatan berupa rumah sakit, rumah bersalin, badan kesehatan ibu dan anak, balai pengobatan dan posyandu. Dalam bidang kesejahteraan sosial yaitu rumah singgah anak jalanan, panti asuhan, Lembaga dana santunan sosial dan tim panrukti jenazah.
Sejarah Universitas Aisyiyah Yogyakarta
Berdasarkan hasil keputusan Muktamar Aisyiyah yang ke 35 di Jakarta, maka didirikanlah Pendidikan Tenaga Kesehatan Aisyiyah tahun 1963. Selanjutnya didirikanlah Sekolah Bidan Aisyiyah berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 65 tanggal 10 Juli 1963.
Seiring dengan proses yang berjalan dan mengikuti peraturan pemerintah maka didirikan juga Sekolah Penjenang Kesehatan Tingkat C. Tahun 1978 berubah menjadi Sekolah Perawat Bidan Aisyiyah Yogyakarta. Pendidikan Tinggi Perawat Kesehatan Aisyiyah (SPK’A) Yogyakarta. Pendidikan Tinggi Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta tahun 1982 juga menyelenggarakan program Pendidikan Bidan A (PPB A) atau setingkat D I Kebidanan.
Tahun 1991 sesuai SK Menkes RI No. HK.00.06.1438 SPK’A Yogyakarta dikonversi menjadi Akademi Keperawatan Aisyiyah Yogyakarta. Tahun 1998 Pendidikan Tinggi Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta kembali ke ciri khas awalnya konversi menjadi Akademi Kebidanan Aisyiyah Yogyakarta.
Tahun 2003 melalui Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 181/D/0/2003 berkembang menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah Yogyakarta. STIKES Aisyiyah Yogyakarta juga sudah mendapatkan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi dengan peringkat B.
Tahun 2016 STIKES Aisyiyah Yogyakarta berubah bentuk menjadi Universitas Aisyiyah Yogyakarta (Unisa) berdasarkan Surat Keputusan Kemenristek Dikti Nomor 109/KPT/I/2016 pada tanggal 10 Maret 2016. Universitas Aisyiyah Yogyakarta juga sudah mendapatkan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi pada 10 Oktober 2017 dengan peringkat Terakreditasi B.
Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kini
Saat ini tiga tahun setelah berubah menjadi Universitas Aisyiyah Yogyakarta, sudah memiliki 3 Fakultas yaitu Fakultas Ilmu Kesehatan terdiri dari Ilmu Kebidanan Jenjang Magister S2, Pendidikan Profesi Bidan, Profesi Fisioterapi, Profesi Ners, Gizi, Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan, Bidan Pendidik, Keperawatan Anestesiologi, Kebidanan Jenjang D III, Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Jenjang D III. Fakultas Sains dan Teknologi terdiri dari Bioteknologi, Arsitektur dan Teknologi Informasi. Fakultas Ekonomi, Ilmu Sosial dan Humaniora terdiri dari Administrasi Publik, Komunikasi, Akuntansi, Manajemen dan Psikologi.
Mahasiswa Unisa masih didominasi oleh perempuan, faktor penyebabnya adalah sebagian besar mahasiswa Unisa masih berada pada program studi kebidanan dan program studi lain di Fakultas Ilmu Kesehatan. Mahasiswa Unisa berasal dari 33 propinsi dengan 31% masih didominasi dari Daerah Istimewa Yogyakarta dan ada beberapa mahasiswa dari luar negeri.
Unisa mendapatkan hibah jurnal dari Kemenristekdikti. Hibah jurnal ini didapatkan setelah bersaing dengan ribuan perguruan tinggi di Indonesia. Dengan memperoleh hibah jurnal ini diharapkan menjadi pemacu dan pemicu dosen, peneliti, mahasiswa, pengelola jurnal, asesor jurnal serta stakeholder terkait untuk terus meningkatkan kuantitas dan kualitas publikasi ilmiah baik secara nasional dan internasional.
Unisa telah menjalin kerjasama internasional di negara-negara Asia Tenggara, Inggris dan Taiwan. Baru-baru ini di awal Maret 2019 Unisa merintis kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di Australia. Tiga universitas tersebut adalah La Trobe University, University of Canberra dan Australian National University. Kerjasama yang akan dilakukan yaitu program kursus singkat 3-4 minggu, visiting professor, international practice project.
Unisa diharapkan mampu bersaing dengan perguruan tinggi lain. Unisa juga diharapkan mampu memberi warna keindonesiaan, keislaman dan pengarusutamaan gender berbasis Islam yang berkemajuan. Unisa berupaya semakin memperluas peran dan kontribusi dalam mencerdaskan dan memajukan kehidupan bangsa.