Sabtu, April 20, 2024

TSMC: Paradox Hegemoni

Habib Pashya
Habib Pashya
Mahasiswa S2 Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada

Sejak Tsai-Ing Wen menjabat sebagai Presiden Taiwan, Tiongkok melakukan eskalasi termasuk tekanan terhadap Taiwan. Selama dua tahun, hampir pesawat tempur dan pembom dari People’s Liberation Army dan sering mengelilingi pulau itu sebagai unjuk kekuatan dalam mengambil ahli Taiwan.

Hingga akhir tahun 2020, pesawat militer Tiongkok memasuki zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan sebanyak 20 kali. Menurut Reuters, 7 April 2021, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan 15 pesawat Tiongkok, termasuk 12 pesawat tempur, memasuki zona identifikasi pertahanan udaranya, dengan pesawat anti-kapal selam terbang ke selatan melalui Selat Bashi antara Taiwan dan Filipina.

Hal itu dipertegas oleh Joseph Wu berkata, “Kami bersedia untuk membela diri, itu tanpa pertanyaan […] Kami akan berperang jika kami perlu berperang, dan jika kami perlu mempertahankan diri sampai hari terakhir , kemudian kita akan membela diri kita sendiri sampai hari terakhir. “Di lain hal, dengan melihat eskalasi Tiongkok yang begitu besar di Taiwan tidak terkecuali melibatkan Amerika Serikat.

Presiden Joe Biden, dia akan menghadapi hubungan yang ‘ekstrim’ dengan Tiongkok tetapi pendekatan yang lebih baik dengan pendahulunya, Donald Trump. Biden berkata, “Saya sudah mengatakan kepadanya selama ini bahwa kita tidak perlu memiliki konflik […] Tapi akan ada persaingan ekstrim, saya tidak akan melakukannya seperti yang dilakukan Trump. Kami akan fokus pada aturan jalan internasional. ”

Tentunya, fakta tersebut akan berhadapan dengan kontestasi kekuatan besar di Taiwan yang berdampak kepada Perusahaan Manufaktur Semikonduktor Taiwan atau TSMC. Produsen chip kontrak terbesar dunia itu berada di bawah tekanan untuk memihak dalam persaingan AS-Tiongkok untuk supremasi teknologi yang menimbulkan dilema dalam menjadi rantai pasokan global.

Amerika Serikat memiliki posisi besar di Taiwan sejak 1979 untuk menjaga stabilitas di Taiwan. Melihat apa yang dilakukan Tiongkok terhadap Taiwan. Untuk itu, Daftar Entitas Departemen Perdagangan AS juga telah mempersulit perusahaan asing yang menggunakan produk AS, seperti TSMC untuk berbisnis.Terbukti, menurut South Tiongkok Morning ,TSMC menunda suplai dari Teknologi Informasi Phytium Co, yang merupakan salah satu dari tujuh superkomputer Tiongkok.

Atas laporan itu, anggota TSMC tidak mau berkomentar tentang masalah tersebut. Namun perwakilan TSMC berpendapat, “patuhi semua hukum dan peraturan seperti biasa, dan akan beroperasi sesuai dengan pembatasan ekspor”.Larangan itu datang ketika Tiongkok mengimpor rekor 58,9 miliar unit semikonduktor pada Maret senilai $ 35,9 miliar, menurut data yang dirilis oleh Administrasi Umum Kepabeanan.

Francis Lau, Profesor dari Universitas Hong Kong berkata, “Sanksi tersebut pasti akan mempengaruhi kemampuan Tiongkok untuk tetap berada di posisi terdepan dalam superkomputer karena semua superkomputer saat ini sebagian besar menggunakan komponen buatan AS. Meski ada alternatif yang dibuat oleh negara lain seperti Jepang dan Korea Selatan, komponen terbaiknya tetap dari AS.“

Kegiatan ini memberi AS lebih banyak ruang untuk mengontrol TSMC daripada Tiongkok. Sejak presiden populis, Donald Trump terlibat Perang Dagang dengan Tiongkok, Gedung Putih telah lama menekan sekutu dan perusahaan untuk memblokir perkembangan Huawei, dengan alasan bahwa Huawei dapat mencegat data sensitif dengan peralatan komunikasinya dan membagikannya dengan pemerintah Tiongkok.

Pada Mei 2020, AS Perdagangan Departemen mengeluarkan peraturan yang secara efektif melarang TSMC menjual chip ke Huawei jika ingin tetap berbisnis dengan perusahaan AS. Pada akhirnya TSMC mengikuti peraturan tersebut.Dilaporkan oleh Reuters pada September 2020, Presiden Taiwan, Tsai-Ing wen membuat keputusan penting sebagai bagian dari rantai pasokan kepada Ketua TSMC, Mark Liu.

Tsai berpendapat,”Kami sangat mementingkan industri strategis ini, dan akan secara aktif membantu industri dalam memecahkan masalah, untuk terus mengkonsolidasikan keuntungan dari industri semikonduktor Taiwan, dan untuk mempercepat transformasi dan pengembangan [ …] Fokus pengembangan di masa depan mencakup lokalisasi pasokan material, otonomi teknologi, lokalisasi manufaktur peralatan asing, dan lokalisasi peralatan perakitan lanjutan.

”Faktanya, AS tahun lalu menyumbang lebih dari 60 persen dari penjualan TSMC, dibandingkan dengan hanya 20 persen ke Tiongkok. Selain itu, AS menerima investasi TSMC sebesar $ 3,5 miliar di Arizona, Amerika Serikat.

Singkatnya, jika Tiongkok ingin mendapat lebih banyak dukungan dari TSMC, otoritas Tiongkok dapat mengurangi serangannya terhadap Taiwan dan membangun kembali kerja sama dengan AS. Selain itu, Tiongkok dapat menjadikan Taiwan sebagai ‘negara merdeka’ dan dapat melanjutkan perdagangan segitiga.

Habib Pashya
Habib Pashya
Mahasiswa S2 Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.