Selasa, Desember 3, 2024

Tsamara Amany dan Polemik yang Salah Sasaran

Novia Putri Kristiana
Novia Putri Kristiana
Konsultan Digital Media Campaign Strategic dan Pegiat Wayang Suket
- Advertisement -

Jagat media kembali dihebohkan gara-gara Fadli Zon yang menyatakan bahwa Vladimir Putin merupakan sosok pemimpin yang dibutuhkan bangsa Indonesia. Secara gegabah disambut oleh Tsamara Amany Alatas, Ketua DPP PSI, yang memberikan pernyataan bahwa Putin bukanlah sosok pemimpin yang baik, sebab Putin membungkam pihak oposisi, kebebasan pers, membiarkan korupsi, diktator dan otoriter.

Tanpa butuh waktu lama, pernyataan Tsamara mendapat tanggapan dari Russia Beyond the Headlines (RBTH) Indonesia yang menyatakan bahwa ada kesalahpahaman dan ketidaktahuan Tsamara mengenai Rusia dan meminta kepada Tsamara untuk lebih banyak riset atau mengunjungi Rusia agar lebih memahami keadaan negara Rusia.

Tidak sampai di situ, segera Tsamara memberikan klarifikasi kepada RBTH Indonesia dengan menyebut bahwasanya wajar saja kalau RBTH Indonesia melakukan pembelaan terhadap Putin, karena RBTH merupakan corong kampanye Rusia di dunia Internasional. Mau sampai kapan saling balas ini terjadi? Coba kita melihat akar persoalan utamanya.

Sebagai seorang politisi muda dan punya bakat, Tsamara termasuk figur yang sangat populer saat ini. Keberaniannya terjun di dunia politik praktis, tentu akan menjadi inspirasi generasi muda serta dapat mengubah paradigma politik Indonesia.

Mendapat banyak kritik tentu hal wajar, semakin tinggi pohon, semakin kencang diterpa angin. Jangan roboh, berpijaklah yang kuat. Jangan ragu dan jangan khawatir jika banyak yang mempertanyakan kapasitasmu sebagai politisi karena usiamu masih belia, 21 tahun.

Sebagai generasi muda, yang usianya tidak terpaut jauh, saya akan berdiri membelamu, Tsamara, jika ada yang mengkritik perihal usiamu yang belia. Saya berani menyatakan sudah saatnya orang-orang yang merasa tua dan meremehkan generasi muda seperti kita, lebih baik masuk tong sampah saja.

Mereka lupa atau bahkan tidak memahami sejarah berdirinya republik ini. Republik ini dibangun dan didirikan oleh generasi muda yang kala itu usianya juga masih berkisar 20an tahun.

Sukarno mendirikan PNI di saat usianya masih 26 tahun. Mohammad Hatta mendirikan Perhimpunan Indonesia saat berusia 25 tahun. Lihatlah, kedua bapak bangsa Indonesia itu masih sangat belia kala itu. Mendirikan organisasi dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia tidak mulus.

Harus melalui penangkapan, dipenjara serta pengasingan. Tetapi mereka tidak gentar, dan akhirnya membuahkan hasil dengan memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Perjuangan panjang.

Maju terus Tsamara. Jangan goyah, tetapi juga jangan takabur. Beberapa kritik yang membangun serta nasihat yang baik, jangan juga diabaikan. Kritik yang disampaikan oleh RBTH Indonesia tidak sepenuhnya keliru, bahwasanya Anda belum pernah melakukan riset yang mendalam bahkan mengunjungi negara Rusia, hanya berdasar atas pernyataan-pernyataan media dan lembaga riset, salah satunya yaitu survei The Economist tahun 2017.

- Advertisement -

Dari sini, saya berani menyatakan bahwa pernyataan Anda, Tsamara, merupakan pernyataan Paradoks. Pada satu sisi Anda menyatakan bahwa RBTH Indonesia merupakan media propaganda Rusia di dunia Internasional, tetapi Anda juga merujuk pada media yang juga mempunyai visi dan misi propaganda negara tertentu, yang Anda menyebutnya sebagai media dan lembaga-lembaga riset terkemuka di negara demokratis. Lantas, apakah media dan lembaga riset di negara demokratis tidak membawa misi propaganda? Silakan Anda renungkan.

Seperti kata Pramoedya Ananta Toer, “Adil sejak dalam pikiran”. Jangan hanya demi kemenangan dalam berdebat, Anda rela mengorbankan kebijaksanaan dan keadilan intelektual yang Anda miliki. Dan satu lagi, jangan mudah terbawa emosi dan justru melenceng dari esensi perdebatan.

Pada mulanya, Anda ingin menanggapi Fadli Zon. Kemudian justru Anda lebih konsen untuk berdebat dengan RBTH Indonesia. Jika hal ini yang terjadi, Fadli Zon akan menonton sembari minum kopi dan tertawa di depan televisi atau gawainya melihat perseteruanmu dengan RBTH Indonesia, karena justru kritik Anda meleset dari sasaran utama dan terbawa suasana untuk semakin melenceng.

Syukurlah, atas kedewasaan dan kebijaksanaanmu, dengan didampingi Bro Raja Juli Antoni, Sekjen PSI, mengadakan pertemuan dengan perwakilan Kedubes Rusia untuk Indonesia yang diwakili oleh Sekretaris Dubes Rusia, Sergey Drobyshevskiy di kantor pusat PSI dan menyelesaikan polemik serta kesalahpahaman yang terjadi. Hal ini bisa dijadikan pelajaran yang penting untuk melanjutkan perjuangan.

Saran saya, lain kali berpikirlah lebih bijaksana, jangan terbawa nafsu, Tsamara. Masih panjang masa depanmu. Bakat politik serta kecerdasaanmu akan lebih bermanfaat dan berguna bagi bangsa dan negara Indonesia. Jangan habiskan energimu untuk hal-hal seperti ini. Mari bersama memperjuangkan dan memberikan kontribusi kita sebagai generasi muda menuju keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Novia Putri Kristiana
Novia Putri Kristiana
Konsultan Digital Media Campaign Strategic dan Pegiat Wayang Suket
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.