Senin, April 29, 2024

Titik Balik Alur Perang Korea

Genta Ramadhan
Genta Ramadhan
Pemerhati isu sosial-humaniora.

Pertempuran Waduk Chosin, yang lebih dikenal Pertempuran Danau Chanjing, menjadi titik balik kemajuan militer Amerika Serikat dalam Perang Korea (1950-1953). Sejak didukung oleh Amerika Serikat beserta sekutunya, militer Korea Selatan melakukan serangan balik merebut wilayah mereka dan menguasai wilayah Korea Utara. Namun, mereka tidak menyadari bahaya lain yang akan mendekat, yaitu Tiongkok.

Secara geografis, Tiongkok berbatasan langsung dengan Korea Utara melalui Sungai Yalu. Artinya apabila situasi buruk terjadi di Korut, maka Tiongkok sanggup menyokong kebutuhan logistik orang Korut yang mengungsi di sepanjang perbatasan. Jangan lupa, militer Tiongkok unggul soal kuantitas. Terbukti ketika Perang Korea pecah, Mao Zedong mengerahkan sekitar 800.000 tentara untuk membantu tentara Kim-Il Sung yang terpojok.

Danau Chanjing saat ini berlokasi di Changjin Country, Korea Utara. Kondisi wilayah sekitar Danau Changjing terisolir karena wilayah ini dikelilingi pegunungan dan jarang ditemukan pemukiman penduduk. Namun siapa sangka, lokasi terpencil ini pernah menjadi saksi bisu dalam Perang Korea.

Intervensi Tiongkok terhadap Perang Korea

Intervensi Amerika Serikat terhadap Perang Korea menjadi kabar buruk bagi Korea Utara. Sisa tentara Korsel yang terpojok akibat serangan kilat Korut terus bertahan dari kawasan Pusan hingga Sungai Nakdong. Mendengar situasi Korea makin memburuk pada 27 Juni 1950, Presiden Amerika Serikat, Harry S. Truman, menugaskan Jenderal MacArthur untuk membantu tentara Korea Selatan yang terpojok. Tiga hari kemudian Truman merestui dan mengangkat MacArthur sebagai Komando Operasi Militer Timur Jauh, dalam rangka menghalau pengaruh komunisme di Timur Jauh.

Pada 15 September 1950, tentara Amerika Serikat melakukan pendaratan amfibi di Incheon. Mereka bersama-sama membebaskan wilayah Korea Selatan yang diduduki tentara Korea Utara hingga mencapai garis paralel 38 derajat.

Pada tanggal 7 Oktober 1950, Tentara ke-8 (Eighth Army) memasuki wilayah Korea Utara melalui Pyongyang. Seperti pada strategi perang umumnya, Angkatan Udara AS dahulu membombardir objek vital musuh bertubi-tubi. Setelah berhasil dilumpuhkan, infanteri, artileri, dan kavaleri datang untuk menyapu bersih sisa-sisa tentara Korea Utara yang bertahan. Sementara Korps X mendarat di Hungnam, pelabuhan pantai timur laut Korea Utara. Tentara ke-8 dipimpin oleh Letnan Jenderal Walton Walter sementara Korps X dipimpin oleh Letnan Jenderal Edward Edward M. Almond.

Tentara ke-8 dan Korps X bersama-sama menduduki wilayah Korea Utara hingga Sungai Yalu. Sungai Yalu merupakan batas wilayah antara Tiongkok dan Korea Utara. Di sana terdapat kota Sinuiju (Korea Utara) dan Dandong (Tiongkok) yang dipisahkan oleh sungai itu. Namun, jarak komunikasi antara Tentara ke-8 dan Korps X mencapai 50 mil. Richard T. Ruetten, dalam Pacific Historical Review, berkomentar bahwa jarak koordinasi militer Amerika yang begitu jauh menjadi celah bagi tentara Tiongkok untuk menyergap dua grup pasukan besar Amerika.

Sekadar informasi Korps X membawahi Divisi Marinir Ke-1 (dipimpin oleh Mayor Jenderal Oliver P. Smith), Divisi Infanteri Ke-7 (dipimpin oleh Mayor Jenderal David G. Barr), dan Divisi Infanteri Ke-3 (dipimpin oleh Robert H. Soule). Khusus Pertempuran Danau Chajing, Divisi Marini Ke-1 bermarkas di Hagaru-ri.

Sementara di Beijing, Mao Zedong menerima laporan intervensi militer Amerika dalam Perang Korea pada Oktober 1950. Tentara Korea Utara kewalahan menghadapi gempuran koalisi militer PBB. Mao Zedong khawatir jika militer Amerika berhasil mencapai Sungai Yalu, maka Tiongkok dalam bahaya.

Song Shilun, Komandan Grup Ke-9 Tentara Pembebasan Rakyat (PVA) Tiongkok, ditunjuk untuk memimpin pertempuran Danau Chanjing. Tentara Tiongkok juga harus menghadapi musim dingin yang ekstrim (kiriman dari Siberia) saat itu, Belum lagi kebutuhan logistik tentara Tiongkok tersendat akibat pengemboman jembatan rel kereta api di Sungai Yalu akibat pesawat pengebom Amerika.

Keadaan yang tidak menguntungkan tidak membuat tentara Tiongkok menyerah. Mereka fokus melaksanakan misi strategis. Sampai akhirnya mereka sudah tiba di kamp militer Amerika di pinggiran Danau Changjin yang membeku. Tepat pada tanggal 25 November 1950, Tentara Grup Ke-9 Tiongkok melakukan serangan umum terhadap markas Divisi Marinir Ke-1 di Yudam-ni, Hagaru-ri, and Kot’o-ri dan markas Resimen Gugus Tugas Ke-31 (dikenal Resimen Maclean), dibawah Divisi Infanteri ke-7 yang berlokasi di pinggiran Danau Chanjing.

Genta Ramadhan
Genta Ramadhan
Pemerhati isu sosial-humaniora.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.