Bahasa merupakan alat komunikasi manusia sebagai penyampaian informasi kepada masyarakat. Bahasa merupakan elemen paling penting dalam kehidupan sehari-hari, bahasa juga merupakan alat yang mampu menyampaikan isi pikiran dan perasaan yang dimiliki oleh manusia. Keterampilan dalam berbahasa menjadi poin penting dalam berinteraksi.
Dalam berbahasa ada hal penting yang tak boleh kita abaikan yaitu sopan santun dalam menyampaikan pesan. Maka penting bagi kita untuk mengetahui dan memperhatikan sopan dan santun dalam berbahasa.
Secara tidak sadar, ada kata-kata yang memiliki banyak manfaat “ajab”, bahkan kata-kata tersebut dapat membuat orang menjadi bahagia. Kata-kata ajaib yang paling mudah dan tidak boleh kita lupakan yaitu bahasa yang sejak kecil kita pasti sudah diajarkan oleh kedua orang tua kita mengenai sopan santun dalam berbahasa.
Kepada siapapun dan dimanapun kita. Mengingat fakta bahwa pada diri manusia selalu ada keinginan untuk dihargai, kata “terima kasih”, “tolong”, dan “maaf” seharusnya menjadi kata dasar yang baik, karena ketiga kata ajaib tersebut merupakan bagian dari ungkapan yang lazim digunakan untuk menghargai seseorang.
Namun, kenyataan berkata lain Dini Melani Dewi dalam penelitiannya tentang etika penggunaan kata satotema (salam, tolong, terima kasih dan maaf) dalam interaksi sehari-hari, mengatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari masih banyak orang yang mengaku sering melupakan kata satotema ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah perubahan budaya dengan pendekatan zaman yang semakin modern, sehingga masyarakat masih enggan untuk mengucapkan tiga kata sederhana tersebut.
Terima Kasih
Berbicara mengenai terima kasih, teringat sebuah kisah nyata pada tahun 1860, dimana pada saat itu sebuah kapal laut bertabrakan dengan sebuah kapal pengangkut kayu di Lautan Atlantik. Kapal yang berpenumpang 373 orang tersebut terombang-ambing di tengah badai yang ganas dan cuaca dingin yang ekstrem, tampaknya seluruh penumpang sulit untuk lolos dari maut. Dalam keadaan tersebut, ada seorang pemuda bernama Specer yang rela bolak-balik terjun ke lautan untuk menyelamatkan penumpang yang hampir tenggelam.
Specer berhasil menyelamatkan 17 orang penumpang, karena merasa kelelahan dan berujung jatuh pingsan, saat sadar dari pingsan Specer tidak bisa berdiri kembali, dan dinyatakan lumpuh. Specer menghabiskan usianya di kursi roda. Berita itu pun tersebar tetapi tidak ada satu pun dari ke 17 penumpang yang diselamatkan nya mengucapkan terima kasih, padahal yang dilakukan oleh Specer itu beresiko pada nyawanya sendiri.
Banyak yang bilang, ikhlas itu tidak perlu menuntut seorang untuk mengucapkan terima kasih. Ya, tentu, tidak ada yang salah dari ungkapan itu, akan tetapi perlu kita ketahui kata “terima kasih” menunjukkan rasa syukur dan penghargaan terhadap suatu kebaikan. Ketika mengucapkan kata ini kepada orang yang telah berbuat baik kepada kita, percayalah pasti orang tersebut akan merasa senang, dan hal ini sudah diajarkan oleh Rosulullah SAW. dalam sebuah hadist dari Abu Hurairah, Rosuullah bersabda: “tidak dikatakan bersyukur kepada Allah bagi siapa yang tidak mau berterima kasih kepada manusia”. (HR. Abu Daud no. 4811 dan At-tirmidzi no 1954).
Dengan mengucapkan kata terima kasih pun kita sudah menghidari salah satu penyakit hati yaitu sombong. Oleh karena itu jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih.
Tidak hanya kepada sesama manusia saja, tetapi kepada Allah juga, kita sebagai umat islam yang baik tidak boleh lupa untuk selalu bersyukur, berterima kasih kepada allah atas semua nikmat yang telah diberikan-Nya dari mulai hal terkecil seperti sampai saat ini kita bisa bernafas. Lalu bagaimana cara kita bersyukur dengan nikmat yang Allah beri? Itu tidak cukup dengan kita berucap “Alhamdulillah” tetapi dengan cara kita memanfaatkan yang Allah beri dengan hal-hal kebaikan, seperti shadaqoh, membeli makanan yang halal, dan banyak lagi.
Tolong
Coba bandingkan “ambilin buku, dong!” dengan “boleh tolong ambilkan buku itu?”, saat kita berada di posisi penolong kata mana sih yang enak didengar dan diterima oleh telinga kita? Tentunya kata yang kedua. Sebagai seorang penolong pasti lebih ikhlas dan senang jika ada yang meminta pertolongannya dengan sopan dan enak didengar. Stop! beranggapan saat menggunakan kata tolong berarti kita merendahkan diri. Tidak seperti itu, perlu kita ketahui pula menggunakan kata tolong berarti kita menghargai dan menghormati orang yang hendak memberi kita bantuan.
Islam tidak dapat dipisahkan dari ajaran untuk saling tolong menolong bahkan islam mewajibkan kita untuk saling tolong menolong, dalam firman Allah disebutkan :
وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya. (Q.S. Al-Maidah/3:2)”
Maaf
Kalo berbuat salah, ya harus minta maaf. Jangan membela diri apalagi mencibir dengan kalimat, “Alah gini doang. Baperan banget sih!” Dan entah sejak kapan, ketika kita berbuat salah yang seharusnya mengucapkan kata maaf berubah menjadi ahh kamu baperan. Sungguh terlalu kalo kata bang Haji Rhoma Irama. Banyak orang sangat enggan mengucapkan kata maaf, kenapa? Mereka merasa kalah, lemah jika kata itu terlontarkan. Padahal meski kita mengucapkan kata maaf bukan berarti kita lemah, bukan berarti kita kalah pula. Meminta maaf membuat diri kita lebih mulia, karena berani mengakui kesalahan yang kita perbuat.
Kita akan lebih banyak belajar dan memperbaiki kualitas diri pula. Seperti pada kisah ketulusan maaf Bilal dan Abu Dzar, dimana pada waktu itu ada perselisihan antara Bilal dan Abu Dzar, sampai Abu Dzar menghina terhadap fisik Bilal dengan kata-kata yang membuat Bilal sakit hati, dan Bilal pun mengadu pada Rosulullah, setelah itu Abu Dzar mendapat kata-kata tamparan dari Rosulullah yang membuat ia tersadar akan kesalahannya yang menghina bilal, dan akhirnya ia menghampiri Bilal untuk meminta maaf, dan Bilal pun dengan tulus memaafkan Abu Dzar.
Allah berfirman dalam Q.S. Asy-Syura ayat 43
وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ اِنَّ ذٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ
“Tetapi barangsiapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia. (Q.S. Asy-Syura/42:43)”
Coba bayangkan jika kita tidak membiasakan 3 kata ajaib tersebut apa jadinya generasi-generasi selanjutnya. Terima kasih, tolong, dan maaf merupakan ucapan yang sederhana, sangat mudah dipraktikkan. Cobalah untuk membiasakannya dalam kehidupan. Sama sekali tidak merugikan, kok. Kamu akan tahu manfaatnya ketika kamu mencoba membiasakannya. Tiga kata ajaib ini maknanya akan sama, sama-sama menghargai.
Orang akan sopan dan santun kepada kita, apabila kita pun sopan dan santun kepada semua orang, karena orang akan menilai kita dari akhlaknya.