Adalah Thiago Motta, yang kini sedang memulai karirnya sebagai pelatih. Mantan gelandang bertahan timnas Italia itu memutuskan untuk gantung sepatu akhir musim 2017/2018, sekarang menjadi pelatih U-19 Paris Saint-Germain (PSG).
Formasi tim adalah sebuah fondasi dari sebuah kesebelasan sepakbola yang sangat menentukan bagi cara mereka bermain, membagi peran pemain di lapangan, menyerang ataupun bertahan.
Belum lama ini, Motta memberikan pernyataan yang cukup menghebohkan perihal formasi 2-7-2. Formasi 2-7-2 mungkin terdengar tidak lazim bagi penggemar sepakbola. Umumnya, kesebelasan akan memainkan pola dasar tiga hingga 5 pemain belakang. Alhasil, banyak media yang mempertanyakan tentang formasi ‘ngawur’ tersebut. Tetapi sebgian besar dari mereka justru salah mengartikan.
“Penjaga gawang, aku memasukkannya di tujuh pemain tengah. Buatku penyerang adalah peain bertahan pertama sedangkan penjaga gawang pemain menyerang pertama. Permainan dimulai dari penjaga gawang, lewat kakinya, dan para pemain depan menekan untuk merebut bola kembali”, Kata Thiago Motta seperti dikutip dari ESPN.
Formasi 2-7-2 yang disampaikan Motta disalah-artikan oleh media-media tersebut. Jika dicermati pernyataan Motta, terdapat kalimat penting yang diabaikan. Begini pernyataan Motta pada La Gazzeta dello Sport ketika ditanya perihal filosofi permainan timnya:
“Menghitung dari kanan ke kiri, itu akan menjadi 2-7-2. Penjaga gawang, aku memasukkannya di tujuh pemain tengah. Buatku penyerang adalah peain bertahan pertama sedangkan penjaga gawang pemain menyerang pertama. Permainan dimulai dari penjaga gawang, lewat kakinya, dan para pemain depan menekan untuk merebut bola kembali.”
ESPN dan banyak media tidak mencantumkan kalimat “menghitung dari kanan ke kiri”. Jadi, pemahaman yang dituturkan oleh Motta disalah-artikan.
Fomasi 2-7-2 versi Motta yang dimaksudkan adalah formasi “menghitung dari kanan ke kiri”. Jadi fomasi apapun, entah 3-4-3, 4-2-3-1, 4-3-3, 4-2-2 adalah formasi yang sebenarnya bisa diartikan sebagai formasi 2-7-2.
Formasi tersebut menghitung dari kanan ke kiri dan semua akan menjadi pola 2-7-2. Tim memiliki masing-masing dua pemain sayap kanan dan kiri, serta tujuh pemain di tengah. Formasi tersebut memudahkan pemain yang sedang atau tidak menguasai bola dalam mengambil keputusan.
Pada akhirnya dialam menentukan formasi, para pelatih memang mempunyai banyak sekali variasi tentang cara bermain. Dan di atas adalah penjelasan tentang formasi ‘lazim’ yang dikatakan oleh Thiago Motta, tidak ada yang salah dengan hal tersebut.