Senin, April 29, 2024

Tantangan Penerapan Teknologi Blockchain di Sektor Pertanian

Fadli Hafizulhaq
Fadli Hafizulhaq
Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas

Tidak dipungkiri lagi bahwa revolusi industri 4.0 membawa banyak perubahan di tengah kehidupan manusia. Berbagai sektor sudah diwarnai oleh pengadaptasian teknologi, khususnya teknologi informasi. Pewarnaan ini juga merambah sektor yang bisa dibilang sebagai salah satu tonggak kehidupan manusia, yaitu pertanian. Maka bukanlah hal yang asing jika saat ini istilah Internet of Things (IoT), automation, hingga blockchain kita temukan bergandengan dengan kata “pertanian”.

Penyematan istilah-istilah yang berkaitan dengan revolusi industri 4.0 juga memberi kesan modern pada sektor yang telah ada sejak zaman purba ini. Agaknya tidak banyak petani kita—yang faktanya didominasi oleh kaum tua—yang pernah membayangkan bahwa proses pertanian dapat dikontrol dari jarak jauh. Apalagi perkara penerapan teknologi blockchain di sektor pertanian yang bisa membawa keuntungan bagi petani.

Menjanjikan Transparansi

Secara sederhana, blockchain dapat diartikan sebagai teknologi peer-to-peer yang digunakan sebagai tempat penyimpanan atau bank data sekaligus tempat untuk melakukan transaksi langsung antara penjual dan pembeli. Meski saat ini lebih dikenal sebagai sebuah teknologi yang dekat dengan mata uang kripto, blockchain memiliki peluang untuk diterapkan pada sektor lain, tidak terkecuali pertanian.

Xiong, dkk., (2020) dalam artikel ilmiah bertajuk “Blockchain Technology for Agriculture: Applications and Rationale” menulis bahwa teknologi blockchain dapat melacak asal-usul makanan dan membantu menciptakan rantai pasok (supply chain) yang dapat dipercaya sehingga membangun kepercayaan antara produsen dan konsumen. Data-data yang dimasukkan ke dalam blockchain mestinya tidak terbatas, petani dapat melaporkan jenis bibit, tanggal tanam, riwayat pertumbuhan tanaman, dan sebagainya.

Poin penting dalam penerapan teknologi blockchain di bidang pertanian adalah transparansi petani terhadap komoditas yang mereka tanami. Pengguna, dalam hal ini konsumen, dapat memantau perkembangan lahan pertanian dan mengetahui kapan proses panen dapat dilakukan. Hal ini akan memotong berbagai tahapan dalam rantai pasok konvensional sehingga menambah pendapatan petani.

Salah satu komoditas pertanian yang telah mengadaptasi blockchain dalam pemasarannya adalah kopi. Sebagai komoditas yang diminati, secara konvensional banyak pemain yang berada di lingkaran rantai pasok pemasaran kopi. Sebut saja petani, pengepul, pemroses, pengekspor dan pengimpor (jika terlibat ekspor-impor), pengecer, dan konsumen. Penerapan teknologi blockchain dapat memotong dan/atau menyederhanakan rantai pasok sehingga harga jual kopi mentah oleh petani dapat ditingkatkan.

Sederet Tantangan

Kemudahan dan benefit yang ditawarkan oleh teknologi blockchain akan sektor pertanian memberikan angin segar bagi petani dan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Tanpa sebuah skeptisme, kita akan dengan mudah mengatakan bahwa penerapan teknologi ini adalah sebuah keharusan. Namun bagaimanapun, sebuah teknologi pasti membawa keuntungan serta kerugian. Persoalan untung atau rugi tersebut saat berkaitan erat dengan seberapa siap para pemain menghadapi tantangan yang ada.

Sebagai sebuah teknologi yang lahir dari rahim revolusi industri, teknologi blockchain memiliki beberapa tantangan tersendiri. Pertama, penerapannya membutuhkan biaya yang mungkin tidak sedikit. Teknologi blockchain membutuhkan instrumen atau perlengkapan teknologi, paling tidak perangkat komputasi dan jaringan yang mumpuni. Itu belum termasuk kebutuhan biaya dalam rangka pengambilan data yang diperlukan ke lapangan atau ladang.

Kedua, pengaplikasiannya butuh sumber daya manusia yang andal. Sejumlah pengetahuan dan sederet proses dibutuhkan agar seorang petani dapat terlibat dalam proses penyimpanan data hingga transaksi di ekosistem blockchain. Jikalau mempekerjakan tenaga terampil dinilai mahal, maka setidaknya petani atau mitranya perlu mendapatkan sederet pelatihan secara otodidak maupun melalui lembaga yang memiliki kredibilitas.

Ketiga, kesuksesannya sangat bergantung pada kejujuran pengguna. Konsep transparansi yang diusung teknologi blockchain akan jadi percuma jika pengguna berniat untuk mengirimkan informasi yang tidak tepat ke dalam ekosistem. Validasi akan kebenaran data yang beredar di sistem tetap perlu dilakukan agar konsumen tidak seperti membeli kucing dalam karung.

Keempat, masih diperlukannya studi yang lebih lanjut. Penerapan teknologi blockchain tentu tidak sekonyong-konyong dapat dilakukan begitu saja. Meskipun teknologi ini dapat diaplikasikan dengan baik di berbagai negara maju, penerapannya di Indonesia masih perlu studi atau penelitian lebih lanjut. Dampak dari penerapan teknologi blockchain bisa jadi tidak terbatas pada aspek ekonomi semata, melainkan juga aspek lainnya seperti budaya hingga sosial kemasyarakatan. Terlebih saat ini banyak petani yang sulit untuk lepas dari “kontrak” mereka dengan para pengepul atau tengkulak. Selain itu, pilihan pemodalan pertanian yang terbatas juga menjadi tantangan atau bahkan halangan tersendiri. Pemodal masih memiliki kontrol terhadap petani, terutama petani kecil, sehingga kebebasan mereka dalam memasarkan hasil tani terkungkung bak katak dalam tempurung.

Pada akhirnya, penerapan teknologi blockchain ke dalam sektor pertanian, terutama yang berkaitan dengan rantai pasok, adalah sebuah modernisasi yang suka tidak suka tetap akan berjalan. Modernisasi pertanian tentu saja membutuhkan pengetahuan, perlengkapan, dan kemampuan mutakhir agar dapat berjalan dengan semestinya. Namun kabar baiknya, ia dapat dinilai sebagai gerbang besar yang menjadi peluang bagi generasi petani muda untuk terjun dalam praktek pertanian kekinian. Semoga di masa depan semakin berkurang anak muda lulusan pertanian yang memilih bekerja di luar bidang keilmuannya.

Fadli Hafizulhaq
Fadli Hafizulhaq
Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.