AI sebenarnya sudah dikenal sejak lama, namun baru mulai dikembangkan secara nyata pada pertengahan abad 20. Pada tahun 1956, ilmuwan bidang komputer, John McCarthy mendefinisikan Artificial Intelligence sebagai aktivitas yang dilakukan manusia untuk membuat sebuah teknologi agar memiliki fungsi dan perilaku seperti halnya manusia.
Selain itu AI merupakan sistem kecerdasan buatan yang ditanamkan kedalam suatu teknologi, untuk mengerjakan berbagai tugas dan memecahkan masalah, sehingga menghasilkan solusi yang lebih kompleks dan variatif.
Perkembangan AI di indonesia sendiri menjadi lebih pesat seiring banyaknya pengguna internet. Tercatat ada 196,7 juta atau lebih dari 70% populasi Indonesia sudah menjadi pengguna akses internet pada kuartal II/2020, yang membuat data AI semakin berkembang.
Tantangan dalam penerapan AI
Beberapa tantangan dalam pengembangan dan implementasi AI dalam bisnis perlu diperhatikan.
Kurangnya dukungan dari stakeholder
Kurangnya pengetahuan AI termasuk dalam hal pengimplementasiannya dapat menimbulkan keraguan dari stakeholder dalam mengimplementasikan AI di masa mendatang.
Belum memiliki data yang tertata, konsisten, dan sesuai
Masalah ini mencakup komponen antara lain ,data penting tidak tersedia, tidak menyimpan data yang dibutuhkan dan harus tersedia untuk pengembangan AI, data yang dimiliki masih dalam bentuk kertas dan belum didigitalkan, dan sistem formatnya tidak terstruktur; bahkan masalah utamanya bisa jadi adalah data yang belum terjaring sama sekali. Birokrasi dalam pendokumentasian data masih buruk dan tidak terstruktur, sehingga data ETL tidak jelas. Jika ingin membangun arsitektur AI, masalah ini sangat kompleks dan perlu diperbaiki sejak awal eksekusi.
Privasi dan Keamanan Data
Penggunaan data saat ini diatur oleh regulasi, termasuk bagian dari privasi dan keamanan. legalisasi dan hak cipta dari data tersebut sehingga tidak melanggar aturan dan kebijakan terkait privasi pengguna. Tantangan implementasi AI ini tentunya dapat dijembatani dengan berbagai cara salah satunya menggandeng perusahaan konsultan teknologi.
Dampak AI pada bisnis
Teknologi AI berkembang sangat pesat nyatanya tidak selalu mendapat tanggapan positif. Semakin populernya AI mulai menimbulkan kekhawatiran terhadap peran dan fungsi manusia dalam berbagai aspek pekerjaan akan tergantikan. Karena AI terbukti berpotensi meningkatkan produktivitas, efisiensi dan akurasi hampir di semua bidang.
Para pelaku bisnis mulai menyadari peluang ini dan memanfaatkannya untuk mengembangkan usaha mereka. Perusahaan yang menggunakan teknologi AI terbukti memiliki keunggulan kompetitif, mampu mengurangi biaya operasi dan juga sumber daya manusia.
Namun perlu diketahui, AI diciptakan dan dikembangkan bukan untuk menggantikan peran atau fungsi manusia seutuhnya. Memang ada beberapa jenis pekerjaan manusia dapat diambil alih oleh sistem AI, namun ini justru menjadi kesempatan untuk mengalokasikan sumber daya manusia tersebut ke ranah pekerjaan yang lebih bernilai ketimbang hanya mengurusi jenis pekerjaan yang repetitive dan klerikal.