Senin, Oktober 7, 2024

Tak Mudah Tapi Tak Mustahil Hidup Sebagai Single Mother

Deandra Yovansyah
Deandra Yovansyah
seorang mahasiswa prodi ilmu komuikasi yang bercita-cita menjadi penulis terkenal

Single parent biasanya bisa diartikan sebagai orang tua tunggal. Single parenting adalah ketika orang tua tunggal mengurus anak dan  rumah tangganya tanpa bantuan pasangan hidup yaitu suami atau istri.

Keluarga dengan orang tua tunggal mempunyai tanggung jawab hidup yang sangat berat untuk mengasuh anak-anaknya sambil bekerja. Di Indonesia, jumlah perempuan yang menjadi orang tua tunggal lebih banyak dibandingkan laki-laki. Hal ini membuktikan persentase wanita lajang sebesar 14,84%, jauh lebih tinggi dibandingkan pria lajang yang hanya 4,05%.

Pendataan Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa 11.168.460 (5,8%) penduduk Indonesia berstatus janda dan 2.786.460 (1,4%) berstatus janda. Idealnya, tidak ada perempuan yang mau menjadi ibu tunggal, karena menjadi ibu tunggal bukanlah kondisi yang  mudah untuk dihadapi.

Namun pada akhirnya, kondisi ini menimpa semua orang. Entah Anda seorang ibu rumah tangga atau wanita karir. Status ini bisa timbul karena meninggalnya pasangan atau adanya permasalahan keluarga.

Orang tua tunggal adalah gambaran wanita kuat. segala sesuatu yang terjadi di rumah tangga Anda sendiri. Mulailah dengan membersihkan rumah untuk mencari nafkah bagi keluarga Anda. Dalam posisi ini, perempuan harus memainkan peran ganda sebagai ibu dan ayah bagi anak-anaknya.

Pekerjaan menjadi lebih sulit ketika anak-anak perlu dirawat dan dibesarkan, dan hal ini berkaitan dengan masalah keluarga. Semua ini tidak mudah. Apalagi jika dialami oleh wanita yang manja dan sangat bergantung pada orang lain. Apalagi dengan suaminya, dia tidak akan bisa hidup sendiri dan akan bergantung padanya selama dia memilikinya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan Nasional, 2003), ibu adalah perempuan yang  melahirkan  anak. Perempuan dan ibu merupakan penjaga keluarga dan bangsa, sehingga kehadiran perempuan yang sehat jasmani, rohani, dan sosial sangatlah penting.

Perempuan atau ibu merupakan makhluk  yang utuh dan unik (bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual) karena mempunyai kebutuhan dasar yang berbeda-beda tergantung tingkat perkembangannya (Sofyan, 2006). Manusia hanyalah salah satu makhluk di antara banyak makhluk lainnya.

Manusia adalah makhluk yang unik, cerdas, dan terdiri dari satu makhluk dengan ciri-ciri unik yang timbul dari berbagai  perbedaan dengan manusia lainnya dan berusaha dengan cara yang berbeda-beda untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia adalah makhluk individual yang berbeda dengan makhluk lain dalam  satu atau lebih aspek termasuk biopsikososial-spiritual.

Keluarga adalah sekelompok atau sekelompok orang yang hidup bersama karena darah atau perkawinan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Kependudukan dan Pembangunan Keluarga: “Keluarga adalah kesatuan terkecil dalam masyarakat, yang terdiri atas seorang laki-laki dan seorang perempuan, atau seorang laki-laki, seorang perempuan dan seorang anak, atau seorang ayah dan anak-anak, atau seorang laki-laki. ibu dan anak.”

Rice (dalam Lestari, 2012) menjelaskan bahwa keluarga adalah suatu kelompok kecil yang memiliki struktur dalam hubungan keluarga, yang fungsi utamanya adalah mensosialisasikan kepedulian terhadap generasi baru.

Friedman (Suprajitno, 2004) menyatakan bahwa keluarga adalah sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu rumah dan terikat oleh aturan dan ikatan emosional, serta setiap individu mempunyai peran unik sebagai bagian dari keluarga. Menurut Karteno (2013), keluarga merupakan unit sosial terkecil yang menjadi landasan utama tumbuh kembang seorang anak. Keutuhan keluarga tidak hanya dilihat dari kehadiran ayah, ibu, dan anak, tetapi juga dari sifat hubungan dan interaksi antar keluarga.

Studi Kasus

Di sini saya melakukan penelitian pada seorang single parents berinisial (N) yang berusia 55 tahun dan suami beliau meninggal pada tahun 2021 sekitar 2 tahun yang lalu, dikarenakan sakit. Beliau mempunyai 3 anak, yang pertama anak perempuan berusia 29, yang kedua anak laki laki berusia 17 tahun dan yang terakhir atau ketiga anak laki laki dan berusia 16 tahun.

Pada saat setelah suaminya meninggal tidak lama kemudian anak pertama beliau yang melahirkan, sehubung dengan suami anaknya yaitu menantu beliau yang sedang bekerja diluar kota mengharuskan beliau mengurusnya juga. Beliau merasa sangat kesulitan saat itu karena ditambah anak keduanya yang mendapat kasus di sekolahnya sehingga diharuskan dikeluarin dari sekolah, kemudian anak yang ketiga awal masuk sekolah SMA.

Pada waktu covid beliau berprofesi sebagai guru honorer dikarenakan waktu covid sedang banyaknya beliau di stop untuk mengajar sehingga beliau kesulitan dalam menangani ekonomi nya. Padahal beliau sangat membutuhkan uang untuk memasukan kembali anak keduanya kedalam sekolah lagi setelah anaknya dikeluarkan dari sekolah sebelumnya dan beliau juga harus membeli keperluan buku untuk anak ketiganya.

Seiring berjalannya waktu anak pertamanya mendapatkan masalah dalam rumah tangganya karena suaminya tidak mau memberikan nafkah kepada anaknya sehingga mengharuskan beliau untuk ikut membantu merawat cucu nya seperti membelikan keperluan bayi seperti pampres dan lain lain, dan akhirnya saudara beliau juga membantu memberi sedikit keperluan keluarganya.

Semakin tua umur beliau semakin beliau merasa sering sakit dan membuat beliau pensiun sebagai guru honerer di awal tahun 2023 dan beralih profesi sebgai guru ngaji dirumahnya  yang hanya dibayar 20 ribu satu murid  sedangkan muridnya 10 orang jadi beliau sebulan mendapat 200 ribu dari hasil menjadi guru ngaji dirumahnya.

Anak keduanya sekarang sudah bisa mandiri dan tidak seperti sebelumnya lagi, sekarang dia sudah bisa membantu mencari uang untuk keperluan dirinya sendiri dan dia juga sedang mengikuti kegiatan wajib sekolahnya yaitu pkl. Kehidupan beliau sekarang bisa survive dan jauh lebih baik dari sebelumnya karena beliau juga dapat bantuan dari pemerintah setempat.  Sekarang beliau fokus membesarkan anak ketiganya.

Teori Tindakan Sosial

Teori Aksi Sosial Sebagai contoh utama paradigma ini, Weber mendefinisikan sosiologi sebagai studi tentang tindakan sosial di antara hubungan-hubungan sosial. Menurutnya, ini masalah sosiologis. Inti dari tesisnya adalah “tindakan bermakna” yang dilakukan individu.

Tindakan sosial, begitu ia menyebutnya, adalah tindakan sepanjang tindakan yang dilakukan individu mempunyai makna subyektif, mempunyai arti bagi diri sendiri, dan diarahkan pada tindakan orang lain.

Tindakan sosial yang dimaksud Weber mungkin jelas merupakan tindakan yang ditujukan kepada orang lain. Perilaku ini juga dapat berupa perilaku yang “terinternalisasi”, atau perilaku subjektif yang dihasilkan dari pengaruh positif terhadap situasi. Namun, hal ini juga bisa merupakan tindakan yang berulang secara sadar di bawah pengaruh keadaan serupa. atau tindakan pasif yang dilakukan secara pasif dalam situasi tertentu.

Dari pendapat-pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa ibu sebagai anggota keluarga harus beradaptasi dengan situasi dan permasalahan dalam keluarga serta memenuhi tugas keibuannya dalam mengasuh anak dan rumah tangga. Bagaimanapun juga para Ibu harus bisa beradaptasi untuk berperan ganda di dalam Keluarga.

Deandra Yovansyah
Deandra Yovansyah
seorang mahasiswa prodi ilmu komuikasi yang bercita-cita menjadi penulis terkenal
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.