Bismillahirrahmanirrahiim…
Assalammu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Yang terhormat,
Bapak, Ibu para calon legislatif, baik DPR, DPRD maupun DPD,.
Perlu kami sampaikan terlebih dahulu bahwa kami adalah mahasiswa, sekelompok warga negara negeri yang sedang berkembang dan sedang sakit kronis ini, bahwa kami sama sekali tidak tertarik untuk GOLPUT di Pemilu 17 April nanti.
Kami tegaskan bahwa kami akan berangkat dari rumah kami masing-masing menuju TPS dengan hati yang riang, semangat dan penuh keyakinan. Keyakinan bahwa bangsa ini sudah saatnya untuk diperbaiki dan dibenahi. Dan di Pemilu tahun ini perubahan itu diawali.
Dengan tanpa mengurangi rasa hormat dan cinta kami kepada bapak, ibu Caleg, izinkanlah kami untuk menyampaikan surat terbuka ini sebagai bentuk unek-unek dan curahan hati kami sebagai mahasiswa legislatif kepada bapak, ibu semua yang nanti akan kami pilih …
Di sisa beberapa hari tertinggal masa kampanye ini, kami ingin curahkan beberapa hal kepada bapak, ibuk, sebagai berikut:
Pertama, Bahwa kami malu dan kecewa melihat perbuatan dan kelakuan bapak/ibu caleg yang tidak punya adab, sopan santun serta melanggar aturan hukum dalam berkampanye. Dimana bapak, ibu semua kami lihat banyak memasang atribut kampanye yang tidak pada tempatnya. Memasang atribut kampanye di pohonpohon contohnya.
Sungguh sangat memalukan dan menyedihkan menyaksikan orang-orang yang katanya berpendidikan, tetapi berkampanye seenak hatinya saja. Melukai dan merusak tanaman/pohon dengan bapak, ibu pasang atribut kampanye disana. Jelas hal itu perbuatan yang tidak beradab dan melanggar hukum.
Padahal sebagaimana yang tertuang didalam pasal 31 ayat (2) UU PKPU No. 23 Tahun 2018 dinyatakan, “bahwa para kandidat dilarang keras untuk menempelkan stiker/atribut kampanye di tempat-tempat berikut: Tempat ibadah (termasuk halaman); Rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan; Gedung atau fasilitas milik sekolah; Lembaga pendidikan (gedung dan sekolah); Jalan-jalan protocol; Jalan bebas hambatan; Sarana dan prasarana public; Taman dan pepohonan”.
Bapak, ibu adalah para calon legislator, para pembuat UU, tetapi bapak, Ibu sendiri yang melanggar aturan dan tidak tau aturan. Sungguh akan jadi seperti apa negeri ini 5 tahun kedepan jika parlemennya dijalankan oleh orang-orang macam bapak, ibu..??
Maka, dibeberapa hari menuju penutupan masa kampanye ini, kami berharap bapak, ibu yang memasang atribut kampanyenya di pohon-pohon atau ditempat terlarang lainnya untuk segera mengambil dan membersihkan pohon-pohon tersebut dari atribut kampanye bapak, ibuk. Dan pasanglah atribut kampanyenya di tempat yang telah ditentukan.
Kedua, Disisa masa kampanye ini kami juga mengiginkan kepada bapak, ibu caleg untuk dapat berkampanye secara jujur dan terbuka kepada rakyat. Menyampaikan gagasan dan program-programnya secara jujur dan logis serta realistis. Bukan mengumbar janji-janji manis, yang entah dengan cara apa bapak, ibu untuk mewujudkannya. Kami sudah muak ditipu dan kepercayaan kami dipermain-mainkan oleh para caleg “penipu rakyat” pada setiap kali pemilu.
Dengan dalih ingin memperjuangkan hak rakyat, memakmurkan rakyat, bla,bla, bla dan sebagainya. Tetapi tau-tau ketika telah duduk, suara dan kepercayaaan rakyat dikhianati, kalian rampok uang kami, kalian korup anggaran negara yang semua itu adalah uang rakyat!.
Tetapi kami yakin dan berharap, bapak, ibuk semua yang jadi caleg sekarang bukanlah seperti para pendahulu-pendahulu bapak, ibu yang sekarang telah masuk bui/tahanan sebagai koruptor. Kami sangat memiliki harapan yang besar bahwa bapak, ibu yang terpilih nanti adalah para anggota dewan yang terbaik yang akan memberikan perubahan yang lebih baik untuk bangsa dan negara ini.
Ketiga, Bahwa sebentar lagi masa kampanye akan habis. Kemudian masuk hari tenang. Artinya tidak diperbolehkan lagi untuk berkampanye. Maka, disini kami berharap kepada bapak, ibuk caleg untuk dapat mentaati peraturan yang ada. Kami berharap dan menekankan kepada bapak, ibu untuk tidak melakukan kecurangankecurangan dimasa tenang. Terlebih lagi dengan melakukan kampanye terselubung.
Apapun itu cara dan dalihnya tetaplah tidak dibenarkan melakukan kecurangan dimasa tenang hingga hari pemungutan suara di tanggal 17. Tidak melakukan politik uang kepada rakyat. Jangan bodohi rakyat!
Dalih mencari saksi, tetapi melakukan politik uang terhadap para saksi pemilu. Itu jelas merupakan “akal-akalan politik uang”. Memaksa saksi memilih calon tertentu dengan memberikan uang. Itu jelas merupakan pelanggaran hukum. Maka, marilah kita jaga marwah demokrasi ini. Jangan nodai pemilu ini dengan tindakan busuk dengan melakukan kecurangan. Bapak mesti sportif, Siap Menang dan juga Siap Kalah!
Keempat, Setelah pemilu nanti selesai, dan saat itu juga bapak, ibu yang menang dan terpilih akan memulai “bekerja untuk rakyat” di parlemen. Maka, kami sangat berharap dan sangat memohon kepada bapak, ibu yang telah menjadi anggota dewan yang terhormat nanti benar-benar menjalankan amanah dan tugasnya sebagai wakil rakyat di parleman. Mohon suarakan yang menjadi keluh kesah kami, tolong perjuangkan yang menjadi hak kami, mohon buat undang-undang yang pro terhadap kami, mohon buat UU yang melawan kezaliman dan kebatilan, ciptakan keadilan di negeri ini, Dan mohon jaga negara tercinta ini. Itu saja! Itu saja yang kami inginkan dari bapak, ibu semua.
Bekerjalah dengan amanah, hadiri selalu rapat-rapat paripurna yang membahas soal nasib kami, jangan tidur saat rapat, jangan bolos saat rapat. Sampaikan dan perjuangkan yang menjadi hak-hak rakyat-rakyatmu.
Dan terutama kami memohon, jangan pernah lakukan korupsi lagi di parlemen seperti para pendahulu-pendahulu bapak, ibu semua. Karena berdasarkan data yang dirilis oleh ICW pada 7 April 2019 dimana ada 254 orang anggota dewan 2014-2019 yang menjadi tersangka korupsi. Dan 22 diantaranya adalah dari DPR RI.
Ini sungguh memprihatinkan. Mari bapak, ibu semua sama-sama kita berantas korupsi di negeri ini! Ingat! Bapak, Ibu adalah Wakil Rakyat, Bukan Penipu Rakyat!!! Dan teruntuk bapak, ibu yang tidak menang nanti, maka janganlah berkecil hati dan sikapi kekalahannya dengan ikhlas dan lapang dada. Jangan sampai stress dan berujung di rumah sakit jiwa. Kami tidak ingin hal itu terjadi!.
Maka kiranya itu dulu yang dapat kami sampaikan, walau begitu banyak sebenarnya lagi yang ingin kami sampaikan kepada bapak, ibu semua. Saat ini cukuplah ini dulu. Dan sekali lagi kami ucapkan selamat berjuang untuk bapak, ibu caleg semua di sisa beberapa hari masa kampanye ini. Manfaatkan waktu yang tersisa ini dengan semaksimal mungkin.
Mohon maaf jika ada kata-kata yang salah di surat ini.
Dan semoga dengan surat ini bapak, ibu semua TERSINGGUNG..!!
Terima Kasih.
Wassalam….
VIVA LEGISLATIVA!!!
Dari Kami, RAKYATMU! (MPM KM UNAND, BERSAMA DPM/DLM FAKULTAS SE-KM UNIVERSITAS ANDALAS, PADANG)
8 April 2019