Minggu, Desember 7, 2025

Sudah Saatnya Ubah Cara Pandang tentang Dunia Akuntansi

Nazwa Azkiya
Nazwa Azkiya
Nazwa Azkiya adalah mahasiswi jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta.
- Advertisement -

Masih banyak orang yang memandang akuntansi hanya sebagai dunia yang berisi angka, rumus, dan laporan keuangan yang rumit. Persepsi ini tidak hanya sempit, tetapi juga berdampak negatif bagi pelajar atau calon mahasiswa yang tertarik pada bidang ekonomi. Saat mendengar kata akuntansi, sebagian langsung berpikir tentang hitung-hitungan, padahal akuntansi jauh lebih dari sekadar berhitung. Jika persepsi ini terus dibiarkan, dunia pendidikan akan kehilangan banyak calon akuntan muda berbakat yang sebenarnya mampu berpikir logis dan analitis.

Ketika seseorang berkata “saya tidak jago matematika, jadi tidak cocok di akuntansi,” di situlah letak kesalahpahaman. Kenyataannya, akuntansi tidak menuntut kemampuan berhitung cepat seperti matematika murni. Ia menuntut ketelitian, logika berpikir, dan kemampuan memahami hubungan antartransaksi keuangan. Siapa pun yang mampu berpikir sistematis dan cermat bisa menjadi akuntan yang baik, tanpa harus menjadi ahli matematika.

Sayangnya, ketakutan terhadap angka sering kali membuat orang enggan mempelajari akuntansi. Mereka hanya melihat permukaannya, deretan rumus dan table tanpa memahami makna di baliknya. Padahal, setiap angka dalam akuntansi punya cerita. Dari angka-angka itulah kita bisa membaca bagaimana sebuah perusahaan mengelola uang, mengambil keputusan, dan menjaga kestabilan finansialnya. Akuntansi adalah bahasa bisnis yang membantu kita memahami bagaimana sebuah usaha berjalan dan ke mana arah keuangan akan bergerak.

Sebenarnya, jika seseorang belajar akuntansi dengan pemahaman konsep yang benar, ia akan sadar bahwa bidang ini tidak sesulit yang dibayangkan. Setiap jurnal dan laporan memiliki tujuan dan pola yang jelas. Rumus dalam akuntansi tidak digunakan untuk mencari nilai “x” atau “y”, tetapi untuk menjaga keseimbangan dan memastikan keuangan tercatat dengan benar. Angka dalam akuntansi bukan sekadar hasil hitungan, melainkan alat untuk memahami kondisi ekonomi yang sebenarnya.

Masalahnya bukan pada rumitnya akuntansi, tetapi pada cara pandang masyarakat terhadapnya. Ketika akuntansi dianggap membosankan dan monoton, minat terhadap jurusan ini pun menurun. Padahal, profesi akuntan memiliki peran vital dalam dunia ekonomi modern. Tanpa akuntansi, perusahaan tidak akan tahu apakah mereka untung, rugi, atau menghadapi risiko finansial yang perlu diantisipasi. Akuntansi bukan sekadar mencatat, tetapi juga menganalisis dan memberikan arah strategis bagi keberlanjutan bisnis.

Di era sekarang, dunia akuntansi telah berkembang pesat bersama kemajuan teknologi. Proses perhitungan tidak lagi dilakukan secara manual. Berbagai perangkat lunak seperti Excel, Accurate, MYOB, hingga sistem berbasis artificial intelligence (AI) telah mempercepat pekerjaan akuntan. Hal ini membuktikan bahwa akuntansi bukan pekerjaan statis, tetapi bidang yang adaptif dan relevan dengan perkembangan zaman. Seorang akuntan kini tidak hanya berperan sebagai pencatat transaksi, melainkan sebagai analis keuangan dan pengambil keputusan. Di tengah maraknya penggunaan AI dalam dunia kerja, peran akuntan justru menjadi semakin penting karena hanya manusia yang bisa memastikan integritas di balik data.

Dalam konteks pendidikan, hal ini menuntut perubahan pendekatan. Pengajaran akuntansi seharusnya tidak hanya menekankan rumus, tetapi juga menumbuhkan kemampuan berpikir analitis dan logika keuangan. Dengan pendekatan seperti itu, akuntansi bisa menjadi ilmu yang menarik dan bermakna bagi siswa, bukan sesuatu yang menakutkan. Jika kita ingin melahirkan generasi akuntan yang kreatif dan berintegritas, maka perubahan cara pandang harus dimulai dari ruang kelas.

Lebih dari itu, persepsi keliru terhadap profesi akuntan juga perlu diluruskan. Profesi ini tidak hanya penting bagi dunia bisnis, tetapi juga bagi pemerintahan dan sektor publik. Di tengah isu transparansi dan akuntabilitas, peran akuntan menjadi sangat strategis. Mereka bukan hanya “penjaga angka,” tetapi juga penjaga kepercayaan publik terhadap pengelolaan keuangan. Jika masyarakat terus memandang akuntansi sebelah mata, kita akan kehilangan banyak potensi muda yang sebenarnya mampu berkontribusi besar di bidang ini.

Selain itu, penting untuk memahami bahwa akuntansi bukan hanya urusan mereka yang bekerja di perusahaan besar atau lembaga keuangan. Akuntansi juga dekat dengan kehidupan sehari-hari. Saat seseorang mengatur pengeluaran bulanan, mencatat pemasukan, atau menimbang keputusan membeli sesuatu berdasarkan kondisi keuangan, ia sebenarnya sedang menerapkan prinsip akuntansi dasar. Kesadaran ini menunjukkan bahwa akuntansi bukan ilmu yang eksklusif, melainkan keterampilan hidup yang seharusnya dimiliki oleh setiap individu.

Kemampuan mengelola keuangan secara rasional dan transparan menjadi semakin penting di tengah dunia yang serba digital. Banyak anak muda kini terjun ke dunia wirausaha, membuat bisnis daring, atau menjadi freelancer. Tanpa pemahaman akuntansi, mereka bisa kesulitan membedakan antara pendapatan pribadi dan modal usaha. Di sinilah peran akuntansi sebagai panduan untuk menjaga keseimbangan finansial dan keberlanjutan bisnis.

- Advertisement -

Karena itu, memperkenalkan akuntansi dengan cara yang lebih kontekstual dan menyenangkan sangatlah penting. Pembelajaran berbasis kasus nyata, simulasi bisnis, atau penggunaan aplikasi keuangan bisa membuat siswa melihat betapa akuntansi sesungguhnya hidup dan dinamis. Dengan begitu, generasi muda tidak lagi melihat akuntansi sebagai beban, tetapi sebagai alat untuk memahami dunia secara lebih logis dan bertanggung jawab.

Lebih jauh lagi, dunia akuntansi kini semakin terhubung dengan isu keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Akuntan modern tidak hanya mencatat keuntungan finansial, tetapi juga mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial dari setiap keputusan bisnis. Konsep sustainability accounting atau akuntansi berkelanjutan menjadi bukti bahwa profesi ini berperan penting dalam menciptakan dunia usaha yang lebih etis dan berwawasan masa depan. Dengan memahami hal ini, generasi muda akan melihat bahwa akuntansi bukan sekadar profesi teknis, melainkan sarana untuk membawa perubahan positif bagi masyarakat dan planet yang kita tinggali.

Sudah saatnya kita mengubah cara pandang terhadap dunia akuntansi. Di balik setiap catatan keuangan, ada nilai kejujuran, tanggung jawab, dan logika yang membentuk fondasi ekonomi bangsa. Akuntansi bukan sekadar alat pencatat untung rugi, tetapi kompas moral yang menjaga arah dunia usaha agar tetap transparan dan berkeadilan.

Jika generasi muda mampu melihat akuntansi dari sisi ini, sebagai bahasa kejujuran dan keberlanjutan, maka profesi akuntan akan lahir bukan hanya sebagai penjaga neraca, melainkan penjaga integritas ekonomi kita. Di tengah derasnya arus digitalisasi serta ketidakpastian global, mungkin justru dari dunia akuntansi inilah kita bisa kembali belajar tentang satu hal paling mendasar dalam hidup: kejujuran terhadap nilai yang kita catat dan keputusan yang kita ambil.

Nazwa Azkiya
Nazwa Azkiya
Nazwa Azkiya adalah mahasiswi jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta.
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.