Jumat, April 26, 2024

Sistem Pangan dan Air Tanah, Bersatu Demi Keberlanjutan Pertanian

Hanifah Khairasari
Hanifah Khairasari
Seorang mahasiswi Program Studi Pendidikan Geografi S1 Universitas Lampung.

Dalam kehidupan yang serba sibuk dan sering kali terhubung dengan teknologi, terkadang kita melupakan keindahan interaksi alami yang terjadi di sekitar kita. Salah satu interaksi yang paling menarik dan penting adalah antara sistem pangan dan air tanah. Kedua entitas ini saling mempengaruhi dalam menciptakan keberlanjutan pertanian yang harmonis.

Air tanah adalah harta yang berharga bagi sistem pangan. Kehadirannya memberikan kehidupan bagi tanaman, menyediakan kelembaban yang diperlukan untuk pertumbuhan dan produksi yang subur. Tanpa air tanah, pertanian akan terhenti dan pasokan pangan akan terancam.

Namun, kita juga harus menghargai fakta bahwa sistem pangan kita, khususnya praktik pertanian, memiliki dampak pada kualitas dan ketersediaan air tanah. Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air tanah, mengganggu ekosistem yang rapuh. Penggunaan air yang tidak efisien dalam irigasi juga dapat menyebabkan penurunan tingkat air tanah yang berkelanjutan

Untuk membangun keberlanjutan pertanian yang seimbang, kita harus menyadari interaksi dua arah antara sistem pangan dan air tanah. Pertanian berkelanjutan adalah kunci utama dalam mencapai tujuan ini. Petani harus memilih praktik pertanian yang ramah lingkungan, menggunakan pupuk organik, dan meminimalkan penggunaan pestisida beracun. Mereka juga dapat memanfaatkan teknologi irigasi modern yang hemat air untuk memastikan penggunaan air yang efisien.

Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, petani, dan ahli pertanian sangat penting. Pemerintah harus mendorong praktik pertanian berkelanjutan melalui kebijakan yang mendukung, memberikan insentif bagi petani untuk mengadopsi praktik yang ramah lingkungan. Ahli pertanian dan lembaga riset dapat memberikan panduan dan pengetahuan tentang praktik terbaik dalam pengelolaan air tanah.

Melalui upaya bersama ini, kita dapat menciptakan lingkungan pertanian yang seimbang dan berkelanjutan. Sistem pangan kita akan menjadi sumber makanan yang berlimpah, tanaman akan tumbuh dengan subur, dan kualitas air tanah akan tetap terjaga. Dalam menghargai interaksi dua arah antara sistem pangan dan air tanah, kita juga memelihara keseimbangan alami di bumi ini.

Bagaimana di Indonesia?

Salah satu contoh harmoni antara sistem pangan dan air tanah di Indonesia adalah praktik pertanian berkelanjutan yang dilakukan oleh petani di daerah Sukamulya, Jawa Barat. Petani di daerah ini telah mengadopsi praktik pertanian yang ramah lingkungan dan efisien dalam penggunaan air.

Mereka menggunakan teknik irigasi tetes yang hemat air untuk menyirami tanaman mereka. Dengan menggunakan sistem ini, air diberikan secara langsung pada akar tanaman, mengurangi kehilangan air akibat penguapan. Selain itu, mereka juga menerapkan sistem rotasi tanaman yang tepat, sehingga tanah tidak kelelahan dan air tanah dapat dipulihkan dengan baik.

Selain itu, petani di Sukamulya juga mempraktikkan penggunaan pupuk organik alami sebagai alternatif pengganti pupuk kimia yang berbahaya. Pupuk organik ini tidak hanya membantu dalam memperbaiki kesuburan tanah, tetapi juga mengurangi risiko pencemaran air tanah oleh bahan kimia yang dapat merusak ekosistem.

Melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah dan lembaga riset, petani di Sukamulya juga telah dilatih dalam manajemen air yang efisien. Mereka mempelajari pengukuran tingkat air tanah, mengatur jadwal irigasi yang tepat, dan memanfaatkan teknologi modern seperti sensor kelembaban tanah untuk mengoptimalkan penggunaan air.

Praktik-praktik ini telah membawa hasil yang positif. Petani di Sukamulya telah melihat peningkatan produksi tanaman mereka, sekaligus menjaga kualitas dan kuantitas air tanah di daerah mereka. Selain itu, mereka juga membangun keberlanjutan jangka panjang, dengan menjaga keseimbangan ekosistem dan menjaga kualitas air tanah yang merupakan sumber daya yang tak ternilai.

Jadi, harmoni antara sistem pangan dan air tanah di Sukamulya menjadi inspirasi bagi petani lain di Indonesia. Praktik-praktik berkelanjutan ini membuktikan bahwa dengan menghargai dan memahami interaksi dua arah antara sistem pangan dan air tanah, kita dapat membangun keberlanjutan pertanian yang berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat.

Mari kita menjaga keberlanjutan pertanian dengan memahami pentingnya interaksi dua arah antara sistem pangan dan air tanah. Dalam menumbuhkan makanan untuk masa depan, mari kita merangkul harmoni dengan alam, menjaga kekayaan sumber daya alam yang berharga, dan memastikan keberlanjutan bagi generasi mendatang.

Hanifah Khairasari
Hanifah Khairasari
Seorang mahasiswi Program Studi Pendidikan Geografi S1 Universitas Lampung.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.