Minggu, November 24, 2024

Siapkah Orang Indonesia Tinggal Lama di Saudi Arabia?

Mohammad Akbar Ramelan
Mohammad Akbar Ramelan
Saya tinggal dan bekerja di Saudi Arabia. Ingin berbagi info seputar isu lingkungan hidup.
- Advertisement -

Mengapa judul tersebut timbul di pikiran saya? Karena secara pengalaman sendiri, saya sudah tinggal selama 11 tahun di Saudi Arabia, dari 2009 sampai sekarang. Dan alhamdulillah masih bisa hidup secara nyaman. Dan saya akan bagikan pengalaman pribadi saya selama tinggal di Saudi Arabia, terutama dari sisi lingkungan hidup, cuaca, dan tantangan budaya lokal.

Persepsi Salah dan Mitos

Hal yang sering salah dipersepsikan dan dimitoskan dari Saudi Arabia adalah dipersepsikan sebagai hamparan padang pasir luas dan cuaca panas dengan suasana tradisional khas Arab, dengan tunggangan onta dan aturan agama yang ketat.

Bagi orang sudah umroh dan haji akan lebih mengenal suasana sebenarnya dari Saudi Arabia, kota metropolitannya, gedung megahnya, suasana religiusitasnya yang khas dan cuacanya juga tidak melulu panas menyengat, kadang dingin saat musim dingin tiba.

Cuaca panas saat musim panas di Mekah atau Medinah bisa menyentuh diatas 50 derajat celcius (Maret-Oktober) dan 5-20 derajat celcius saat musim dingin (Nov-Feb). Bahkan di ibu kota negara Riyadh misalnya, saat musim panas bisa 55 derajat, dan musim dingin bisa 0 derajat. Dan bahkan ada salju di area Tabuk atau Skaka (area perbatasan dengan Jordan) kalau musim dingin datang.

Onta dan pernik-pernik kerajinan ciri khas tradisional Arab Saudi hanya ada dipinggiran kota, di rural area. Kalau pun ada di kota, hanya jadi pameran barang antik di showroom saja. Di pinggiran kota Mekah, Medinah atau Riyadh ada banyak yang menjajakan susu onta. Serta di restoran Arab, ada yang menyajikan menu daging onta.

Dan bagaimana orang Indonesia menyikapi cuaca demikian? Orang Indonesia yang Umroh dan Haji selalu ditempatkan di hotel atau penginapan yang dilengkapi AC, baik bisa di pakai sebagai pendingin (saat musim panas) dan penghangat (saat musim dingin).

Kelemahan orang Indonesia adalah tidak tahan dengan cuaca ekstrim seperti di Arab, karena mudah flu. Sehingga konsumsi vitamin dan buah-buahan adalah anjuran mujarab untuk mengatasinya.

Humidity (Kelembaban Udara)

Yang menjadi ciri krusial dari cuaca di Arab Saudi adalah orang akan aware dan peduli dengan kelembaban udara (humidity). Di kota-kota tertentu kalau cuaca sedang musim panas dan di saat yang bersamaan humidity sedang tinggi, maka itulah cuaca ekstrim yang sangat dikhawatirkan. Orang-orang akan lebih baik beraktivitas di  malam hari daripada di siang hari, yang siangnya panas dan berkeringat. Hanya saja, panas berkeringat atau panas dan humid ini jangka waktunya pendek (saat peralihan musim, sekitar 1 bulan), karena seringnya cuaca adalah panas dan kering atau dingin dan kering.

Jangan heran kalau ada aktivitas masyarakat di musim panas selalu di malam hari. Anak-anak berlarian di taman bermain atau di tepi pantai (corniche) di tengah malam sampai dini hari, ditemani keluarga mereka. Sedangkan di siang hari mereka tidur tak beraktivitas.

Dan pasar-pasar serta supermarket buka sampai jam 2 malam untuk menampung aspirasi konsumennya yang beraktivitas belanja malam hari.

- Advertisement -

Lalu apa jadinya kalau panas tapi kering (tidak humid) atau dingin tapi tidak lembab? Kalau cuaca panas tapi kering, keringat tidak akan keluar walaupun beraktivitas di siang bolong. Dan olehkarenanya di beberapa kebiasaan orang Arab untuk tidak mandi setiap hari, karena badan dan bajunya tidak bau karena keringat.

Sedangkan kalau suhu dingin dan tidak humid, maka hati-hati. Kadang orang suka mimisan atau gatal-gatal di kulit. Konsumsi vitamin C dan buah-buahan tetap sebagai anjuran. Dan berpakaian tebal serta ruangan kamar berpenghangat adalah cara mengantisipasi ekstrimnya suhu dingin kering tersebut. Mobil pun dianjurkan dinyalakan penghangatnya.

Pengalaman saya, anak-anak biasanya rentan mimisan saat musim dingin dan kering tersebut. Dan janganlah panik. Segera atasi dengan menutup lubang hidung dengan kapas dan beristirahat. Ke dokter juga boleh untuk konsultasi.

Bagi orang Indonesia ini adalah aneh. Biasanya cuaca panas selalu diiringi keringat yang keluar bercucuran. Hingga bisa-bisa kita mandi 3 sampai 4 kali sehari hanya untuk membuat badan nyaman dan tidak bau.

Kuliner Kecut Asam Lebih diminati dari Pedas

Kita kadang heran melihat bangsa Arab yang sangat tidak suka pedas. Hot sauces ataupun pedas/spicy ukuran mereka tidaklah ada apa-apanya dengan pedas jeletot orang Indonesia.

Kalau anda beli Al Baik, ayam goreng terkenal mirip KFC, dan pilih menu yang “spicy” yang pedas, maka rasa pedasnya sangatlah ringan.

Orang Arab Saudi lebih meminati hal yang kecut-kecut dan asam, makanya jeruk lemon adalah favorit mereka. Hampir semua makanan yang tersaji selalu diampingi jeruk lemon. Baik itu makan menu ayam, daging ataupun ikan.

Mungkin kita akan menerka bahwa cuaca ekstrim panas dan dingin inilah yang menyebabkan budaya kuliner mereka lebih minat ke yang kecut segar dan asam ketimbang yang pedas-pedas.

Banyak warga Indonesia yang bila sudah lama tinggal di Arab Saudi atau bahkan sudah dari lahir di Arab Saudi, ikut memiliki kebiasaan yang sama dengan masyarakat Saudi. Yaitu tidak suka pedas sama sekali. Para TKI yang lebih dari 10 tahun tinggal akan merasakan hal yang sama.

Tapi bagi jamaah umroh dan haji, yang waktunya terbatas, tentu tidak serta merta membuatnya merubah kebiasaan dan selera kulinernya. Tetap saja mereka bawa sambal pedas dari Indonesia sebagai pembangkit selera makan mereka.

Penutup

Jadi, apakah orang Indonesia siap untuk tinggal lama di Arab Saudi? Inilah pertanyaan yang harus dijawab dari sisi kesiapan fisik dan kesiapan mental dari yang bersangkutan

Di mana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Harus adaptasi dengan lingkungan, cuaca ekstrim dan kebiasaan-kebiasaan budaya setempat.

Jangan memperturutkan kebiasaan lama di Indonesia bila itu akan merugikan kesehatan. Misalnya tidak peduli dengan asupan vitamin dan buah-buahan untuk melawan cuaca ekstrim.

Mohammad Akbar Ramelan
Mohammad Akbar Ramelan
Saya tinggal dan bekerja di Saudi Arabia. Ingin berbagi info seputar isu lingkungan hidup.
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.