Rabu, November 20, 2024

Selisik Bonus Demografi dan Potret Tenaga Kerja Indonesia

Muhammad Rizky Septian
Muhammad Rizky Septian
Statistisi Pertama BPS Provinsi Kalimantan Barat
- Advertisement -

Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orang akan merasa senang ketika mendengar kata “Bonus”. Bagaimana tidak? Jika merujuk pada hasil terjemahan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), maka bonus dapat dimaknai sebagai suatu tambahan yang sangat erat kaitannya dengan upah atau gaji.

Sudah tentu, apabila bonus yang dimaksud adalah tambahan penghasilan, maka perasaan bahagia akan menghampiri semua orang yang mendengarnya. Terlebih, bagi mereka yang memang mengalaminya. Namun bagaimana dengan “Bonus Demografi”? Apakah semua orang akan senang mendengarnya?

Secara umum, bonus demografi adalah suatu kondisi saat jumlah penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) lebih dominan daripada jumlah penduduk usia tidak produktif (usia 0-14 tahun dan usia 65 tahun ke atas). Dengan kata lain, jumlah penduduk usia produktif yang dapat bekerja akan lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah penduduk usia nonproduktif yang menjadi tanggungan (mengecilnya dependency ratio atau tingkat ketergantungan). Lantas, bagaimanakah implikasinya?

Menurut fungsi produksi Cobb-Douglass dalam ilmu mikroekonomi, tenaga kerja adalah salah satu faktor produksi. Secara sederhana, dengan menggunakan asumsi ceteris paribus, maka dapat dikatakan bahwa peningkatan jumlah tenaga kerja akan berbanding lurus dengan output produksi yang dihasilkan.

Apabila kita menganalogikan negara sebagai suatu perusahaan dan penduduk usia produktif sebagai tenaga kerja, maka fenomena bonus demografi akan menjadi sesuatu yang sangat dinantikan. Lalu, kapan Indonesia akan mengalami bonus demografi?

Dalam publikasi “Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045” yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2018, tercatat bahwa fase bonus demografi di Indonesia akan mencapai puncaknya di tahun 2020-2030.

Fenomena ini ditandai dengan semakin mengecilnya tingkat ketergantungan yang akan mencapai angka terendahnya yaitu 45,4 pada tahun 2021. Angka tersebut memiliki arti bahwa untuk setiap 100 penduduk usia produktif akan menanggung 45 orang penduduk usia nonproduktif pada tahun 2021.

Angka tersebut kemudian akan kembali meningkat pada tahun-tahun setelah tahun 2030. Hal ini mengindikasikan bahwa masih ada rentang waktu sekitar sepuluh tahun dari sekarang yang bisa dimanfaatkan untuk bisa merasakan buah manis dari fenomena bonus demografi tersebut. Namun satu pertanyaan kritisnya adalah, sudah siapkah bangsa ini mengoptimalkan potensi bonus demografi tersebut?

Fenomena bonus demografi dapat diibaratkan seperti pedang bermata dua. Di satu sisi, meningkatnya penduduk usia produktif yang apabila dapat dimanfaatkan dengan baik akan mampu mengakselerasi perekonomian secara berkelanjutan. Di sisi lain, apabila tidak dapat dimanfaatkan dengan baik, meningkatnya jumlah penduduk usia produktif justru akan menjadi beban perekonomian bagi negara yang mengalaminya.

Hasil rilis Berita Resmi Statistik (BRS) oleh BPS pada 5 November 2019 terkait keadaan ketenagakerjaan Indonesia, menyatakan bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) secara nasional mencapai 67,49 persen pada Agustus 2019. Mengalami sedikit peningkatan sekitar 0,23 persen poin jika dibandingkan dengan tahun 2018. Meningkatnya angka TPAK ini menjadi salah satu bukti bahwa Indonesia telah memasuki fase bonus demografi.

- Advertisement -

Sejalan dengan hal tersebut, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) secara nasional juga mengalami penurunan sekitar 0,06 persen poin jika dibandingkan dengan tahun lalu, yang capaian angkanya sekitar 5,28 persen pada Agustus 2019. Apabila diselisik berdasarkan kondisi TPAK dan TPT tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Indonesia masih memiliki peluang yang cukup besar untuk dapat menikmati buah manis fenomena bonus demografi di masa mendatang.

Fenomena bonus demografi di Indonesia memang dapat menjadi peluang yang baik dalam mengakselerasi perekonomian apabila bisa dimanfaatkan dengan sebaik mungkin. Tersedianya sumber daya manusia yang melimpah dan berkualitas tentunya akan dapat mempercepat proses pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, perlu adanya usaha konkret yang optimal dari semua pihak terutama pemerintah agar bonus demografi benar-benar dapat dirasakan manfaatnya.

Adapun langkah strategis dan paling utama yang bisa diambil dalam menyongsong bonus demografi adalah dengan menciptakan lapangan pekerjaan seluas-luasnya sehingga mampu menyerap tenaga kerja yang tersedia.

Pemerintah sudah seyogyanya lebih memerhatikan lapangan pekerjaan yang berbasis padat karya agar mampu menyerap banyak tenaga kerja yang tersedia. Jenis lapangan pekerjaan seperti ini kebanyakan berupa usaha berskala mikro dan kecil yang bahan bakunya masih sangat bertumpu pada hasil pertanian. Selain itu, pengembangan kewirausahaan mungkin juga dapat menjadi alternatif solusi dalam mengatasi permasalahan kesempatan kerja.

Langkah lainnya yang bisa diambil oleh pemerintah adalah dengan mengnyinergikan peningkatan kualitas tenaga kerja seiring dengan peningkatan jumlah tenaga kerja itu sendiri, baik dari segi kesehatan, pendidikan, maupun keterampilan. Selain itu juga, perlu didukung dengan adanya peningkatan soft skill sehingga tenga kerja akan mampu memiliki daya saing secara global, terlebih di era Industri 4.0 seperti saat ini.

Semoga saja momentum bonus demografi yang sudah berada di depan mata ini dapat menjadi perhatian yang serius bagi semua pihak dan tidak terlewatkan begitu saja. Pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia harus saling bahu-membahu agar dapat menikmati buah manis dari bonus demografi. Dengan memanfaatkan bonus demografi secara optimal, bukan hal yang mustahil jika Indonesia nantinya bisa menjadi salah satu negara maju di dunia.

Muhammad Rizky Septian
Muhammad Rizky Septian
Statistisi Pertama BPS Provinsi Kalimantan Barat
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.