Buku Sejarah Peradaban Kuno: Dari Zaman Prasejarah Sampai Penaklukan Romawi karya dari Muammar Iqbal MA’rief, diterbitkan di Yogyakarta pada tahun 2023, merupakan karya yang merangkum perjalanan panjang sejarah umat manusia sejak masa prasejarah hingga runtuhnya Kekaisaran Romawi.
Resensi ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana buku menyajikan kronologi, trasnformasi budaya, dan dinamika politik berbagai peradaban kuno, termasuk Mesir, Mesopotomia, Yunani, hingga Romawi, dengan pendekatan naratif yang sistematis dan ilmiah.
Buku ini tidak hanya menjelaskan fakta sejarah, tetapi juga menyoroti aspek sosial, ekonomi, dan religius dari setiap peradaban yang dibahas. Kekuatan utama buku ini terletak pada kelengkapan data, perorganisasian bab yang terstruktur, serta gaya bahasa yang komunikatif namun tetap akademik. Kekurangannya terletak pada kurangnya visualisasi seperti peta atau ilustrasi yang dapat memperkaya pemahaman pembaca. Buku ini memberikan kontribusi penting dalam memperluas wawasan pembaca mengenai akar peradaban manusia dan bagaimana sejarah membentuk dunia modern. Sangat direkomendasikan bagi pelajar, mahasiswa, dan pemerhati sejarah yang ingin memahami perjalanan peradaban dengan pendekatan yang mendalam namun tetap mudah diikuti.
Peradaban adalah cermin kolektif dari pencapaian manusia. Buku Sejarah Peradaban Kuno: Dari Zaman Prasejarah Sampai Penaklukan Romawi hadir sebagai upaya literasi untuk merangkai kembali jalannya waktu, menelusuri akar-akar eksistensi masyarakat manusia dan menafsir ulang bagaimana masa lalu membentuk lanskap dunia modern. Buku ini penting bukan hanya karena ia membahas sejarah, tetapi karena ia menghidupkan sejarah. Dalam dunia di mana narasi masa lalu sering kali tereduksi menjadi catatan kronologis tanpa ruh, karya ini tampil berbeda: ia menarasikan peradaban sebagai entitas hidup yang dibentuk oleh manusia, lingkungan, dan nilai-nilai spiritual.
Penulisan buku ini dilandasi oleh kesadaran bahwa sejarah bukan sekadar kumpulan peristiwa, melainkan medan pengaruh yang membentuk identitas kolektif. Dalam konteks pendidikan dan kebudayaan, pemahaman terhadap sejarah peradaban kuno menjadi krusial karena ia memberi fondasi pada kesadaran historis generasi sekarang. Kegelisahan yang melatari penulisan buku ini dapat dilihat dari minimnya referensi sejarah global dalam literatur pendidikan di Indonesia. Penulis berusaha mengisi kekosongan tersebut dengan menawarkan narasi sejarah yang luas, mendalam, dan kontekstual. Di tengah arus modernisasi yang cenderung melupakan akar, buku ini menjadi jembatan intelektual untuk memahami dari mana kita berasal dan ke mana arah sejarah membawa kita.
Gagasan pokok buku ini adalah bahwa peradaban manusia berkembang tidak dalam ruang hampa, melainkan melalui interaksi kompleks antara manusia, lingkungan, dan sistem nilai. Buku ini tidak hanya mengisahkan kronologi peristiwa dari zaman prasejarah dengan homo erectus dan homo sapiens, ke era Neolitikum, hingga zaman logam tetapi juga mengungkapkan bagaimana nilai-nilai budaya, kepercayaan, dan tatanan sosial terbentuk dalam konteks geografis dan ekologis tertentu. Penulis menggarisbawahi bahwa setiap peradaban besar Mesir, Mesopotamia, Yunani, dan Romawi memiliki keunikan dan kontribusi masing-masing terhadap pembentukan peradaban dunia.
Peradaban Mesir Kuno, misalnya, dijelaskan tidak hanya dalam bingkai mitologi dan Firaun, tetapi juga sebagai masyarakat dengan sistem birokrasi yang mapan, pertanian berbasis irigasi Nil, serta ajaran moral dan spiritual yang tertanam dalam teks-teks piramida. Demikian pula Mesopotamia ditampilkan sebagai ruang di mana sistem hukum tertulis pertama kali lahir, serta pusat pertemuan antara agama, sains, dan ekonomi. Yunani kemudian muncul dengan semangat rasionalitas, demokrasi, dan filsafat, yang memunculkan tokoh-tokoh monumental seperti Socrates, Plato, dan Aristoteles. Adapun Romawi dilukiskan sebagai proyek besar imperialisme yang menggabungkan kekuatan militer, administrasi hukum, dan strategi urbanisasi dalam skala luas.
Dalam membahas semua itu, penulis menggunakan pendekatan historis yang sistematis dan lintas bidang. Metode yang digunakan bersifat naratif-deskriptif, namun tetap didukung oleh referensi ilmiah dan kronologi yang teratur. Gaya penulisan buku ini bersahabat bagi pembaca umum namun tetap mempertahankan kedalaman akademik. Hal ini menjadikan buku ini dapat menjangkau dua audiens sekaligus: kalangan mahasiswa dan kalangan awam yang ingin memahami sejarah secara lebih menyeluruh. Penulis berhasil menjaga keseimbangan antara objektivitas data sejarah dan gaya bahasa yang mengalir, sehingga pembaca tidak merasa kaku saat menyerap informasi yang padat.
Meski demikian, buku ini memiliki kelemahan dari aspek visualisasi. Minimnya peta wilayah, ilustrasi bangunan, artefak, atau tabel perbandingan antarperadaban membuat pembaca harus lebih aktif membayangkan isi teks. Dalam kajian sejarah, visualisasi sangat penting karena membantu dalam memahami skala, lokasi, dan dinamika perubahan yang terjadi dari masa ke masa. Kekurangan ini dapat diatasi jika pada edisi selanjutnya penulis atau penerbit menambahkan elemen-elemen visual sebagai pelengkap narasi. Namun dari sisi substansi, konten buku ini sangat kaya dan mampu menggambarkan dinamika peradaban secara detail dan menyeluruh.
Dari sisi kekuatan, buku ini menawarkan sintesis yang jarang ditemukan dalam karya sejarah lokal: menyatukan berbagai peradaban besar dalam satu alur yang runtut dan logis. Penulis tidak hanya menceritakan sejarah sebagai sesuatu yang linear, tetapi menunjukkan bagaimana berbagai peradaban saling berinteraksi, bertukar ide, dan membentuk warisan bersama bagi umat manusia. Gaya penulisan yang komunikatif juga menjadi daya tarik utama buku ini. Ia tidak membosankan, tidak menggurui, dan berhasil menyajikan sejarah sebagai sesuatu yang hidup dan relevan. Yang menarik, buku ini tidak hanya fokus pada wilayah barat seperti Yunani dan Romawi, tetapi juga memberikan ruang kepada peradaban di Timur Tengah dan Afrika, yang seringkali diabaikan dalam narasi barat-sentris.
Di bagian akhir buku, penulis mengajak pembaca untuk merefleksikan hubungan antara masa lalu dan masa kini. Ia menekankan bahwa memahami sejarah bukan sekadar mengenang kejayaan masa lampau, tetapi menyadari pola-pola peradaban yang berulang dari kebangkitan, kejayaan, stagnasi, hingga keruntuhan. Setiap peradaban, betapapun kuatnya, menghadapi siklus ini. Dengan demikian, belajar sejarah menjadi cara untuk mengenali gejala-gejala yang berpotensi merusak masa depan kita sendiri.
Sebagai akhir, buku Sejarah Peradaban Kuno tidak hanya menyampaikan informasi sejarah, tetapi juga berfungsi sebagai cerminan yang berarti tentang bagaimana sejarah membentuk kondisi saat ini. Buku ini mengingatkan kita bahwa pengetahuan tentang sejarah adalah bagian penting dari pemahaman identitas kita sebagai manusia. Di era yang sangat dinamis dan sering kali melupakan arti, buku ini muncul untuk menegaskan bahwa sejarah selalu memiliki relevansi dan bahwa peradaban adalah narasi yang terus berlanjut.