Jumat, Oktober 4, 2024

Saudaraku, Selamat Menjalankan Ibadah Puasa

Abraham Fanggidae
Abraham Fanggidae
Mantan Birokrat Negara, kini Pengamat Kebijakan Publik, Tinggal di Jakarta Selatan

Kini jelang Bulan Ramadhan 1440 H. Bersyukur sekali Anda yang menjalankan Ibadah Puasa. Pada Bulan yang penuh berkah ini, semua menyambutnya dengan penuh bahagia. Melalui opini ini saya mengucapkan kepada para sahabat se kantor, sahabat di medsos, sahabat sekolah, kuliah, tetangga di kompleks yang Muslim, juga pembaca opini ini, selamat menjalankan Ibadah Puasa. “Marhaban ya Ramadhan”.

Saya Kristiani, yang aslinya memang dari daerah kristiani nun jauh di timur sana, persisnya lahir, dan berasal dari Kupang, Timor, Nusa Tenggara Timur. Daerah saya, dilihat dari penganut agama kurang lebih 90 persen penganut kristiani. Tapi kita selalu hidup toleran, penuh kasih, dengan sesama yang beragama Islam, Hindu, Budha, Kong Hu Tju. Apalagi, keluarga kami di sana banyak berhubungan darah/keluarga karena disatukan oleh faktor kawin-mawin di antara sesama kami sejak dulu, hingga saat ini pun masih saja berlangsung.

Toleran itu sikap bawaan kami sejak kanak-kanak, sejak mengenal apa itu pergaulan, siapa itu kawan/sahabat sepermainan waktu kecil. Apalagi kami, kebanyakan dari kami di NTT seperti yang saya sebut di depan, mempunyai hubungan darah. Di samping itu sahabat sepermainan, sahabat di sekolah, sahabat dalam lingkungan pekerjaan, sahabat dalam berusaha, maka kami selalu berbhineka sejak dulu hingga kini. Kami berbhineka apakah dalam suku, maupun dalam agama.

Ini cerita waktu dulu, saat saya menjadi siswa di Sekolah Rakyat (SR) di kota Kupang. Di SR Latihan, kami murid SR yang sangat beruntung. Mungkin hanya SR Latihan, tempat sekolah saya, yang seluruh siswa dan guru-guru memperoleh jatah minum susu susu hangat satu kali sehari. Untuk itulah maka, kami ke sekolah membawa muk (mok) yang ada pegangan lalu disangkutkan pada ikat pinggang.

Jam minum susu rutin dilaksanakan pas jam istirahat (keluar main) pertama. Jika masih ada susu lebih, siswa yang berminat silahkan menuju Ibu Edi, minta tambahan susu untuk diminum. Ibu Edi akan dengan senang hati melayani kami.

Sahabat saya, sahabat yang lain sekelas ada yang menjalankan ibadah puasa. Anisa, nama kawan perempuan saya. Bapak Anisa termasuk orang kaya raya di Kupang. Tuan Umar Bakhtir, biasa kami menyebut nama beliau, kontraktor besar di Kupang. Kami senang mempunyai banyak sahabat sekelas dari kelas 1 sampai dengan kelas VI SR, apalagi bersahabat dengan Anisa cantik.

Anisa kecil, anak perempuan berkulit hitam manis, dengan rambut sedikit kolf (agar keriting). Maklum Anisa keturunan Arab, tapi sejak turun temurun keluarga besarnya tinggal, menjadi warga Kupang. Saya masih ingat Anisa sangat taat beribadah Puasa pada setiap bulan Ramadhan. Anisa sesekali minta ijin ke luar kelas untuk meludah. Itu tanda Anisa sedang berpuasa. Dalam pandangan saya dan kawan-kawan, Anisa hebat. Hebat dalam menjalankan Ibadah Puasa.

Anisa sangat taat beragama, makanya Anisa tidak minum susu, bahkan taat, Anisa tidak menelan ludah pada Bulan Puasa. Sungguh luar biasa ketaatan berpuasa yang ditunjukkan Anisa kecil yang waktu itu bersahabat dengan sesama kami murid sekelas, yang masih berusia mulai 6 tahun, sampai usia 11 atau 12 tahun, amat sangat taat beribadah.

Mengenal Buah Kurma

Menjelang Bulan Puasa, ada hal yang spesial pula buat kami murid SR. Di depan sekolah saya, pada seberang jalan, kami sangat mengenal baik dengan pemilik “Toko Arab”. Kami memanggil “Om Arab” kepada sang pemilik yang orang berbadan besar, kulit hitam, tidak jenggotan karena dicukur rapi, dan selalu mengenakan kain sarung.

Anak laki-laki semata wayang “Om Arab” juga siswa di SR yang bertetangga, berada dalam satu halaman sekolah dengan SR saya. Om Arab dan keluarganya saat itu masih berkewarganegaraan Saudi Arabia. Kita kenal identitas itu karena di bagian dinding depan atas Toko Arab ini, tertempel bendera negara Saudi Arabia yang dicat berwarna hijau digambar pada sebuah seng berukuran sekitar 30 x 30 cm, lalu dipaku pada dinding depan toko, sekaligus rumah tinggal “Om Arab”.

Waktu itu sekitar tahun 1956, toko milik beberapa keluarga yang berkewarganegaraan Republik Rakyat China (RRC), di depan rumah mereka juga dipasang juga seng berukuran sekitar 30 x 30 cm bergambar bendera RRC.

Dari toko Arab, saya mengenal dan makan kurma khususnya pada Bulan Ramadhan. Om Arab menyediakan buah kurma dalam jumlah banyak sekali pada stoples besar. Air liur kami meleleh, jika melihat kurma yang banyak. Kami boleh mencoba satu dua kurma gratis, kalau akan membeli kurma dengan uang jajan harian sebesar “setali” atau Rp 25 sen waktu itu.

Om Arab atau “Tanta Arab” yang biasa melayani pembeli, membungkus buah kurma dalam kertas putih bersih, bukan kertas bekas; kurma tidak dibungkus dalam plastik. Mana ada plastik saat itu?  Saya mengunyak kurma yang sedap sambil jalan. Terkadang saya sisihkan untuk membawa pulang kurma yang kehitaman dan manis tersebut ke rumah.

Berbuka di Point Square Lebak Bulus

Suasana asyik syarat dengan ketaatan menjalankan Ibadah Puasa merupakan pemandangan yang menyukakan hati saya terlihat di depan mall Point Square, Lebak Bulus, sekitar delapan tahun lampau. Saat itu depan Point Square merupakan tempat duduk-duduk menanti suara Azan, tanda untuk berbuka atau batal dari puasa seharian.

Puluhan pengendara sepeda motor memarkir motor di depan situ, sambil duduk ngobrol. Kebanyakan mereka kaum milenial yang baru pulang bekerja dari berbagai wilayah di Jakarta. Saya termasuk sesekali ikutan santai, karena baru juga pulang dari kantor di Marga Guna, Radio Dalam Jakarta Selatan yang memang berencana menikmati suasana seperti itu.

Wuihhh, asyik dan bahagia sekali. Saat terdengar suara Azan dari Masjid atau melalui smart phone, para milenial yang berpuasa dengan penuh syukur ramai-ramai membuka tutup botol dan mulai minum. Yang lain mengambil membuka bekal yang sudah disiapkan dalam ransel. Mereka juga membeli jajanan seperti gorengan, bakso, soto, yang dijual oleh penjual yang menggunakan gerobak yang rapi berjejer di sekitar situ.

Sekarang, apakah masih ada suasana mengasyikkan seperti itu di depan Point Square Lebak Bulus? Akh saya pengen untuk bisa kembali mendatangi lokasi ini untuk melihat-lihat lagi suasana kebahagiaan tersebut, pada Bulan Ramadhan 1440 H ini.

Selamat menjalankan Ibadah Puasa saudaraku. Semoga amal ibadah Anda memperoleh berkah dari Allah Yang Maha Kuasa.

Abraham Fanggidae
Abraham Fanggidae
Mantan Birokrat Negara, kini Pengamat Kebijakan Publik, Tinggal di Jakarta Selatan
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.