Mendengar kata sastra dan budaya, ini merupakan suatu yang sangat menarik. Lantas apa yang terlintas di dalam pikiran kalian, apakah Sastra bisa digunakan sebagai pemahaman antar budaya?
Sebelumnya perlu kita ketahui, bahasa merupakan bentuk komunikasi dimana perasaan dan pikiran seseorang disimbolisasikan sehingga dapat menyampaikan arti atau ungkapan kepada orang lain secara sederhana. Melalui bahasa inilah seorang pengarang dapat menyampaikan ungkapan atau isi hatinya kepada orang lain dalam bentuk karya tulis yang biasa kita sebut dengan karya sastra. Namun budaya terlahir dari kebiasaan dan bahasa terlahir dari masyarakat serta sastra merupakan cerminan dari kebiasaan masyarakat.
Pemahaman antar budaya adalah upaya untuk memahami kehidupan sosial budaya berbagai bangsa di dunia yang dapat menjalin hubungan dan kerja sama antarbangsa. Terdapat banyak cara untuk memahami budaya bangsa lain salah satunya adalah melalui karya sastra.
Pengertian Sastra dan Budaya
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sastra adalah bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang digunakan dalam kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari). Menurut Teeuw (1984: 23) mengatakan bahwa kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta akar kata Sas-, dalam kata kerja turunan berarti mengarahkan, mengajar, memberikan petunjuk atau instruksi.
Akhiran kata tra- menunjukkan alat, suasana. Oleh karena itu, sastra dapat diartikan sebagai alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi, pengajaran dan sebagai hiburan; misalnya silpasastra, buku arsitektur, buku cerita yang bersifat menghibur, buku petunjuk mengenai seni cerita.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Budaya adalah pikiran, akal budi, adat istiadat dan sesuatu yang telah berkembang, sesuatu yang menjadi kebiasaan yang sukar diubah. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau manusia, sehingga dapat merujuk pada pola pikir, perilaku serta karya fisik manusia. Jadi, budaya merupakan sikap dan pola perilaku serta pengetahuan. Budaya juga dapat dikatakan sebagai suatu kebiasaan yang diwariskan dan dimiliki oleh suatu anggota masyarakat tertentu.
Sastra Sebagai Sumber Pemahaman Antar Budaya
Sastra akan mencerminkan pola kehidupan budaya masyarakat yang menjadi aturannya. Kelahiran karya sastra menyangkut kehidupan sosial budaya masyarakat di mana pengarang menjadi bagian di dalamnya. Secara langsung atau tidak langsung berarti mempelajari dan membaca karya sastra kita sudah mengenal dan memahami kehidupan sosial budaya masyarakat yang bersangkutan.
Sastra dan budaya memiliki hubungan yang saling berkaitan. Sastra sangat dipengaruhi oleh budaya, sehingga segala hal yang terdapat dalam kebudayaan akan tercermin di dalam sastra. Jika kebudayaan adalah sistem yang mengatur interaksi manusia di dalam masyarakat, bahasa (sastra) adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai sarana berlangsungnya interaksi. Di dalam sastra terkandung unsur budaya melalui media bahasa tulis. Suatu karya sastra diciptakan karena adanya kebudayaan. Budaya pada sastra tercermin melalui bahasa yang menjadi bagian dari budaya.
Sastra merupakan program pengajaran bahasa kedua yang berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan budaya masyarakat yang bersangkutan. Sastra khususnya fiksi seperti novel menampilkan model kehidupan dengan mengangkat tokoh-tokoh yang dibekali sifat, watak dan emosi sebagaimana manusia biasanya.
Kita dapat memahami dan belajar tentang berbagai aspek kehidupan baik itu sosial, budaya ataupun sosial budaya melalui apa yang diperankan oleh tokoh tersebut, termasuk motivasi yang dilatari oleh keadaan sosial budaya tokoh itu. Melalui tingkah laku, kata-kata, sikap, dan sifat tokoh itu kita dapat memahami orang dari sosial budaya yang sama dengan tokoh itu.
Misalnya, jika kita ingin mengetahui berbagai cara kehidupan masyarakat Bali yang kebanyakan beragama Hindu. Kita dapat membaca karya sastra berbentuk novel yang berjudul Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya dan I Swasta Setahun di Bedahulu dan Sukreni Gadis Bali karya I Gusti Panji Tisna. Atau, jika ingin mengetahui kehidupan masyarakat suku Dayak di pedalaman Kalimantan.
Kita dapat membaca novel yang berjudul Upacara karya Korrie Layun Rampan. Dan masih banyak karya sastra lain yang mengangkat kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia yang dapat dijadikan sebagai salah satu sumber penting untuk para pembaca ataupun para wisatawan asing agar dapat memahami antar budaya yang ada di Indonesia.
Hubungan yang terbangun antara pembaca dengan dunia cerita dalam sastra adalah hubungan rasional. Karena kemampuan menciptakan hubungan rasional inilah karya sastra sering dianggap jauh lebih bermakna dan menyentuh daripada masalah yang sama yang dikemukakan secara lain.
Melalui sastra pembelajaran tidak hanya belajar budaya secara konseptual dan intelektualistis, melainkan dihadapkan pada situasi atau model kehidupan konkret. Melalui sastra pembelajaran tidak hanya mendapatkan cerita-cerita yang pada umumnya adalah daya tarik sendiri, melainkan juga berbagai model cara bertingkah laku, baik secara verbal maupun nonverbal. Melalui sastra seakan-akan kita terjun langsung ke situasi kehidupan sosial budaya masyarakat bangsa tertentu sehingga kita bisa memperoleh berbagai motivasi ataupun wawasan baru mengenai budaya yang ada di masyarakat suatu bangsa.
Jadi, membaca sastra suatu bangsa dapat dikatakan mengenal, mempelajari dan memahami budaya bangsa tersebut.
Daftar Pustaka
Nurgiyantoro, Burhan. “Sastra Sebagai Pemahaman Antar Budaya”. Cakrawala Pendidikan. No. 3. Novermber 1995. https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/download/9187/pdf diakses pada 5 April 2022 pukul 09:55 WIB.