Pada 23 Desember 2020 Sandiaga Uno dilantik sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggantikan Wishnutama Kusubandio. Sektor wisata menjadi salah satu sektor yang mendapat atensi berlebih dari Jokowi dan publik. Sebab, sektor pariwisatadan ekonomi kreatif ini merupakan salah satu sektor yang terdampak pandemi covid-19.
Di tengah hantaman pandemi, sektor pariwisata kita menjadi babak belur dan lumpuh. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mencatat, hingga April 2020, total kerugian industri pariwisata Indonesia mencapai Rp 85,7 triliun. Bahkan Bali yang merupakan salah satu destinasi favorit wisatawan domestik dan mancanegera mengalami kerugian wisata sebanyak Rp 9,7 triliun setiap bulan (dw.com/06/09/2020).
Sandiaga Uno dianggap mampu memulihkan sektor pariwisata ini. Atau paling tidak, mampu menyelamatkannya dari kehancuran di tengah hantaman pandemi covid-19 yang tak kunjung reda dan tak ada yang tahu kapan ia akan enyah dari muka bumi ini.
Sebenarnya, Wishnutama dan Sandiaga ini dua sosok yang memiliki kemiripan karakter. Yaitu dua milenial yang cerdas, cekatan, tangkas,inovatif dan kreatif. Kedua sosok ini adalah sosok yang sukses di bidangnya masing-masing. Wishnutama sebagai praktisi media televisi dan Sandiaga sebagai pengusaha sukses.
Ekspektasi Jokowi terhadap Wishnutama cukup tinggi, sebab ia sukses membangun media-media televisi dan satu lagi yang membuat Jokowi jatuh cinta padanya, ia sukses bikin pembukaan Asian Games spektakuler sehingga mendapatkan pujian, baik dari publik sendiri dan dunia Internasional, sebagaimana ditulis M. Athar Januar dalam kolomnya di geotimes.co.id, “Reshuffle Kabinet Agile” pada Rabu, 30/12/2020) kemarin.
Tetapi kinerjanya dalam Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tak susuai ekspektasi Jokowi yang begitu tinggi terhadapnya. Pariwisata lumpuh dan ekonomi kreatif menjadi stagnan. Kinerja tak memuaskan ini tidak seratus persen mutlak kesalahannya, tetapi sebagaimana kita mafhum, belum genap setahun pemerintahan Jokowi berjalan, pandemi covid-19 menghantam Indonesia.
Pandemi covid-19 ini meluluhlantakkan semua tatanan dan semua lini kehidupan kita, dari ihwal sosial, pendidikan, ekonomi dan tak terecuali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Kemudian inilah yang menjadi dasar dan pertimbangan Jokowi melakukan reshuffle dan menggantikannya dengan Sandiaga Salahudin Uno.
Mengintip Rekam Jejak Sandiaga Uno
Menjatuhkan pilihan kepada Sandiaga Uno bukan tanpa alasan dan tak berdasar. Tentu Jokowi melihat rekam jejaknya. Pengusaha muda sukses dan masuk jajaran orang terkaya di Indonesia.
Sosok yang dikenal publik dan ramai diperbincangkan banyak orang sejak menjadi Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Anies Baswedan ini adalah lulusan Wichita State University di Kansas, Amerika dan lulus dengan predikat Summa Cum Laude dan melanjutkan kuliahnya di George Washington University, Amerika Serikat. Kemudian ia bekerja di Perusahaan Investasi Seapower Asia Investment Limited di Singapura pada tahun 1993 sebagai manager investasi. Dan pada tahun 1995 ia pindah ke Kanada, bekerja di Perusahaan NTI Resources Ltd sebagai Executive Vice Preident NTI Resources Ltd.
Tetapi kemudian ia terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) karena perusahaan tempat ia bekerja bangkrut disebabkan krisis moneter pada tahun 1997 dan ia memutuskan kembali ke Indonesia.
Setelah di Indonesia, ia sempat melamar pekerjaan, tetapi tak satu pun perusahaan yang mau menerimanya. Kemudian pada tahun 1998 ia nekat bersama temannya, Edwin Soeryadjaya membuka perusahaan investasi bernama PT Saratoga Investama Sedaya, yang kemudian membawanya pada kesuksesan.
Ia masuk pada 40 daftar orang terkaya di Indonesia pada 2013 versi majalah Forbes. Pada tahun 2017 ia masuk dalam daftar 100 orang terkaya di Indonesia versi majalah bisnis Globe Asia.
Setelah sukses mencapai puncak kesuksesan, ia mencoba peruntungan dalam dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai Calon Wakil Gubernur mendampingi Anies Baswedan pada pilkada DKI Jakarta 2017 dan sukses memenangkan pertarungan ini. Namun, tak lama menjabat Wakil Gubernur, kemudian ia mencoba peruntungan lagi pada pilpres 2019 sebagai Calon Wakil Presiden mendampingi Prabowo Subianto. Ia kandas, tak mampu mengalahkan pasangan Jokowi dan Makruf Amin.
Pada akhir Desember 2020, ia kemudian dinobatkan sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggantikan Wishnutama pada reshuffle kabinet Indonesia Maju. Ekspektasi Jokowi cukup tinggi terhadapnya. Dengan citranya di mata publik sebagai pengusaha muda, sukses, enovatif dan kreatif, ia diharapkan mampu menyelamatkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dari kelumpuhan.
Menanti Gagasan dan Terobosan Sandiaga Uno
Dinobatkannya Sandiaga Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggantikan Wishnutama melahirkan pro-kontra dari berbagai pihak. Salah satunya dari Pengamat Politik, Adi Prayitno. Menurutnya, Sandiaga Uno tidak tepat menggantikan Wishnutama, sebab sektor pariwisata bukanlah basic knowledgenya. Ia pesimis sektor pariwisata akan kembali pulih di bawah komando Sandiaga Uno.
Menurutnya, ia memang pengusaha muda nan sukses, tetapi memimpin kementerian tidaklah sama dengan memimpin perusahaan. Di kementerian akan terbentur dengan birokrasi yang jelimet dan kaku. Sehingga terobosan dan ide-ide segarnya akan terhalang oleh birokrasi yang rumitnya minta ampun.
Dan M. Qodari yang juga pengamat politik dalah salah satu yang pro terhadapnya. Ia optimis bahwa, Sandiaga Uno akan mampu memenuhi ekspektasi Jokowi. Ia akan mampu memipin kementerian Parekraf dan akan mampu memulihkan sektor pariwisata yang sedang lumpuh dihantam pandemi. Menurutnya, ia pernah mengalami dan melewati badai krisis moneter yang memorak-porandakan perekonomian dunia, khususnya Indonesia pada tahun 1998. Pada saat itu ia sukses membangun perusahaan dari nol ia mengantarkannya pada puncak kejayaannya.
Terlepas dari pro-kontra para pengamat tersebut, publik tentu hanya bisa menanti gagasan dan terobosan Sandiaga Uno dalam menyelamatkan sektor pariwisata dari kelumpuhan di tengah-tengah hantaman pandemi yang tak kunjung reda ini.
Jika para pengamat berhak berdialektika, maka publik tentu juga berhak bertanya; apa yang bisa dilakukan Sandiaga Uno dengan sektor pariwisata di tengah ancaman pandemi. Sebab, mengelola sektor pariwisata di tengah pandemi bukanlah perkara mudah. Ia akan dihadapkan pada seabrek permasalahan yang tak mudah didapatkan solusinya.
Hanya gagasan dan terobosan kreatif dan inovatif Sandiaga lah yang mampu menyelamatkan sektor pariwisata kita. Dan tentu harus dibarengi dengan kelihaian dan kepiawian leadership dan menagerial yang matang.
Publik hanya bisa menanti; Sandiaga Uno bisa apa?