Jumat, November 8, 2024

Salah Kaprah New Normal

Jaga Rudi
Jaga Rudi
Peneliti Muda Pusat Kajian Agraria dan Adat (Paga) dan Mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Andalas
- Advertisement -

Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sudah dilonggarkan. Artinya Setiap hal-hal yang dilarang sudah kembali diperbolehkan seperti sudah mulai dibukanya tempat ibadah hingga beberapa lokasi wisata.

Tidak dapat dinafikan bahwa pandemi sangat berdampak terhadap beberapa sektor elemen masyarakat, tak terkecuali sektor ekonomi. Mengutip dari detik.com, direktur eksekutif indef tauhid ahmad mengatakan jika tidak dilakukan new normal terhadap pemulihan ekonomi maka ekonomi indonesia sangat dikhawatirkan dan kemungkinan buruknya adalah terjadinya krisis, oleh karena itu mulai 1 juni pemerintah dengan tegas menyatakan bahwa indonesia masuk ke tatanan normal baru atau yang biasa disebut dengan new normal.

Bak makan buah simalakama sikap pemerintah dinilai serba salah, jika diteruskan PSBB akan berdampak terhadap merosotnya ekonomi namun jika dilonggarkan maka dikhawatirkan jumlah positif corona semakin meningkat.

Benar saja bahwa sejak diterapkan new normal pada 1 juni yang lalu angka kasus positif di Indonesia terus meningkat, per tanggal 10 juni 2020 saja dikonfirmasi oleh tim gugus tugas covid 19 telah terjadi kasus positif yaitu sebanyak 1.241 kasus, tentu jumlah yang sangat tinggi jika dibandingkan dengan hari sebelumnya.

Keadaan kenormalan baru saat ini sudah menjadi salah kaprah oleh sebagian masyarakat, banyak dari mereka menganggap bahwa dengan ditetapkannya kenormalan baru maka keadaan akan pulih seperti biasa. Banyak dari masyarakat yang mulai bepergian hingga liburan ketempat wisata.

Beberapa tempat wisata sudah mulai dikunjungi oleh beberapa wisatawan baik itu dari daerah tersebut hingga wisatawan yang datang dari luar daerah. Tentu jika hal ini dibiarkan tanpa menerapkan protokol yang ketat maka gelombang ke 2 penularan corona benar-benar akan dihadapi masyarakat Indonesia. Berkaca pada tahun 1918 bahwa dunia digemparkan dengan pandemi flu spanyol.

Selama 2 tahun orang-orang disibukkan dengan adanya virus ini, para pakar menyatakan bahwa  lebih dari sepertiga penduduk dunia tewas pada saat itu. kematian bahkan terjadi secara signifikan pada gelombang kedua dimana saat masyarakat sudah mulai jenuh dengan keadaan.

Tentu dari kejadian tersebut kita juga dapat mengambil pelajaran bahwa kita belum masuk kedalam keadaan yang aman, masih banyak diluaran sana virus-virus yang mengintai kita. Kita tidak dapat mengetahui bahwa kapan virus akan benar-benar dapat diatasi, tugas kita adalah tetap waspada sehingga penularan nya dapat diatasi.

Peran Nyata Pemerintah

Dengan menerapkan new normal bukan berarti pemerintah lepas tangan atas kondisi masyarakat, apalagi mengabaikan protokol yang telah ditetapkan. Melihat kondisi masyarakat yang sudah mulai beraktifitas diluar rumah bahkan berwisata maka pemerintah lebih gencar lagi dalam mengawasi.

Jika dahulu semuanya disuruh berdiam diri dirumah dan pemerintah fokus pada pasien positif maka sekarang tantangan pemerintah lebih berat, disamping mengurusi kasus positif pemerintah juga diminta selalu aktif dan tegas terhadap masyarakat yang berpergian keluar kota dengan maksud hendak berlibur ataupun mengunjungi saudara-saudaranya.

- Advertisement -

Menurut hemat penulis bahwa sekarang kita sudah kebablasan, baru hampir sekitar satu minggu keadaan ini dimulai masyarakat sudah menganggap normal seperti biasa, dapat kita jumpai jalanan macet hingga ketempat objek wisata. Jika benar-benar ingin berhasil maka pemerintah dalam hal ini pemangku kekuasaan harus tegas, longgar bukan berarti bebas dimana masyarakat dibiarkan kembali beraktifitas tanpa memperhatikan protokol kesehatan yang ada.

Percuma jika ekonomi mampu dipulihkan namun angkat kasus terus bertambah setiap harinya. Dalam hal ini pemerintah diminta melakukan evaluasi secara berkala apakah dengan new normal keadaan dapat diatasi atau malah makin memperparah keadaan.

Indonesia harus melihat kepada negara-negara didunia bahwa tak sedikit yang gagal dalam menerapkan new normal, sebut saja korea selatan yang gagal dalam mengatasi keadaan baru ini. Sekolah-sekolah di korea selatan kembali ditutup karena pemerintah menyatakan bahwa kasus positif tidak dapat ditekan dan bahkan menunjukan trend negatif.

Beradaptasi Bukan Berarti Kalah

Sama halnya dengan seleksi alam, bahwa siapa yang mampu beradaptasi maka dia akan selamat. Keadaan sekarang pun sama demikian, masyarakat diminta harus sangat hati-hati jika ingin selamat, apalagi sekarang pemerintah sudah melonggarkan PSBB yang artinya masyarakat sudah boleh beraktifitas seperti biasa. namun, perlu dipahami bahwa keadaan ini tidak lah seratus persen aman.

Setelah hampir tiga bulan dirumah tentu rasa jenuh menghampiri setiap orang. Benar saja, saat masuk ke tatanan normal baru banyak dijumpai orang-orang yang mulai bepergian. Presiden jokowidodo meminta masyarakat tetap melakukan hal-hal yang produktif selama masa new normal jangan sampai kebablasan.

Protokol kesehatan tetap harus dijalankan seperti menjaga jarak, memakai masker jika bepergian dan selalu mencuci tangan. Beradaptasi terasa menyenangkan jika dijalankan dengan senang hati, tak satupun menginginkan keadaan seperti ini namun tugas kita hanyalah menjalankan anjuran pemerintah dalam membantu melawan Covid 19.

Disiplin adalah kunci kesuksesan kita melawan pandemi. Dengan disiplin kita sudah berpartisipasi aktif dalam menekan penularannya. Selalu ikuti anjuran pemerintah dan tetap jaga jarak, pembatasan sosial bukan berarti menjadikan kita anti sosial namun, tetap saling membantu sesama dan saling bersinergi antara pemerintah dan masyarakat.

Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membantu pencegahan penularan Covid 19 salah satunya adalah dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Selalu tanamkan jiwa sosial yang tinggi untuk saling menguatkan sehingga kita dapat bertahan dan menghadapi virus ini secara bersama-sama hingga vaksin ditemukan. Oleh karena itu dengan menerapkan kedisiplinan dalam diri kita maka kita sudah membantu pemerintah dalam menekan angka penularan Covid 19.

Jaga Rudi
Jaga Rudi
Peneliti Muda Pusat Kajian Agraria dan Adat (Paga) dan Mahasiswa Fakultas Hukum di Universitas Andalas
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.