Minggu, November 24, 2024

Saatnya Pemuda Ambil Peran di Tengah Ancaman Bencana!

Adipatra Kenaro Wicaksana
Adipatra Kenaro Wicaksana
Mahasiswa Kesehatan Lingkungan Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta
- Advertisement -

Dalam beberapa tahun terakhir, kalian semua sadar gak sih kalo negara kita Indonesia terus diguncang berbagai macam bencana alam? Mulai dari gempa bumi hingga banjir besar, yang menelan banyak korban dan meluluhlantakkan fasilitas maupun infrastruktur. Sayangnya, yang seringkali kita lihat setelah bencana terjadi adalah respon reaktif yang panik.

Bencana bisa datang kapan saja, tanpa peringatan. Ketika sirine peringatan bencana berbunyi, waktu tidak lagi berpihak pada kita, sering kali kita hanya bisa pasrah melihat kehancuran yang ditinggalkan. Padahal ya jika kita mau jujur, kunci sebenarnya ada pada satu hal yang kerap dilupakan. Apa itu? Yap, mitigasi bencana. Pertanyaannya, siapa yang harus mengambil peran utama dalam upaya ini? Jawabannya sederhana, namun sering diabaikan yaitu Pemuda.

Mari kita tengok statistik, Indonesia adalah negara dengan mayoritas populasi anak muda. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Pada tahun 2023 jumlah pemuda di Indonesia adalah 64,16 juta jiwa, atau 23,18% dari total penduduk Indonesia. Di tengah tantangan perubahan iklim, peningkatan risiko bencana hingga maraknya isu megathurst, kelompok yang dikatakan pemuda ini padahal memiliki potensi luar biasa untuk menjadi agen perubahan. Namun, di lapangan, peran pemuda dalam mitigasi bencana sering kali minim.

Ironisnya, generasi muda kita saat ini justru sering dan cenderung menjadi penonton pasif, menyaksikan berita bencana dari layar ponsel tanpa tindakan nyata. Apakah ini berarti pemuda Indonesia kurang peduli? Atau, mungkin mereka hanya belum cukup diberdayakan?

Mengenal Lebih Dekat Apa Itu Mitigasi Bencana

Mari kita mulai dengan dasar penting apa itu mitigasi bencana? Mitigasi bencana merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi dampak dari bencana sebelum terjadi atau pasca kejadian. Ini bukan soal bertahan hidup saat bencana melanda, tetapi tentang mencegah kerusakan dan meminimalkan korban bencana. Biasanya dalam hal mitigasi kita dapat melakukan kegiatan seperti meningkatkan kesadaran masyarakat akan risiko bencana dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang apa yang harus dilakukan saat bencana terjadi.

Hal tersebutlah yang menjadi momen di mana pemuda bisa berperan untuk masuk dan memainkan peran vital. Sebagai generasi yang dikenal adaptif terhadap teknologi dan inovasi, pemuda memiliki modal besar untuk mengubah cara kita dalam memitigasi bencana. Dengan keahlian mereka di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi, mereka bisa saja menjadi ujung tombak dalam memperkenalkan solusi digital yang efektif bagi masyarakat. Selama ini, banyak yang salah kaprah mengira bahwa mitigasi bencana hanya berarti proyek besar seperti pembangunan tanggul atau peringatan dini gempa.

Memang, langkah-langkah tersebut penting, namun mitigasi jauh lebih luas dari itu. Sebenarnya, pada intinya mitigasi bencana adalah segala upaya yang dilakukan sebelum bencana terjadi untuk mengurangi risiko dan dampaknya. Yang menarik adalah, setiap orang bisa mengambil bagian dalam langkah-langkah ini terutama peran anak muda yang sangat penting, baik itu melalui tindakan kecil maupun besar. Serta yang perlu diingat adalah Mitigasi bencana bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi sebuah gerakan bersama yang melibatkan semua elemen masyarakat!

Apakah Mitigasi Bencana Hanya Menjadi Tanggung Jawab Pemerintah?

Justru semua pemuda itu perlu berada di garis depan saat bencana melanda tanpa harus menunggu aba aba dari pemerintah. Akan tetpai harus diingat juga bahwa Mitigasi bencana bukan hanya soal menjadi relawan lapangan! Pemuda dapat berkontribusi dalam berbagai cara, mulai dari menciptakan konten edukasi yang menarik, merancang aplikasi pendukung kesiapsiagaan, hingga menjadi penghubung antara komunitas lokal dan lembaga penanggulangan bencana.

Kesadaran ini bisa dimulai dari hal-hal kecil seperti mengikuti pelatihan tanggap darurat, bergabung dalam komunitas relawan, hingga mempromosikan kesiapsiagaan melalui media sosial. Saat ini, kita hidup di era informasi, di mana setiap pemuda memiliki kekuatan di ujung jarinya. Mengapa tidak memanfaatkan itu untuk hal-hal positif?

Bayangkan, jika setiap pemuda di Indonesia, yang jumlahnya mencapai jutaan, mengambil bagian dalam mitigasi bencana, dampaknya akan sangat luar biasa bukan?. Tidak hanya mengurangi risiko, tetapi juga membangun budaya sadar bencana yang berkelanjutan dan berdampak sangat signifikat. Kedepannya Mitigasi Bencana bukan lagi tugas orang dewasa atau pemerintah semata, tetapi sudah bergeser menjadi tanggung jawab bersama. Dan bukankah masa depan adalah milik pemuda? Maka dari itu, sudah saatnya mereka mengambil peran aktif dalam melindungi masa depan itu.

- Advertisement -

Peran Pemuda Pada Kehidupan Sosial Kemasyarakatan

Peran sosial juga tidak kalah pentingnya. Pemuda dapat menggerakkan masyarakat di lingkungannya untuk lebih sadar akan pentingnya kesiapsiagaan. Contoh sederhana, mereka bisa mengorganisir kegiatan simulasi bencana di sekolah, kampus. Kegiatan semacam ini tidak hanya melibatkan pemuda, tetapi juga menyebarkan pesan kesiapan kepada masyarakat luas. Dengan gaya yang kreatif dan interaktif, pemuda mampu membuat materi mitigasi yang menarik dan mudah dipahami. Bukankah belajar jadi lebih menyenangkan ketika kita mempraktikkannya secara bersama?

Salah satu contoh nyata adalah simulasi evakuasi gempa atau tsunami yang bisa diselenggarakan secara reguler. Dalam simulasi ini, pemuda tidak hanya berperan sebagai peserta, tapi juga sebagai penggerak dan relawan, memastikan bahwa masyarakat mengerti langkah-langkah yang harus diambil saat bencana terjadi.

Lalu, Apa Yang Sering Menghambat Peran Pemuda Dalam Mitigasi Bencana?

Salah satu kendalanya adalah kurangnya kesadaran dan pendidikan seputar bencana itu sendiri. Banyak pemuda yang merasa bahwa bencana adalah masalah “nanti”, sesuatu yang jauh dari kehidupan sehari-hari. Padahal, fakta menunjukkan bahwa Indonesia adalah salah satu negara paling rawan bencana di dunia. Menurut data dari BNPB 4.940 Bencana Terjadi di Indonesia Sepanjang Tahun 2023. Angka ini menunjukan bahwa kita harus Segara Ambil Peran di Tengah Ancaman Bencana

Pada akhirnya, mitigasi bencana itu tentang kesadaran, persiapan, dan kolaborasi. Dan pemuda Indonesia memiliki peran krusial dalam semua aspek ini. Mereka adalah agen perubahan, yang dengan kreativitas dan semangatnya, mampu membangun masyarakat yang lebih tangguh dan siap menghadapi bencana. Kita tidak bisa lagi hanya menonton dari pinggir lapangan, sudah saatnya pemuda terlibat secara langsung dan aktif.

Jadi, pertanyaannya sekarang, sudah siapkah kita semua untuk berperan? Jangan menunggu bencana berikutnya terjadi. apakah kamu akan tetap diam, atau sudah mulai bergerak? Ingat! peranmu, sekecil apa pun itu, bisa menjadi penentu masa depan yang lebih aman. Mulailah dari langkah kecil, dari lingkungan terdekat, dan bersama-sama, setiap aksi mitigasi yang dilakukan sekarang akan menyelamatkan banyak nyawa di kemudian hari.

Adipatra Kenaro Wicaksana
Adipatra Kenaro Wicaksana
Mahasiswa Kesehatan Lingkungan Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Jakarta
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.