Jumat, April 19, 2024

Resiko dan Tantangan Menghadapi Kemajuan Kecerdasan Buatan

Yolanda Anggraini
Yolanda Anggraini
Saya Mahasiswa semester 6 di jurusan Teknik Informatika Universitas Pamulang. Tertarik untuk meneliti isu tentang teknologi dengan minat pada Artificial Intelligence dan Machine Learning

Umat manusia baru-baru ini dibuat takjub oleh betapa cepatnya kemajuan teknologi. Menurut para ahli, perkembangan Kecerdasan buatan atau AI(Artificial Intellegence) akan terus melaju dengan cepat dan berdampak besar pada berbagai aspek kehidupan, termasuk bisnis, transportasi, dan kesehatan.

Meskipun demikian, para ahli dan pembuat keputusan harus menangani resiko dan tantangan seputar penggunaan AI secara serius dan terus mengawasinya. Dalam sebuah konferensi di National Governors Association pada Juli 2017.

Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap masa depan kecerdasan buatan (AI).Elon Musk menyatakan bahwa “AI lebih berbahaya daripada nuklir” Kekhawatiran tersebut didasari dari AI yang dapat berkembang dengan cepat dan tidak terkendali, melampaui kecerdasan manusia, dan menciptakan kejadian yang tidak terduga.

Menurut survei Pew Research Center tahun 2018, 65% Responden khawatir bahwa teknologi AI pada akhirnya dapat menggantikan posisi manusia dari pekerjaannya.

Selain itu, Sebuah survei Gallup pada tahun 2019 menemukan bahwa 58% orang Amerika khawatir AI digunakan secara tidak etis atau tidak benar.

Potensi Resiko Perkembangan AI

1. Hilangnya Pekerjaan atau terjadinya pengangguran Massal

Pada tahun 2030, otomatisasi dan AI diperkirakan akan menggantikan 400–800 juta pekerjaan secara global, menurut laporan tahun 2017 oleh McKinsey Global Institute. Ini dapat menyiratkan bahwa antara 3% dan 14% tenaga kerja dunia akan kehilangan pekerjaan sebagai akibat adopsi AI.

Hal yang mungkin terjadi jika AI dapat menggantikan tenaga kerja manusia dalam industri produksi atau jasa dengan cara yang lebih hemat biaya dan efisien.Memungkinkan terjadi dampak ekonomi dan sosial yang signifikan, seperti kemiskinan, ketimpangan, dan ketidakstabilan politik, dapat disebabkan oleh pengangguran massal.

2. Deepfake

Deepfake adalah rekaman video palsu yang diproduksi dengan bantuan pertukaran wajah, pembelajaran mesin, dan perangkat lunak digital. Deepfake adalah video yang dihasilkan komputer yang menggabungkan beberapa foto untuk menghasilkan cuplikan atau film baru yang menunjukkan hal-hal yang sebenarnya tidak pernah terjadi.

bahaya deepfake dalam segi politik, dapat meniru wajah pimpinan negara, gestur serta suara dengan sangat jelas, maka hal itu dapat memiliki dampak yang sangat berbahaya dan merusak bagi stabilitas politik suatu negara

3. Munculnya otomatisasi senjata

Dengan mengandalkan AI Misalnya dalam dunia militer, tentara dapat menyerang suatu pangkalan militer lain hanya dengan menggunakan drone yang di terbangkan, dan pastinya drone tersebut dapat menyebabkan hilangnya kendali. Ini dapat menyebabkan kerusakan atau bahkan menyebabkan korban jiwa

4. Melanggar Privasi

Hal ini karena AI memungkinkan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan mengolah data dalam skala besar dan dapat menghasilkan data sensitif yang dapat mengungkap identitas atau informasi pribadi seseorang.

Tantangan Perkembangan AI

Untuk menguasai teknologi AI ini di masa depan, ada beberapa kendala yang harus diatasi:

1. Regulasi

Upaya pemerintah atau badan pengatur lainnya untuk mengontrol atau membatasi penggunaan teknologi AI di sektor-sektor termasuk bisnis, kesehatan, dan transportasi. Regulasi dapat berupa undang-undang, aturan, atau standar keselamatan dengan tujuan untuk memastikan penggunaan teknologi AI secara legal, moral, dan terbuka sambil menjaga kesejahteraan umum.

2. Bias

Karena sistem kecerdasan buatan kadang-kadang menggunakan data yang tidak lengkap atau bias. Hasil dan pilihan sistem kecerdasan buatan dapat dipengaruhi oleh bias ini.

3. Ketergantungan

Manusia mungkin menjadi terlalu bergantung pada kecerdasan buatan saat melakukan sesuatu sehingga kesulitan untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah sendiri.

Kesimpulannya, sebagai manusia, adalah tanggung jawab kita untuk bersiap dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang akan ditimbulkan oleh perkembangan kecerdasan buatan.

Kita harus menyadari bahwa, ketika dikembangkan dan dikendalikan dengan baik, kecerdasan buatan tidak menimbulkan bahaya bagi manusia. Untuk mengatasi kesulitan dan bahaya terkait penggunaan kecerdasan buatan, aturan yang tepat harus diterapkan.

Agar kita tetap relevan dalam masyarakat yang semakin maju secara teknologi ini, kita juga harus terus mengembangkan keterampilan dan kompetensi kita. Kita dapat menciptakan kecerdasan buatan yang etis dan berkelanjutan serta bermanfaat bagi seluruh kehidupan manusia jika kita bekerja sama dan berpikir jernih.

Yolanda Anggraini
Yolanda Anggraini
Saya Mahasiswa semester 6 di jurusan Teknik Informatika Universitas Pamulang. Tertarik untuk meneliti isu tentang teknologi dengan minat pada Artificial Intelligence dan Machine Learning
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.