Sabtu, Oktober 12, 2024

Renungan Idul Adha 1441 Hijriah

Ihsan Nursidik
Ihsan Nursidik
Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Ketua Bidang Riset Pengembangan Keilmuan DPD IMM Jawa Barat

Allahuakbar Allahuakbar Wa Lillahilaham

Gema takbir meraimaikan langit-langit bumi, sebuah tanda akan perayaan akbar Idul Adha 1441 Hijriah. Tepat pada tanggal 31 Agustus 2020 umat Islam merayakan hari rayanya yang kedua. Perayaan ini sungguh sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, mengingat perayaan tahun ini berlangsung bersamaan dengan kondisi negeri yang tengah mengatasi pandemi Covid-19. Namun pandemi tidak sedikit pun mengurangi khidmat perayaan dari Hari Raya Idul Adha ini.

Pesan-pesan tersirat dari Idul Adha ini harus mendorong setiap umat Islam untuk lebih peduli lagi terhadap tugas muslim menjadi khair ummat ditengah-tengah realitas. Bukan terbatas pada interaksi manusia semata, melainkan perhatian lebih kepada keseluruhan entitas organis maupun anorganis.

Covid-19 menjadi salah satu bagian dari entitas organis yang mengancam kehidupan saat ini. Manifestasi pengorbanan ritualistik harus di-upgrade menjadi pengorbanan esensialis. Yaitu pengorbanan yang memuat kualitas-kualitas rahmat bagi terciptanya kehidupan yang memadai ditengah pandemi Covid-19.

Pengorbanan itu sejalan dengan kisah Ibrahim tatkala diperintahkan Allah SWT untuk mengorbankan Ismail, anaknya dari Siti Hajar. Butuh waktu yang lama bagi Ibrahim as. menantikan anak yang dapat meneruskan perjuangannya.

Pertemuan yang singkat setelah dipisahkan oleh jarak dan waktu yang jauh, kemudian harus berikhlas merelakannya demi memenuhi panggilah-Nya. Butuh kesiapan mental, bahkan jiwa sepenuhnya untuk melaksanakan tugas berat ini. Ibrahim sebagai manusia pilihannya pun tetap menanggung penderitaan yang amat berat sebagai manusia yang diliputi perasaan dan potensi kelemahan.

Disisi lain Ismail memperlihatkan sebuah keteguhan dan keikhlasan yang murni dalam menjemput perintah-Nya. Bahkan tatkala Ibrahim diliputi rasa kecemasan, ketakutan, dan kesedihan, Ismail dengan tegar menguatkan Ayahnya untuk memenuhi panggilan dari Allah SWT. Kualitas keikhlasan Ismail telah mengalahkan ego superior dalam dirinya, egonya telah tunduk diatas kehendak yang dibimbing oleh hidayah dan ridho-Nya. Sehingga tidak adalagi sebuah kecerobohan dan sikap lemah memperturut hawa nafsu, Ismail telah telah melampaui itu.

Namun Allah akan tidak akan menyianyiakan hambanya yang bertaqwa, ujian tersebut telah menujukan kepantasan dua insan pilihan-Nya. Ibrahim dan Ismail kemudian diselamatkan dari malapetaka kesedihan digantikannya dengan kenikmatan yang begitu besar. Seketika saat Nabi Ibrahim hendak menyanyatkan bilah pisau ke leher Ismail, kemudian sekujur tubuh Ibrahim kaku,  dan Allah bersabda :

Lalu Kami Panggil dia, “Wahai Ibrahim!

sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu. Sungguh, demikianlah Kami Memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.

Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.

Dan Kami Tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.

Dan Kami Abadikan untuk Ibrahim (pujian) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,

“Selamat sejahtera bagi Ibrahim.” 

(QS. Asy-Syua’ra : 104-109) 

Peristiwa Ibrahim ini tentu menjadi renungan yang menyejarah bahkan di tiga Agama Samawi (Islam, Kristen dan Yahudi) sekaligus. Patut kita renungkan bahwa hal-hal yang memuaskan nafsu dan mendorong kesenangan serta kebahagian kita, kerap berdampak petaka bagi yang lainnya. Andaikan saja kala itu ismail menolak untuk di jadikan persembangan, maka dampak seperti apa yang akan diterima Ibrahim. Mungkin saja Ibrahim tidak akan lagi menjadi seorang Nabi saat itu pula dan dilupakan sejarah.

Bercermin dari kisah Ibrahim, dan perayaan Idul Adha tahun ini, hendaknya mendorong umat muslim untuk berfikir dan merenungkan kembali segala aktivitasnya secara matang. Covid-19 bukan semata tahayul atau konspirasi, melainkan telah menjadi realita yang telah menelan korban yang begitu banyak. Idul Adha hendaknya tidak disambut dengan riang gembira yang agaknya terkesan ceroboh. Memaksakan untuk bertemu sanak keluarga, tanpa memperhitungkan keselamatan misalnya menjadi praktek dari sikap menyambut Idul Adha dengan ceroboh.

Perayaan Idul Adha tahun ini, mestinya mampu jadi renungan yang berdimensi sosio-spritualis. Khidmatnya perayaan Idul Adha ini berkesinambungan dengan perhatian pada pandemi yang belum kunjung mereda. Menahan segala potensi yang didorong keinginan-keinginan ego yang personalistik. Kurban tahun ini ialah menundukan kesenangan dan kebahagian yang dapat membawa malapetaka bagi lingkungan disekitarnya.

Idul Adha tahun ini merupakan tugas merenungi setiap praktek-praktek abai dan sombong kita. Covid-19 tidak akan selesai bila kita hanya berpangku tangan pada pemerintahan semata. Perlu kerjasa dari segenap elemen masyarakat untuk terus berhati-hari dan saling menumbuhkan sikap peduli pada pandemi ini.

Mengikhlaskan setiap kekurangan dari kebijakan pemerintah, bukan dalam sikap pasrah tetapi, penuh perhatian yang totalitas serta sikap tawakal kepada Allah SWT. Terus menjaga kebiasaan bersih, melindungi diri serta menerapkan protokol kesehatan secara tertib, merupakan praktek yang totalitas bagi setiap muslim dalam mengamalkan sikap ikhlas ini.

Umat muslim harus bercermin pada bentuk pengorbanan Nabi Ibrahim as, serta keikhlasan Nabi Ismail as, dalam merayakan Idul Adha ditengah pandemi saat ini. Melaksakan setiap arahan dari pemerintah secara proporsional serta menahan kebiasaan-kebiasaan yang hanya diperuntukan untuk memenuhi kesenangan personal menjadi langkah khidmat dari pelaksanaan Idul Adha tahun 1441 H ini,

Wallahu ‘Alamu Bishowab

Ihsan Nursidik
Ihsan Nursidik
Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Ketua Bidang Riset Pengembangan Keilmuan DPD IMM Jawa Barat
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.