Minggu, April 27, 2025

Reifikasi dalam Candu Mobile Legends

Atif Maulana
Atif Maulana
Nama =Ahmad Atif Maulana Status =mahasiswa ushuluddin UINSA
- Advertisement -

Mobile Legends bukan sekadar permainan, melainkan fenomena yang telah merasuk ke dalam kehidupan banyak orang. Sejak dirilis, game ini berhasil menarik jutaan pemain yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk bertanding, meningkatkan ranking, dan mengoleksi berbagai skin eksklusif. Popularitasnya tidak hanya menciptakan ekosistem kompetitif, tetapi juga fenomena kecanduan yang sulit dihindari.

Bagi sebagian pemain, Mobile Legends lebih dari sekadar hiburan. Ada yang rela begadang demi push rank, menghabiskan uang untuk membeli item digital, bahkan mengabaikan aktivitas penting di dunia nyata. Permainan yang awalnya hanya alat rekreasi berubah menjadi kebutuhan psikologis yang menguasai kesadaran. Pertanyaannya, bagaimana ini bisa terjadi? Mengapa Mobile Legends menjadi begitu dominan dalam kehidupan penggunanya?

Konsep reifikasi dalam filsafat bisa membantu menjawab pertanyaan ini. Reifikasi adalah proses ketika sesuatu yang awalnya hanya buatan manusia justru mengambil alih dan mengendalikan manusia itu sendiri. Dalam konteks Mobile Legends, dunia virtual yang diciptakan dalam game bukan lagi sekadar permainan, tetapi menjadi realitas alternatif yang menentukan harga diri, status sosial, dan bahkan makna hidup pemainnya.

Artikel ini akan mengulas bagaimana reifikasi terjadi dalam kecanduan Mobile Legends. Dari sistem permainan yang dirancang untuk membentuk keterikatan, ilusi pencapaian yang ditanamkan melalui ranking dan reward, hingga bagaimana dunia virtual ini perlahan menggantikan realitas sebenarnya. Pada akhirnya, refleksi ini diharapkan dapat membantu kita memahami batas antara hiburan dan ketergantungan, serta bagaimana cara mengelola waktu bermain agar tidak terjebak dalam ilusi yang diciptakan oleh dunia digital

Reifikasi adalah konsep dalam filsafat, terutama dalam pemikiran Karl Marx dan Georg Lukács, yang menggambarkan bagaimana sesuatu yang awalnya hanya buatan manusia justru dianggap sebagai sesuatu yang nyata dan berkuasa atas manusia itu sendiri. Dalam dunia digital, hal ini terjadi ketika teknologi, media sosial, atau game online mulai mengendalikan cara berpikir dan bertindak seseorang.

Dalam konteks Mobile Legends, reifikasi terlihat ketika game bukan lagi sekadar alat hiburan, tetapi menjadi bagian penting dalam kehidupan pemain. Ranking, skin, dan kemenangan dalam game seolah memiliki makna lebih besar daripada aktivitas di dunia nyata. Banyak pemain yang merasa harus terus bermain demi mempertahankan statusnya, bahkan mengorbankan waktu, tenaga, dan uang. Mobile Legends, yang seharusnya hanya permainan, berubah menjadi realitas yang mendominasi kesadaran dan mengendalikan perilaku penggunanya.

Mobile Legends dirancang dengan berbagai mekanisme yang membuat pemain terus kembali dan sulit berhenti. Salah satu faktor utama adalah sistem ranking yang menciptakan persaingan ketat. Pemain merasa harus terus bermain agar tidak kehilangan peringkatnya atau kalah bersaing dengan teman-temannya. Tekanan sosial ini semakin kuat ketika komunitas di sekitar juga menilai seseorang berdasarkan pencapaiannya dalam game.

Selain itu, Mobile Legends memanfaatkan sistem reward untuk membentuk kebiasaan bermain. Setiap kemenangan memberikan hadiah berupa battle points, fragment, atau skin gratis yang memberikan rasa pencapaian. Pemain terdorong untuk terus bermain demi mendapatkan lebih banyak hadiah, menciptakan perasaan puas yang mirip dengan pencapaian di dunia nyata.

Atif Maulana
Atif Maulana
Nama =Ahmad Atif Maulana Status =mahasiswa ushuluddin UINSA
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.