Tulisan ini hadir semata-mata untuk menggugah kita semua dari berbagai kalangan untuk sejenak “melihat realita” terhadap keadaan para petani pada saat ini sehingga “negeri agraris” yang terhampar luas dari kota Sabang hingga kota Merauke dari Pulau Miangas sampai Pulau Rote.
Kita patut mengingat sebuah andagium lama yang mengatakan “petani adalah tiang punggung negara” yang menjamin ketersediaan pangan sebuah negara. Mari sejenak melihat tantangan dan harapan petani “masa kini” yang oleh penulis terangkum dalam 7 poin utama sebagai berikut:
1. Ketersediaan Bibit Unggul dan Pupuk Dengan Harga Proporsional
Hal ini diletakkan penulis dalam “daftar puncak piramida” karena berawal dari ketersediaan bibit unggul dan Pupuk dengan harga yang proporsional tentunya petani akan dapat memutar “pundi-pundi” finansialnya guna mempersiapkan segala sesuatunya saat menghadapi masa persemaian bibit hingga panen, penulis sangat yakin dan percaya bahwa petani akan dapat memperoleh hasil panen yang baik berawal dari penggunaan bibit varietas unggul, karena disamping tidak mudah terserang hama penyakit tetapi juga akhirnya jika dipupuk dengan teratur hasilnya akan baik, hal itu akan tercapai jika harga bibit varietas unggul dan pupuk berada di taraf proporsional, dalam arti dapat dijangkau oleh petani.
2. Perubahan Iklim
Hal ini tentunya akan tersampaikan dengan baik jika petani mendapatkan informasi yang valid akan iklim yang sedang berubah, perlu dipertimbangkan dengan matang oleh stakeholder terkait mulai Kementerian Pertanian untuk misalnya memiliki kerja sama berkelanjutan dengan BMKG secara simultan sehingga petani tahu apa yang harus dilakukan saat perubahan iklim terjadi.
3. Hama Penganggu
Hal ini sangat penting dimiliki petani “masa kini” karena tentunya dengan pengetahuan yang baik tentang hal ini hasil panen dapat maksimal, hal ini perlu terjalin komunikasi yang erat antara penyuluh pertanian dengan Gabungan Kelompok Tani sebagai end user dapat menjadi ujung tombak lumbung pangan dari tingkat bawah hingga nasional.
4. Rantai Distribusi
Hal ini sangat penting untuk sejenak kita semua renungkan semakin panjang rantai distribusi hasil pertanian makan akan semakin membutuhkan “cost” yang tidak sedikit sehingga akhirnya petani saat panen tiba harga komoditas mereka jauh berada dibawah biaya produksi mereka, tentu hal ini tidak akan terjadi saat semakin pendeknya rantai distribusi hingga akhirnya sampai ke tangan konsumen.
5. Alih Teknologi
Kesadaran ini penting dimiliki karena era teknologi sudah “menyentuh” berbagai segi kehidupan tidak terkecuali termasuk sektor pertanian, diperlukan pendampingan yang berkelanjutan agar petani dapat memanfaatkan misalnya adanya alat-alat yang terkini saat proses pengolahan lahan petani, sehingga akan tercipta kemandirian dari petani dalam segi pemanfaatan teknologi mutakhir yang terkait pertanian.
6. Regenerasi Petani
Segmen ini menurut penulis sangat signifikan untuk dicarikan solusi terbaiknya sehingga ketika para petani “generasi sepuh” sudah tidak mampu mengelola sawah “tongkat estafet” sebagai petani dapat dilanjutkan generasi yang lebih muda, perlu adanya terobosan program yang tuangkan dalam bentuk undang-undang khusus membahas regenerasi petani sehingga ada road map yang jelas terkait regenerasi petani.
7. Payung Hukum
Hal ini penting meskipun misalnya sudah terdapat aturan tentang hal ini, kita semua perlu merenung bagaimana jika lahan persawahan terus menyempit karena pertumbuhan penduduk dan modernisasi?
Maka sangat penting untuk memikirkan sebuah” norma baru” bernama aturan dimana setiap daerah di wajibkan untuk memiliki luas area persawahan berapa ribu hektare agar terjadi arus modernisasi area persawahan tetap eksis sehingga produksi pangan tidak terganggu pada akhirnya tercipta harga pangan yang stabil.
Sejahtera Petani, Sejahtera negeri