Saat Ia digantung pada kayu salip sekitar 2.000 tahun yang lalu. Ia berseru dengan suara nyaring, Sudah selesai ! Segala sesuatu yang anda dan saya perlu untuk berkuasa dalam hidup kita sudah dicapai Yesus di kayu salib demi kita. Itulah sebabnya mengapa kita menyebut apa yang Yesus lakukan dikayu salib “ Karya-Nya yang Sempurna !” Ia menyelesaikannya. Ia melengkapinya. Itu sudah diselesaikan !(DTR, hal.5).
Memang benar bahwa segala berkat kita datangnya dari Tuhan dan itu merupakan kasih karunia, tetapi pesan salib yang utama adalah untuk keselamatan itu sendiri, bukan untuk hal praktis dalam kehidupan orang percaya. Keselamatan tidak ada kontribusi manusia, sedangkan mencapai keberhasilan, dan berkat-berkat-Nya kita harus beriman dan bekerja. Sudah selesai itu berbicara esensi yaitu keselamatan, dosamu sudah dibayar lunas.
2.Kasih karunia bukan pribadi. Kasih karunia adalah bagian dari sifat Allah, bukan pribadi atau Tuhan Yesus sendiri. Tuhan Yesus bisa dikatakan wujud atau ungkapan dari kasih karunia Allah untuk menebus dosa manusia. Ciri-ciri dari pribadi diantaranya memiliki pengetahuan,perasaan, bisa berbicara atau berkomunikasi, kasih karunia tidak bisa seperti itu.Alkitab tidak pernah sama sekali menunjukkan secara tertulis atau pun tidak tertulis bahwa kasih karunia itu pribadi. Alkitab tidak pernah mengajarkan untuk menyembah, memuji dan meninggikan kasih karunia. Kalau mempercayai kasih karunia untuk keselamatan dan hidup di dalam kasih karunia itu semua tidak terlepas sebagai kasih karunia Allah Tritunggal. Allah Tritunggal-lah sebagai pribadi yang kita sembah dan percayai yang memberikan kasih karunia-Nya kepada setiap orang yang percaya kepadanya.
3.Kasih karunia itu dimulai ketika Kristus datang ke dunia.Ketika Kristus datang ke dalam dunia dan mengajarkan kebenaran, sesungguhnya Tuhan sudah memberikan kasih karunia keselamatan. Siapa yang percaya kepada-Nya mereka akan diselamatkan, mereka diselamatkan bukan karena perbuatan baik mereka tetapi karena mereka percaya. Dia berkuasa mengampuni dosa (Mrk 2:10). Karena imannya orang lumpuh diampuni dosanya (Mat_9:2). Karena imannya salah satu penjahat yang disalib bersama Yesus diselamatkan (Luk 23:43). Semua terjadi sebelum peristiwa salib.Salib sendiri merupakan peristiwa demonstrasi kasih Allah kepada manusia, bahwa Anak Domba harus mati menumpahkan darah-Nya bagi penebusan dosa manusia. Pada saat Tuhan Yesus disalib maka penggenapan Perjanjian Lama terjadi. Segala bentuk ritual, kehidupan agamawi dan masa hukum Taurat diganti dengan era baru dengan zaman kasih karunia. Melalui salib, Tuhan menyelesaikan pekerjaan-Nya di bumi dan memproklamirkan kemenangan Kristus atas dosa dan kuasa iblis.
4. Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah Firman Tuhan.Alkitab menyatakan dengan jelas di dalam 2 Timotius 3:15-16 “ Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”. Bahwa semua yang tertulis di dalam Kitab Suci merupakan ilham Allah, sehinga mulai dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru adalah Firman Allah. Memisahkan Firman Tuhan dengan Firman Kristus, menunjukkan ketidak- pahaman tentang Firman Tuhan dan suatu bentuk penyimpangan. Memang benar bahwa seluruh isi Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu harus dilihat dalam terang kasih karunia Kristus, namun bahwa semua yang kita lakukan tidak menyelamatkan kita, karena kita diselamatkan oleh anugerah Allah. Bahwa hidup kita harus terus di dalam kasih karunia Allah, yaitu di dalam terang Firman Allah.
5.Baik tidak selalu enak dan nyaman.Berpikir positif baik, tetapi yang tidak baik bukan berarti tidak positif. Berpikir bahwa Allah itu baik maka yang keluar dari yang baik itu tidak selalu yang enak. Orang minum jamu, disuntik, menjalankan segala bentuk terapi, dididik, dilatih itu semua tidak enak, tetapi itu semua positif dan baik karena menghasilkan sesuatu yang baik.Begitu juga yang terjadi dalam karya kasih karunia Kristus, begitu juga yang terjadi bagi orang percaya dalam mengikut Kristus. Menjalankan Firman Tuhan itu tidak selalu enak, memberitakan Firman Tuhan itu tidak selalu enak, menjadi orang Kristen itu tidak selalu enak. Murid-murid Tuhan Yesus banyak yang harus jadi martir.
Tuhan juga mengijinkan pencobaan-pencobaan supaya kita tahan uji, iman kita menjadi murni, dan lain-lain. Yak 1:12 “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia”.
Mengikut Kristus bukan enak tidak enak, tetapi apakah semuanya sesuai dengan kehendak-Nya, sesuai dengan kasih karunia-Nya. Matius 16:24 Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
RADICAL GRACE BUKAN CALVINIS DAN SEBALIKNYA. Ada kecenderungan menghubungkan ajaran “Radical Grace” dengan pemahaman Calvinis. Perlu digaris-bawahi bahwa dua ajaran ini sangat berbeda, tidak sama dan tidak berhubungan. Pemikiran dasar yang melatar belakangi, metode penafsiran, melihat Alkitab dan teologi yang dibangun juga sangat berbeda. Jadi “Radical Grace” bukan bagian dari Calvinis demikian juga sebaliknya.