3.Kasih karunia itu dimulai dari ketika Tuhan Yesus disalib.Bagi kaum “radical grace“ kasih karunia itu dimulai dari ketika Tuhan Yesus di salib,” Mereka tidak menyadari bahkan beberapa perkataan yang Yesus ucapkan dalam keempat Injil adalah bagian dari Perjanjian Lama. Semua itu diucapkan sebelum salib. Perjanjian Baru dimulai baru setelah salib, saat Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta ( DTR, hal.90).”
4. Iman tidak timbul hanya dari mendengarkan Firman Tuhan.Mengenai iman timbul dari mendengarkan Firman Tuhan, Radikal Grace meyakini bahwa,” Iman tidak timbul hanya dari mendengarkan Firman Tuhan karena Firman Tuhan akan meliputi segala sesuatu dalam Alkitab, termasuk hukum Taurat Musa.
Tidak ada pemberian iman saat anda mendengarkan Sepuluh Perintah Allah diberitakan. Iman timbul hanya dari mendengarkan Firman Kristus. Ini tidak berarti bahwa anda seharusnya hanya mendengarkan khotbah dari bagian-bagian Alkitab anda yang ditulis dengan huruf berwarna merah, yang menandakan bahwa Yesuslah yang mengucapkannya.Lagi pula, menuliskan apa yang Yesus ucapkan dalam Alkitab dengan huruf merah hanyalah kebiasaan manusia. Mendengarkan Firman Kristus adalah mendengarkan pemberitaan dan pengajaran yang telah disaring melalui Perjanjian Baru kasih karunia dan karya Yesus yang sempurna (DTR, hal. 73).”
5.Segala sesuatu harus baik. Allah itu baik, maka segala sesuatu yang berasal dari-Nya tidak ada kesan yang tidak baik,“ Salah satu ajaran paling jahat yang pernah saya dengar adalah bahwa Tuhan akan mendidik anak-anak-Nya dengan menggunakan penyakit, wabah, kecelakaan, dan tragedy (DTR, hal.60-61)”; “Marilah kita mulai mengharapkan yang baik dari Tuhan. Tolaklah apa pun yang bahkan secara halus mengesankan bahwa Tuhan marah kepada Anda, dan akan mendisiplinkan anda dengan penyakit dan kecelakaan jika anda gagal! (DTR, hal.67)”.
B.Pembahasan “Radical Grace” adalah “Hyper Grace.”Apa yang diajarkan oleh “radical grace” adalah “hyper grace,” dianggap sebagai “hiper grace” karena ajaran kasih karunia yang radikal ini melampaui, melebihi, bahkan bertentangan dengan apa yang dikatakan dan diajarkan Alkitab. Berikut ini beberapa pengoreksian dari ketidakbenaran dari apa yang diajarkan oleh “radical grace “ :
1.”Radikal grace” mencampur – adukan antara keselamatan dan hidup dalam keselamatan.Secara esensi ada perbedaan antara keselamatan dan hidup di dalam keselamatan. Di dalam Efesus 2:8 dikatakan,” Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, kemudian Filipi 2:12 : “ Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, ……..” Kejatuhan Adam dan Hawa dalam dosa, membuat manusia dengan dirinya sendiri, upayanya sendiri tidak bisa selamat, hanya oleh anugerah yang diberikan Allah melalui kematian Kristus di kayu salib maka manusia bisa selamat.Manusia yang berdosa ditebus dan dibenarkan, hal ini biasa disebut proses pembenaran (Justification).Pada saat inilah orang yang ditebus dari dosa itu memiliki status sebagai orang yang dibenarkan atau orang percaya.
Status ini memang bersifat ditebus dan dibenarkan dari dosa keturunan, masa lalu, masa sekarang dan akan datang. Namun, memiliki status sebagai orang yang dibenarkan bukan berarti kehilangan kebebasan pribadi sebagai manusia yang bertanggung-jawab. Setelah melalui proses ”justification” orang percaya pada saat yang sama dan ke depannya, menjalani proses pemurnian atau pengukudusan (sanctification). Proses ini terjadi di dalam kehidupan orang percaya atau hidup di dalam keselamatan. Sebagai gambar dan rupa Allah orang percaya terus disempurnakan dan dimurnikan semakin lama-semakin memiliki sifat dan karakter seperti Kristus.Pada proses pengudusan di dalam mengerjakan keselamatan ini, orang percaya melibatkan tanggungjawabnya sebagai manusia yang memiliki kehendak bebas.
DI DALAM KESELAMATAN : Di sinilah peran kasih karunia itu berbeda. Kalau di dalam keselamatan kasih karunia diberikan bukan karena perbuatan baik manusia.DI DALAM KEHIDUPAN KESELAMATAN : orang percaya terus meminta kasih karunia Allah agar tetap hidup sebagai orang percaya. Bukan lagi untuk menebus dosa keturunan, tetapi bagaimana terus hidup dalam kasih karunia keselamatan.
Hidup sebagai umat Allah terjadi proses interaksi,komunikasi, dan persekutuan lewat kehadiran Allah dalam hidup orang percaya yaitu melalui ibadah, mendengarkan Firman Tuhan, dan relasi pribadi dengan Allah melalui doa-doa pribadi. Di dalam hubungan inilah dengan sikap hormat dan takut dalam iman percaya kepada Tuhan, Allah melalui Roh Kudus bekerja dalam kehidupan orang percaya.
Pekerjaan Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya meliputi : Memimpin ke dalam seluruh kebenaran (Yoh.16:13). Membawa ke dalam seluruh kebenaran bukan berarti hanya mengingatkan bahwa orang percaya secara status sudah benar, sehingga secara otomatis tanpa minta ampun sudah benar, tetapi termasuk di dalamnya mengingatkan kalau kita tanpa sadar atau dengan kesadaran telah berbuat dosa. Roh Kudus bekerja di dalam diri orang percaya. Secara menyeluruh di dalam hubungan Allah dengan orang percaya dalam kehidupan keselamatan sebagai proses pengudusan, karya Roh Kudus dan tanggung jawab orang percaya meliputi antara lain : Penolong yang menyertai (Yohanes 14:16), berdiam di dalam hati orang percaya (Roma 8:9; 1 Korintus 6:19, 2; 12:13), mengingatkan manusia kepada semua yang Yesus pernah katakan dan ajarkan (Yohanes 15:26; 1 Korintus 12:3) dan masih banyak lagi lainnya.Pada prinsipnya, ketiga Pribadi Tritunggal (Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus) akan bekerja bagaimana orang percaya hidup sesuai dengan kehendak-Nya, termasuk di dalamnya menegur, menasehati, mengajar, bahkan kadangkala mengijinkan masalah terjadi supaya kita percaya dan kembali kepada Allah.
Sedangkan tanggung-jawab orang percaya adalah meresponi kasih karunia Allah di dalam keselamatan dengan melakukan apa yang manusia bisa lakukan. Di seluruh Alkitab di dalam PL dan PB kita menemukan kata dan kalimat yang berisi larangan, ajuran, teguran, nasehat, peringatan dan lain-lain yang menunjukkan supaya kita menjalani dan melakukan segala sesuatu di dalam hidup ini sebagai orang percaya. Bahkan di dalam kebebasannya orang percaya juga bisa hidup menurut kedagingan, melawan Allah dan menghujat Roh Kudus.Pada prinsipnya di dalam kehidupan menjalankan keselamatan sebagai proses pemurnian, kita terus meminta kasih karunia Allah agar tetap ada di dalam kehendak-Nya, dengan diberi kekuatan dan hikmat Allah dalam menjalankan Firman Tuhan.Hal lain yang perlu dipahami dari ajaran “radical grace” sebagai ‘hyper grace” adalah meskipun memang kasih karunia keselamatan berdampak pada kehidupan orang percaya, namun tidak pada tempatnya menyeret pesan Alkitab tidak sesuai dengan konteks dan tujuannya.
Hal ini menimbulkan kebingunan dan tidak utuh, bahkan kesalahan fatal. “Radical grace” mengajarkan Tuhan ingin kita berhenti berusaha mengupayakan keberhasilan, dan mulai menerima kemurahan berkat-berkat dan kesembuhan yang Yesus capai di kayu salib