Selasa, April 23, 2024

Pilgub Jabar: Prabowo Mengadu Langkah Jokowi

Fadhlan Aldhifan
Fadhlan Aldhifan
Mahasiswa Pascasarjana Biasa

Memasuki tahun 2018 yang telah berjalan sekitar tiga bulan, tentu kita memasuki masa-masa tahun politik yang mulai intens. Pilkada 2018 telah memasuki tahapan kampanye. Selain itu perlu diketahui bahwa proses Pemilihan Presiden 2019 sudah akan dimulai sekitar 5 bulan lagi.

Rasanya, publik tidak meragukan bahwa Joko Widodo akan kembali maju untuk bersaing mempertahankan posisinya saat ini. Namun yang menjadi sebuah pertanyaan bagi publik, tentunya mengenai sosok yang akan mendampinginya bertarung atau bahkan bekerja dengannya selama lima tahun ke depan.

Setelah polemik boleh tidaknya Jusuf Kalla (JK) kembali mendampingi Jokowi sebagai calon wakil presiden di Pemilihan Presiden 2019, berakhir dengan keputusan dari KPU. Sesuai peraturan Undang-Undang Pemilu, setelah dua kali menjabat sebagai wakil presiden, JK tidak bisa lagi mencalonkan diri sebagai wapres.

Selanjutnya spekulasi yang bermunculan mengerucut pada beberapa kriteria, diantaranya sosok islamis dari kalangan santri atau sosok nasionalis dengan latar belakang militer. Keduanya dianggap dapat melengkapi sosok Jokowi dengan background bisnis dan nasionalis yang kerap alpa baik dalam aspek militer maupun religius.

Membicarakan hal tersebut tentunya sulit bagi kita untuk tidak menyertakan sosok Prabowo Subianto sebagai salah satu tokoh besar yang berpengalaman dalam ajang pilpres. Bukan tak mungkin Pilpres 2019 mendatang akan menjadi laga ketiganya dalam memperebutkan posisi penting di negeri ini.

Namun kita tidak sedang berspekulasi bahwa Prabowo akan maju menjadi pendamping Jokowi, melainkan bagaimana manuver politik Partai Gerindra dalam rangka persiapannya menuju gelaran akbar tersebut. Sebagaimana diperkirakan oleh banyak pakar politik bahwa Pilkada 2018 merupakan pijakan awal dan krusial dalam memasuki Pilpres 2019.

Salah satu provinsi yang akan menggelar momen penting tersebut adalah Jawa Barat. Jabar merupakan provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak se-Indonesia, sehingga memiliki peran penting bagi percaturan politik nasional.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah melakukan pemuktahiran Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2018. Ketua KPU Jawa Barat Yayat Hidayat mengatakan berdasarkan data dari Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) jumlah pemilih yang harus diverifikasi tersebut sebanyak 32,5 juta atau lebih tepatnya 32.809.057 orang yang berarti sama dengan sekurangnya 18 persen suara nasional.

Direktur Eksekutif SMRC Djayadi Hanan Djayadi menuturkan siapapun yang bakal menang di Jawa Barat bakal punya modal yang lebih kuat di Pilpres 2019, bergantung bagaimana suara keberpihakan gubernur terpilih nantinya. Setelahnya tinggal bagaimana masing-masing koalisi beradu kepandaian dalam mengkalkulasi berbagai peluang-peluang tersebut.

Prabowo dengan Partai Gerindra bersama “kawan lama”-nya yakni PKS dan PAN sudah mantap untuk bereuni dalam mengarungi kontentasi di Jawa Barat ini. Koalisi ini kompak mengusung Mayjen (Purn) Sudrajat, kader Gerindra, selaku calon gubernur dan Ahmad Syaikhu, kader PKS.

Pasangan ini merupakan perpaduan antara Militer dan Islamis, sebuah komposisi yang kemungkinan besar akan dipilih Prabowo Subianto untuk bertarung di Pilpres 2019 mendatang. Mengingat Prabowo memang memiliki latar militer dan memahami bahwa pemilih di Indonesia sedang membutuhkan sosok pemimpin yang religius.

Langkah itu tentunya bukan tanpa pertimbangan yang matang. Koalisi ini, khususnya Gerindra, tidah hanya mempersiapkan Jawa Barat sebagai basis pemenangan Pilpres 2019 dengan berjuang memenangkan Pilgub Jawa Barat.

Dibalik itu, mereka mulai mencoba bereksperimen memadukan unsur militer dengan Islam di provinsi yang benar-benar bisa dianggap mewakili Indonesia secara keseluruhan yakni Jawa Barat. Menyambung terhadap apa yang telah disampaikan sebelumnya bahwa Jawa Barat juga merupakan wilayah yang sangat plural dan dapat merepresentasikan pemilih di Indonesia.

Ketika Jokowi masih bingung dalam tahap menggodok nama-nama yang akan menjadi pendampingnya, Prabowo justru telah selangkah lebih maju dengan strategi manuver politiknya di Jawa Barat. Bukan tidak mungkin jika koalisi ini sukses di Jawa Barat akan dijadikan landasan demi memantapkan langkah Prabowo Subianto dalam menggandeng tokoh islamis menuju Pilpres 2019.

Sekalipun hingga kini Partai Gerindra masih belum mengumumkan Prabowo sebagai bakal calon presiden secara resmi, namun kebijakan Pilkada Jawa Barat yang telah diambil Gerindra patut diacungi jempol. Tinggal kemudian bagaimana mesin-mesin partai pengusung dapat maksimal dalam mendongkrak elektabilitas pasangan calon yang diusungnya tersebut.

Fadhlan Aldhifan
Fadhlan Aldhifan
Mahasiswa Pascasarjana Biasa
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.