Kamis, Maret 28, 2024

Pertumbuhan Ekonomi VS Harmoni Ekologi Dari Film Sexy Killers

Febrian Al Rasyid Subagja
Febrian Al Rasyid Subagja
Mahasiswa S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Singaperbangsa Karawang.

Sexy Killers adalah film dokumenter yang disutradarai oleh Dandhy Laksono, film ini diunggah di Youtube pada masa tenang pemilu 2019, dan yang akhirnya ramai diperbincangkan di sosial media karena membahas sisi gelap dari kedua pasangan capres dan cawapres, dan keterlibatan mereka akan kerusakan dan ancaman ekologi.

Banyak yang akhirnya bingung menentukan pilihan karena beranggapan bahwa pada akhirnya siapapun yang menjadi presiden lingkungan dan kesehatan masyarakat akan tetap terancam karena keegoisan mereka, tetapi menentukan pilihan dari satu perspektif saja bukanlah keputusan yang bijak.

Sexy Killers bukan lah film pertama yang diproduksi oleh WatchdoC Documentary sebelumnya ada Samin vs Semen (2015), Kala Benoa (2015), The Mahuzes (2015), Asimetris (2018) dan masih banyak film lainnya. Dan yang terakhir adalah Sexy Killers(2019).

Film ini menjelaskan tentang hubungan erat antara pertumbuhan ekonomi dengan harmoni ekologi, menceritakan bagaimana dampak besar pertambangan batu bara dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap terhadap masyarakat dan lingkungan, tetapi film ini hanya menampilkan sudut pandang dari pertumbuhan ekonomi yang berdampak pada rusaknya ekologi, melihat bagaimana PLTU menyengsarakan rakyat kecil disekitar kawasan PLTU tersebut seperti kekurangan air bersih, lalu polusi yang menyebabkan infeksi saluran pernafasan, dan bahkan kematian anak-anak yang tenggelam di galian tambang yang tak kunjung direklamasi.

Pertumbuhan ekonomi memang akan berdampak pada kerusakan ekologis, seperti contoh Cina sebagai salah satu raksasa ekonomi di dunia. Pertumbuhan ekonomi Cina yang tinggi, PDB (Produk Domestik Bruto) yang terus tumbuh setiap tahun yang akhirnya menyebabkan polusi dan membuat Cina mengalami krisis ekologi, dan menyebabkan menurunya kualitas lingkungan dan kesehatan masyarakat Cina.

Menurut Prof. Yuval Noah Harari “Nama riil dari ekonomi modern adalah runtuhnya ekologi. Baik kemajuan sains dan pertumbuhan ekonomi terjadi dalam biosfer yang rapuh, dan begitu keduanya mendapatkan tenaga, gelombang kejut akan mendestabilkan ekologi.”

Lantas apakah kita harus memperlambat laju pertumbuhan ekonomi untuk menghindari ancaman ekologi? Tidak juga, jelas pemerintah dan Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Panjaitan akan menolak hal tersebut.

Hidup orang miskin akan membaik jika ekonomi tumbuh, karena itu pemerintah tak mungkin mendukung langkah-langkah untuk memperlambat pertumbuhan ekonomi walaupun untuk menghindari ancaman ekologi di masa depan.

Menjaga dan melindungi lingkungan memang ide yang sangat bagus, tetapi rakyat kecil yang juga butuh pertumbuhan ekonomi pun bisa jadi lebih khawatir dompet mereka dibanding urusan melelehnya es di kutub utara atau masalah ekologi lainya.

Pertumbuhan ekonomi dibutuhkan untuk memberikan standar hidup yang sama kepada masyarakat, tapi menjaga dan merawat lingkungan sangatlah penting, karena jika pada akhirnya pertumbuhan ekonomi menghancurkan ekosistem yang ada itu juga akan menyebabkan kehancuran ekonomi, kekacauan politik dan bencana alam.

Kita juga tidak bisa terus-terus menggenjot pertumbuhan ekonomi lalu mengandalkan sains untuk menemukan solusi dari ancaman ekologi, kita yang menikmati pertumbuhan ekonomi sebagai individu harusnya juga sadar akan ancaman yang ada, bisa dengan menghemat pemakaian energi/listrik, melindungi dan merawat lingkungan hidup.

Febrian Al Rasyid Subagja
Febrian Al Rasyid Subagja
Mahasiswa S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Singaperbangsa Karawang.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.