Sabtu, April 20, 2024

Persaingan Baru Industri K-Pop di Metaverse

Edi Prabawa
Edi Prabawa
Art and Culture Enthusiast

Metaverse dapat diartikan sebagai ruang virtual 3D yang dihuni oleh avatar dari pengguna sungguhan yang berfungsi untuk menggantikan kegiatan sehari-hari manusia di dunia virtual tersebut.

Seperti tujuan awalnya, hadirnya konsep metaverse ini akhirnya memberikan banyak perubahan pula di berbagai sektor kehidupan. Salah satunya adalah dunia hiburan, seperti yang disampaikan oleh Mark Zuckerberg dalam pidatonya mengenai metaverse di akun youtube resmi Meta, bahwasanya hal ini akan mengubah pola industri hiburan menjadi lebih fleksibel di ruang virtual.

Salah satu industri hiburan yang mulai merambah Metaverse adalah industri K-Pop. Sebagai salah satu industri hiburan besar yang telah menjangkau berbagai negara, K-pop juga terus mengalami perkembangan yang signifikan mengikuti trend yang ada secara global. Seperti bekerja sama dengan brand besar dunia, berkolaborasi dengan artis internasional, hingga kini beberapa aktor telah masuk ke konsep metaverse.

Salah satu yang telah telah mangambil langkah cepat adalah SM Entertainment. Melalui grup idola baru mereka Aespa, mereka mulai memperkenalkan konsep SM Culture Universe (SMCU). Konsep tersebut berbentuk suatu dunia virtual bernama Kwangya yang nantinya didalamnya akan terdapat artis-artis SM dengan ceritanya masing-masing. Konsep dari SM Entertainment ini sangat erat berkaitan dengan Metaverse, terlebih lagi grup Aespa sendiri juga memiliki konsep avatar virtual dari masing-masing membernya.

Untuk mendukung konsep SMCU tersebut SM Entertainment saat ini juga tengah mencanangkan adanya Music Nation SMTOWN Meta-Passport, yang pada januari 2022 ini telah dibuka pendaftarannya bagi fans artis-artis SM. Berdasarkan pernyatan pihak SM Entertainment, keanggotaan Meta-Passport ini digunakan untuk mengidentifikasi warga virtual Music Nation, yang nantinya akan menghubungkan dunia nyata dan dunia digital (Metaverse) melalui proses merekam dan memverifikasi semua informasi.

Selain itu SM Entertainment juga telah menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) untuk metaverse di markas KAIST di Daejeon. Nantinya SM Entertainment dan juga KAIST akan bekerjasama untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai K-pop dan Metaverse dan juga mereka berencana untuk meluncurkan proyek kolaborasi di bidang-bidang seperti konten hiburan, kecerdasan buatan, dan robot.

Selain SM Entertainment, salah satu pesaing utamanya yaitu HYBE, juga hadir untuk menjangkau Metaverse di dunia K-pop. Agensi HYBE saat ini tengah mendiskusikan adanya rencana untuk konsep BTS NFT (non-fungible token) dengan perusahaan Dunamu, yang bergerak di sektor mata uang kripto. NFT adalah mata uang digital yang bisa digunakan untuk membeli berbagai hal secara online. Konsepnya hampir sama dengan kripto, hanya saja NFT tidak bisa ditukarkan.

Kemudian HYBE, JYP dan YG juga telah bekerja sama dengan perusahaan Naver Z Corporation,  dengan produknya Zepeto, untuk pengembangan avatar virtual dari grup idol agensi mereka.

Sejak awal munculnya pandemi Covid-19, Industri hiburan terutama seni pertunjukan adalah salah satu sektor yang mengalami kerugian yang cukup tinggi. Pembatasan pengadaan berbagai event publik membuat industri ini semakin terpuruk. Salah satu titik terangnya adalah dengan memanfaatkan ruang virtual yang ada dengan semaksimal mungkin.

Sebagai contoh adalah maraknya konser online yang dilakukan di berbagai belahan dunia, selain itu pemanfaatan penggunaan layanan streaming juga menjadi salah satu alternatif lain. di Industri K-Pop sendiri telah muncul berbagai inovasi konten mulai dari platform Youtube, seperti halnya SM Entertainment dengan origin story SMCUnya, hingga ke layanan streaming online seperti Netflix dan Disney+ yang dilakukan YG Entertainment.

Masuknya Metaverse di Industri hiburan K-pop ini tentunya akan membuka jalan mereka untuk menemukan alternatif baru bagi pemasaran Industri mereka, Janji Metaverse untuk membuat ruang virtual terasa menjadi lebih nyata dan dekat menjadi salah satu keuntungan bagi Industri K-Pop apabila dilihat dari karakter penggemar K-pop yang selalu ingin merasa dekat dengan idolanya.

Selain hal tersebut, masuknya Metaverse di Industri K-pop ini juga akan menstimulasi agensi entertainment lain untuk ikut terjun pula agar dapat bersaing dengan mereka. Fenomena ini dapat membawa dampak positif untuk membawa industri K-pop menjadi lebih hidup.

Di satu sisi adanya Metaverse ini dapat menjadi suatu ruang untuk memunculkan metode baru dalam dunia hiburan. Akan tetapi disisi lain, resiko yang muncul juga tidak kalah besarnya. Baik bagi produsen maupun konsumennya, baik di Korea Selatan maupun di Indonesia yang notabene adalah salah satu negara yang menikmati industry K-pop yang cukup besar. Metaverse sendiri saat ini menjadi konsep yang belum sepenuhnya matang dan masih menimbulkan beberapa kritik, mulai dari implementasi dari konsep itu sendiri hingga potensi munculnya bentuk baru Kapitalisme yang akan kembali memberikan kesenjangan sosial dan ekonomi.

Bagi konsumennya sendiri adanya data-data identitas mereka yang rawan untuk disalahgunakan yang masih menjadi bayang-bayang bagi mereka. Untuk itu perlu adanya peningkatan awareness public dan juga pengawasan yang lebih ketat dari pihak yang berwenang untuk mendukung kemajuan teknologi ini.

Edi Prabawa
Edi Prabawa
Art and Culture Enthusiast
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.