Rabu, September 17, 2025

Pernikahan Menakutkan? Begini Kata Habib Ja’far

Muhammad Mulyaman
Muhammad Mulyaman
Alumni mahasiswa sarjana Hukum Keluarga, Penulis artikel keresahan sosial dibidang keluarga
- Advertisement -

Menikah adalah salah satu impian sebagian besar manusia. Namun, banyak dari mereka yang tidak berani melangkah jauh kesana, disebabkan ketakutan personal yang besar. Ketakutan yang timbul dari beberapa faktor, mulai dari kesiapan ekonomi, kesiapan mental dan trust issue akan hal-hal buruk yang terjadi pasca pernikahan.

Menikah seringkali dianggap sebagai hal yang menakutkan (Marriage is scary) pernyataan yang belakangan viral di masyarakat, sebuah stigma ketakutan untuk menikah, terutama bagi kalangan gen-z. Fenomena ini tercermin melalui video yang beredar di sosial media, tentang ketakutan akan hal buruk yang terjadi pasca pernikahan. Beredarnya konten pasangan yang hobi selingkuh, pasangan yang kerap-kali malas membantu pekerjaan rumah, keras kepala, KDRT, bahkan hingga mendapati mertua yang terkesan ikut mencampuri urusan rumah tangg semakin memperkuat ketakutan.

Dalam penyelesaiannya, tidak sedikit orang sudah membahas isu ini, salah satunya Habib Ja’far, pendakwah di sosial media. Dalam channel resminya, beliau menjelaskan tentang hal yang menyebabkan pernikahan menjadi menakutkan. Pernikahan menjadi menakutkan ketika niatnya disebabkan karena hal ini: Nikah Karena Nafsu Belaka. Pernikahan tidak bisa bertahan lama, jika hanya didasari pada nafsu belaka, nafsu dapat menyebabkan kehancuran pada rumah tangga, sesaat nafsu akan hilang dan cenderung mendorong manusia melakukan perbuatan negatif, bahkan dapat menghancurkan kehidupan manusia.

Padahal nafsu merupakan fitrah manusia yang dikaruniai Allah SWT, hal ini terdapat dalam surat Al-Imran ayat 14. Ayat diatas juga menjelaskan tentang manusia yang diberikan pandangan cinta dan kesenangan pada perempuan, anak-anak, harta benda yang bertimbun tak terhingga berupa emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang.Dalam mengimplementasikan ayat diatas tentang kesenangan dan cinta terhadap perempuan adalah pernikahan, hal ini menjadikan pernikahan sebagai ibadah sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW.

Namun, yang perlu digaris bawahi dalam setiap praktik ibadah umat islam adalah tidak akan berjalan mudah, akan selalu berbarengan dengan ujian dan cobaan yang tidak terlepas dari gangguan dan bisikan setan yang menjerumuskan manusia pada kemunkaran (Keburukan).Bisikan dan godaan setan dalam menjerumuskan manusia merupakan janji iblis kepada Allah agar manusia melanggar syariatnya.

Dalam hal rumah tangga perceraian adalah tujuan utamanya, pasalnya perceraian adalah perkara halal yang tidak disukai Allah SWT, sehingga mereka berlomba untuk menghasut manusia beriman yang sudah menikah untuk terjerumus pada perceraian, sebagaimana dengan Sabda Nabi SAW:

أبغض الحلال عند الله الطلاق

“Sesuatu yang (pada dasarnya) halal tetapi sangat dibenci (atau paling dibenci) Allah SWT adalah talak (perceraian).”

Perubahan sikap, perlakuan yang menyakitkan hingga perkataan yang kasar pasca pernikahan adalah bentuk nyata dari bisikan setan, stigma ini semakin memperkuat ketakutan generasi muda, terutama gen-z untuk melakukan pernikahan. Untuk menepis ketakutan tersebut, diperlukan konseling pernikahan pada ahlinya, membangun komunikasi yang baik antar pasangan dan kembali memantapkan niat yang baik, karena pernikahan bukanlah ibadah yang mudah.

Libatkan Allah dalam setiap pengambilan keputusan, minta perlindungan dalam segala hal agar tidak mudah terjerumus pada kesesatan. Hal ini yang mendasari kenapa pernikahan terkesan rumit dan mengerikan, pernikahan tidak hanya tentang kesenangan, didalamnya ada banyak ujian kesabaran dalam kehidupan.

- Advertisement -

Perbaiki Niat Untuk Menggembirakan Hati Rasulullah SawPernyataan yang diucapkan oleh Habib Soleh bin Ahmad Al Idrus kepada Habib Hanif Al Atos saat hendak melangsungkan pernikahan. Satu niat baik ini dapat mencakup niat-niat baik yang ditanamkan oleh kalangan Ulama Salaf, sejalan dengan sabdanya: “Menikahlah kalian, perbanyaklah jumlah kalian, jika jumlah kalian banyak, maka aku akan membanggakan kalian di depan umat-umat lainnya di hari kiamat”

Salah satu tujuan dari pernikahan adalah memperbanyak umat Nabi Muhammad Saw, niat baik ini dapat menggembirakan hati Rasulullah bahkan dapat rahmat kasih sayang Allah. Semakin dekat dengan atasan semakin banyak peluang kesuksesan, semakin dekat dengan tuhan semakin banyak kebahagiaan dan ketenangan.

Muhammad Mulyaman
Muhammad Mulyaman
Alumni mahasiswa sarjana Hukum Keluarga, Penulis artikel keresahan sosial dibidang keluarga
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.